Minggu, 01 September 2013

PENDAPAT MASYARAKAT MALANG TENTANG OLAH RAGA DAN PEMAINNYA

PENDAPAT MASYARAKAT MALANG TENTANG OLAH RAGA DAN PEMAINNYA
Pendahuluan
Olah raga di seluruh dunia memerlukan pendukung-pendukung dan orang yang siap untuk membantu dalam kompetisi lokal untuk memajukan dan memastikan olahragawan yang sudah berprestasi dapat terus dan menjadi atlet. Ada beberapa orang di Malang yang tidak bermain olah raga, tetapi masih terlibat. Misalnya kalau mereka menonton olah raga di televisi, stadion atau lapangan lokal, atau setiap minggu mengantar anaknya untuk bermain. Orang seperti ini menjadi bagian masyarakat yang membantu olah raga menjadi maju. Tanpa orang seperti ini, olah raga hanya akan termasuk pemain, dan kalau tidak ada orang yang mau menonton, olah raga tidak bisa menghasilkan uang atau fasilitas untuk maju. Oleh karena itu, bagian ini akan menggambarkan bagaimana pendapat masyarakat Malang tentang olah raga dan pemainnya.

MetodeData atau informasi yang diperoleh dijaring melelui angket peneliti, bertanya kepada orang secara langsung dan melakukan wawancara dengan beberapa orang. Responden tersebut termasuk mereka yang tidak tahu tentang olah raga di Malang sampai orang yang mengambil jurusan olah raga di universitas.

Pendapat Masyarakat Malang tentang Olah Raga dan Pemainnya

Pendapat masyarakat Malang tentang olah raga dan pemainnya tergantung pada orang spesifik dan kesukaannya terhadap olah raga. Orang yang terlibat dalam olah raga biasanya mempunyai pendapat tentang olah raga di Malang dan Indonesia yang lebih luas daripada orang yang tidak terlibat secara langsung dalam olah raga. Ada juga orang Malang yang tidak mempunyai pendapat tentang olah raga di Malang dan biasanya kalau mereka menonton, mereka hanya menonton satu tim yang paling disukai secara langsung atau menonton olah raga dari luar negeri di televisi. Waktu ditanya, mereka tidak mempunyai pendapat tentang olah raga di Malang, dan juga tidak tahu tentang keberhasilan tim Jawa Timur di PON XVI atau Indonesia di Olimpiade.

Mahasiswa yang mengikuti jurusan olah raga di universitas mempunyai banyak pikiran tentang olah raga di Malang dan pemainnya. Ada yang percaya bahwa olah raga di Malang sudah bagus dan cukup maju karena ada tim seperti Arema dan Persema. Akan tetapi, mereka berpendapat bahwa perkembangan olah raga di tingkat sekolah masih kurang. Selain itu, ada mahisiswa lain yang berpendapat bahwa olah raga di Malang kurang maju karena kurang mendapat dukungan dan fasilitas yang baik. Diantaranya ada yang berkata bahwa alasan kenapa Indonesia tidak mempunyai atlet elit adalah karena orang pada tingkat lokal, termasuk Malang, tidak memfokuskan pada satu olah raga saja. Mereka ikut olah raga yang populer pada waktu itu. Misalnya, kalau ada bulu tangkis di televisi, mereka akan bermain bulu tangkis di jalan. Itu sama untuk olah raga lain seperti sepak bola dan bola voli.

Wawancara dengan Guru Tenaga Pengajar

Waktu saya di kantor KONI Malang, ada seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kantor itu. Sebagai guru tenaga pengajar, dia terlibat dalam olah raga tetapi tidak secara langsung. Pikirannya mirip jawaban orang Malang yang percaya bahwa olah raga di Malang harus ada perhatian yang serious dari semua unsur baik masyarakat maupun pemerintah, jadi pikiran dia dapat mewakili bagian masyarakat tersebut. Dia mempunyai beberapa pendapat bahwa status olah raga baik, tetapi masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki atau diperhatian oleh pemerintah daerah untuk memajukan olah raga.

Guru tersebut mempunyai pendapat bahwa tidak cukup perhatian dalam olah raga dari pemerintah dan khususnya pemerintah daerah. Dia berkata kalau anak mempunyai prestasi di bidang olah raga, masih kurang perhatian pada masa depannya. Walaupun mereka pemain olah raga yang baik, menurut kebanyakan orang, masa depannya untuk bekerja, studi dan macam-macam karena mereka hidup tidak untuk bermain olah raga saja. Walaupun semua daerah mempunyai klub sepak bola, kebanyakan anak tidak mempunyai kesempatan untuk maju karena orang tuanya tidak mempunyai kemampuan untuk membawa anaknya ke tempat lain seperti klub yang lebih besar. Misalnya, kalau anak ingin berangkat ke stadion Gajayana, tergantung dengan orang tuanya. Anak-anak sendiri tidak bisa. Atau kalau orang sudah maju atau sudah profesional, masih tidak ada jaminan untuk masa depannya. Menurut guru itu, ada juga faktor ekonomi daerah. Dia berpikir bahwa sudah saatnya untuk lebih banyak perhatian walaupun masih ada banyak rintangan. Dia berpendapat bahwa publikasi juga masih kurang sekali. Kecuali mereka yang tinggal di kota sudah dapat fasilitas padahal mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di desa. Menurut dia, orangnya banyak yang terbatas. Walaupun guru tersebut sangat suka olah raga dan ingin berolah raga di Indonesia menjadi lebih bersaing, dia juga tahu tentang negara lain dan berpendapat bahwa Indonesia masih jauh sebelum mempunyai fasilitas dan perhatian yang cukup, terutama dari pemerintah.

Kebanyakan orang lain yang saya tanya di Malang tidak tahu terlalu banyak tentang olah raga di Malang. Teman saya yang ikut olah raga berkata bahwa hampir semua temannya tidak ikut bermain olah raga sama sekali. Dia mengatakan bahwa mereka, seperti banyak remaja Malang lebih senang duduk sambil ngrobrol dan merokok saja. Kebanyakan responden berkata bahwa mereka suka tim sepak bola Arema tetapi selain itu mereka tidak tahu tentang olah raga dan sebetulnya tidak tahu keberhasilan Malang sebagai bagian tim Jawa Timur di PON XVI.

Analisa
Ketika saya melakukan penelitian untuk bagian ini, peneliti dapat menjelaskan jawaban responden sangat tergantung pada responden sendiri. Responden yang mempunyai perhatian luar biasa tentang olah raga seperti guru tersebut di atas atau anak jurusan olah raga mempunyai beberapa pendapat tentang olah raga di Malang dan dapat menjelaskan untuk lama sekali tentang hal itu. Pada sisi lain ada sebagian masyarakat Malang yang tidak mempunyai pendapat tentang olah raga, dan biasanya mereka tidak ikut berolah raga. Mereka biasanya hanya tahu tentang kedua tim sepak bola Malang, Arema dan Persema. Tim bola basket juga populer tetapi penelitian tidak termasuk mengamati bola baket. Biasanya, kalau orang yang ditanya ikut bermain olah raga, maka mereka akan tahu cukup banyak tentang olah raga yang diikutinya, tetapi tidak terlalu banyak tahu tentang olah raga lain. Peneliti menemukan bahwa Arema adalah tim yang paling disukai dan terkenal di Malang, dan Persema nomor kedua. Masyarakat di Malang, khususnya orang yang bermain suka olah raga, tetapi kesukaan ini tidak dilanjutkan untuk menjadi seperti kebudayaan masyarakat. Tidak seperti negara lain, kalau orang Malang tidak terlibat dalam olah raga tertentu, mereka tidak tahu, kecuali tim Arema. Dalam semua penelitian saya, saya tidak bertemu orang yang belum tahu tentang Arema dan Aremania. Arema dapat dikatakan mempunyai kebudayaan sendiri namun tidak bisa disamakan dengan olah raga lain

2 komentar:

  1. good information for today and thank you

    https://goo.gl/nZZMN4 || https://goo.gl/LaoTcx || https://goo.gl/9oGdyP || https://goo.gl/yjQitR

    BalasHapus
  2. Your information is very helpful for us, thank you very much. like fishing? come to us. come on!


    Umpan Alami Ikan Nilem

    BalasHapus