Senin, 29 Juli 2013

ANALISIS MEKANIKA OLAHRAGA

ANALISIS MEKANIKA OLAHRAGA
Analisis Mekanika Olahraga  adalah ilmu terapan dari matakuliah Biomekanika Olahraga yang mempelajari tentang bagaimana menganalisis suatu gerakan dalam olahraga yang dikaitkan dengan prinsip-prinsip biomekanika olahraga untuk menghasilkan gerakan yang efektif dan efisien.
Dalam upaya untuk membuka pengenalan dan pemahaman mahasiswa dalam bidang Analisis Mekanika Olahraga, maka fokus awal kajian diarahkan pada  gambaran umum mengenai analisis Mekanika Olahraga. Dalam tataran awal materi ini diarahkan mengenai pengertian analisis Mekanika Olahraga, berbagai istilah yang berkaitan dengan analisis Mekanika Olahraga serta sejarah analisis Mekanika Olahraga. Pendahuluan analisis mekanika Olahraga dalam gerak membahas mengenai sejarah singkat, definisi dan metode dalam analisis Mekanika Olahraga. Metode analisis Mekanika Olahraga  membahas mengenai metode qualitatif dan quantitatif dalam analisis Mekanika Olahraga.  Analisis qualitatif dalam olahraga  mempelajari tentang model-model dalam analisis qualitatif dalam gerak, Pengaturan dalam pancaindra dalam analisis qualitatif, pengaturan proses informasi dalam analisis qualitatif, Mekanisme analisis qualitatif dalam gerak, aplikasi praktis dalam analisis qualitatif (tutorial dalam  Analisis qualitatif dalam olahraga, Teori-teori yang berhubungan dengan siatuasi praktis, alat bantu dalam analisis qualitatif). Analisis quantitatif dalam olahraga  mempelajari tentang model-model dalam analisis quantitatif dalam gerak, Pengaturan dalam pancaindra dalam analisis quantitatif, pengaturan proses informasi dalam analisis quantitatif dalam gerak. Mekanisme analisis quantitatif dalam gerak, aplikasi praktis dalam analisis quantitatif (tutorial dalam  Analisis quantitatif dalam olahraga, Teori-teori yang berhubungan dengan siatuasi praktis, alat bantu dalam analisis quantitatif) . Pelaksanaan perkuliahan menggunakan pendekatan ekspositori dan inkuiri dalam bentuk ceramah, tanyajawab dan demonstrasi yang dilengkapi dengan media LCD dan power point. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan mahasiswa beberapa aspek yaitu : kehadiran, tugas, UTS dan UAS. Sedangkan buku sumber yang digunakan adalah :   Knudson, Duane V dan Marrison Craig S., Qualitative and Quantitative Analysisi of Human Movement, Human Kinetics, 1997,  James Gay, Sport Biomechanics, Human Kinetics, 1994.

Pengertian Olah Raga

Pengertian Olah Raga
Olah raga adalah sesuatu yang bisa dinikmati oleh semua orang di dunia, tanpa memperhatikan stratifikasi atau yang berkait dengan tingkat kekayaan atau kemiskinan seseorang. Fungsi utama olah raga adalah untuk menyehatkan badan dan memastikan organ tubuh masih sehat. Akan tetapi, biasanya olah raga mempunyai arti yang sangat luas dan dalam. Olah raga mempunyai kemampuan untuk menciptakan perasaan bahwa orang termasuk dalam kelompok atau komunitas yang mencintai hidup sehat. Ketika bermain olah raga, semua pemain menjadi sama tanpa memperhatikan suku bangsa, kekayaan, warna kulit atau agama.[1] Dalam konteks ini, olah raga dapat disebut Bahasa Internasional karena semua orang bisa ikut dan bermain bersama tanpa mengerti bahasa orang lain secara verbal. Olah raga bisa membuat teman menjadi musuh dan musuh menjadi teman. Untuk menonton atau ikut, olah raga dapat dinikmati oleh semua masyarakat, anak kecil sampai orang yang tua. Keterlibatan seseorang dapat dilakukan secara tidak langsung seperti menonton olah raga di televisi, mengantar anak untuk berolah raga setelah sekolah sudah selasi atau menonton pertandingan di lapangan. Selain itu, keterlibatan dapat juga secara langsung seperti bermain untuk klub, propinsi atau negara. Olah raga tidak tergantung pada kekayaan negara atau kekayaan orang yang bermain. Olah raga dapat diciptakan atau dimodifikasikan untuk daerah atau situasi. Oleh karena itu, olah raga bisa menjadi gaya hidup untuk beberapa orang dan dapat berfungsi sebagai cara untuk menghabiskan waktu yang aman dan persahabatan. Olah raga mempunyai kemampuan untuk mengingkatkan rasa pada diri, daerah atau negara.[2]

Rumusan Masalah
Di Olimpiade Athena pada tanggal 13-29 Augustus 2004, Indonesia mendapat empat medali, satu emas, satu perak dan dua perunggu. Walaupun mendapat medali-medali di Olimpiade adalah prestasi yang baik, dibandingkan dengan negara lain, kesuksesan ini tidak terlalu bagus. Hal ini berarti, walaupun penduduk Indonesia jumlahnya banyak sekali, bahkan merupakan negara keempat di dunia yang penduduknya paling banyak namun Indonesia hanya mengirim 39 atlet dalam 14 jenis olah raga ke Olimpiade.[3] Hal tersebut bisa dibandingkan dengan negara seperti Australia yang mempunayi 20 juta penduduk tetapi mendapat 49 medalia, 17 emas, 16 perak dan 16 perunggu. Selain dengan itu, tidak ada stasion television yang menyiar Upacara Pembukaan Olimpiade atau olah raga secara langsung dan ada kurang perhatian dari masyarakat Indonesia tentang Olimpiade.

Sebagai orang Australia, peneliti tahu bahwa kebanyakan alasan Austraila mendapatkan banyak medali di Olimpiade Athena adalah karena Australia mempunyai kebudayaan olah raga. Memang ada faktor lain, seperti fasilitas yang bagus, pemerintah yang membayar atlet atau klub olah raga uang yang cukup banyak, dan program-program pembinaan untuk anak-anak. Akan tetapi, semua faktor ini belem tentu akan membuat negara berprestasi dalam bidang olah raga. Sikapnya masyarakat dalam bidang olah raga, pemain dan usaha masyarakat untuk menjadi pemain dan negara olah raga yang terbagus di dunia menjadi satu hal yang penting. Bagi kebanyakan orang Australia, kebudayaan olah raga memberi arti bahwa banyak orang Australia mempunyai identitas yang termasuk kegiatan olah raganya. Kegiatan olah raga berfungsi sebagai sarang untuk mengidentifikasikan diri. Oleh karena itu, peneliti ingin menemukan kalau ada kebudayaan olah raga atau kalau masyarakat Malang menganggapi olah raga sebagai bagian dari hidupnya.

Tujuan dan Kegunaan Masalah
            Dari gambaran ini maka dapat dirumuskan masalahnya untuk penelitian ini adalah bagaimana fungsi olahraga dalam pembentukkan identitas bagi masyarakat di kota Malang.


Fungsi Olah Raga Dalam Pembentukkan

Fungsi Olah Raga Dalam Pembentukkan
Olah raga adalah sesuatu yang bisa dinikmati oleh semua orang di dunia, tanpa memperhatikan stratifikasi atau yang berkait dengan tingkat kekayaan atau kemiskinan seseorang. Pertunjukkan Indonesia di Olimpiade Athena 2004 dan kekurangan perhatian dari masyarakat menciptakan pertanyaan yaitu kalau olah raga penting untuk orang Indoneisa maka bagaimana olah raga seharusnya disikapi?.

Studi lapangan ini memfokuskan pada perasaan terhadap olah raga di Kota Malang dan menunjukkan fungsi olah raga dalam pembentukkan identitas masyarakat dan bangsa. Studi lapangan dilakukan antara bulan September sampai Desember 2004 di Kota Malang. Untuk mengumpulkan data, beberapa tempat olah raga misalnya veledrome, stadion Gayajana dan Komite Olah Raga Nasional Indonesia di Malang dikunjungi oleh peneliti. Beberapa pertandingan atau permainan olah raga juga dihadiri. Data penelitian bersifat qualitatif dan termasuk data dari hasil observasi, beberapa angket, wawancara yang dilakukan secara formal dan informal dan informasi dari surat kabar termasuk Kompas, Jawa Pos dan Malang Pos.

Hasil studi lapangan adalah bahwa ada dua fungsi olah raga dalam pembentukkan identitas masyarakat di Malang. Yang pertama, tim sepak bola Arema dan pendukungnya Aremania adalah cara mengidentifikasikan diri kalangan banyak masyarakat Malang. Arema termasuk prinsip dan kelakukan orang Malang sejak dulu dan kebanyakan masyarakat Malang ikut Aremania. Fungsi kedua termasuk cara olah raga memberi kesempatan untuk bertemu dengan teman, sosialiasi dan menghabiskan waktu untuk orang yang bermain secara profesional, untuk organisasi atau untuk hobi. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa untuk orang Malang yang suka bermain atau menonton olah raga, olah raga adalah bagian dari hidupnya dan mempunyai fungsi besar dalam pembentukkan identitas masyarakat dan bangsa di Kota Malang.

Peran pemerintah terhadap PSSI

Peran pemerintah terhadap PSSI
PSSI mendapatkan dana untuk keberlangsungan organisasinya melalui dana APBN yang diberikan pemerintah setiap tahunnya.

Memberikan suntikan dana (APBN) untuk operasional PSSI
Melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng, akhirnya pemerintah mengambil sikap tegas terkait kemelut yang berlarut-larut di tubuh organisasi persepakbolaan Indonesia setelah melakukan rapat dengan KONI dan KOI, Senin (28/3).
"Pemerintah menyatakan tidak lagi mengakui kepengurusan PSSI saat ini yang diketuai Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes," kata Menpora.
Andi menilai kepengurusan PSSI saat ini tidak profesional dan tidak kompeten. Hal ini dapat dilihat antara lain ditunjukkan dengan kegagalannya menggelar kongres di Riau.
Selain tidak mengakui kepengurusan Nurdin, Andi menegaskan bahawa pemerintah juga akan menghentikan sementara segala kegiatan PSSI termasuk kucuran dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Namun khusus untuk kegiatan timnas dengan alasan demi kepentingan nasional kegiatan pembinaan tetap berjalan seperti biasa. Pasca keputusan pemerintah tidak mengakui kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI, Nurdin dan rekan-rekannya melakukan kondolidasi. Menurut pengacara Nurdin, Indra Sahnun Lubis, tidak tertutup kemungkinan kubu Nurdin akan menggugat Menpora secara perdata ataupun pidana.
"Yang sangat kita sesalkan tidak pantas Menpora itu berpihak. Dia boleh intervensi, tapi harus memperbaiki, menyelesaikan masalah. Berpihak itu sangat-sangat jelek sekali," kata Indra seusai mengikuti pertemuan kubu Nurdin di kediaman Wakil Ketua Umum PSSI Nirwan Bakrie di Jakarta.
Rapat kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan Komisi 10 DPR (28/2) menuai kontroversi, dari beberapa pertanyaan awal yang diajukan anggota Komisi 10 jelas adanya upaya memojokkan pemerintah, terutama dari anggota Fraksi Golkar, sedangkan beberapa Fraksi lain masih bersikap netral dengan kemelut PSSI. Pernyataan Menpora Andi Malarangeng tentang Kongres PSSI beberapa waktu yang lalu, rupanya membuat gerah beberapa anggota Fraksi Golkar dan kemudian mempertanyakannya kepada Menpora.
Zulfadhli, Anggota Komisi 10 F.Golkar menuding Menpora telah mengintervensi proses pencalonan Ketum PSSI dengan mengeluarkan pernyataan yang menekan Komite Banding PSSI, sehingga Komite Banding PSSI mengeluarkan keputusan yang tidak lazim. “Menpora harusnya jangan mengintervensi PSSI, karena PSSI adalah organisasi independen dan biarkan PSSI mengatur rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan pemerintah melalui Menpora”, ujar Zulfadhli. “Menpora harus fair play menyingkapi kasus PSSI ini, karena urusan pemilihan Ketum PSSI itu ada aturannya dan Menpora lakukan pembinaan olahraga Indonesia saja serta jangan fokus mengurus kongres PSSI”, ujar Kahar Muzakir yang juga dari Fraksi Golkar.
Kontroversi ini akibat pernyataan Menpora yang menggunakan kewenangannya melalui UU Sistem Keolahragaan Nasional (SKN), dimana pemerintah melalui Menpora mempunyai kewenangan melakukan pengawasan terhadap seluruh elemen olahraga di Indonesia. “Pemerintah dalam hal ini melalui Menpora melihat persoalan PSSI sudah menjadi persoalan nasional, demo dan penolakan terhadap pengurus PSSI sekarang menunjukkan bahwa pecinta bola Indonesia berharap PSSI benar-benar menjalankan lembaga dengan benar demi kemajuan sepakbola Indonesia”, ujar Menpora. Menpora juga membuka pintu kepada PSSI, FIFA untuk membuka ruang dialog dan melihat dinamika keinginan pecinta bola Indonesia yang menginginkan adanya perubahan di PSSI.
Dinamika raker komisi 10 dengan Menpora menunjukkan bahwa Golkar melalui anggota Fraksi Golkar di Komisi 10 membela habis-habisan Nurdin Halid dengan PSSI-nya. “Pemerintah harus sadar ketika melakukan intervensi dengan PSSI maka sepakbola kita akan diberikan sanksi oleh FIFA yang menyebabkan kita dikucilkan di dunia sepakbola Internasional”, ujar Zulfadhli. Golkar rupanya tidak benar-benar menerima tekanan Menpora terhadap Nurdin Halid Cs, Padahal Priyo Budi yang Wakil Ketua DPR dari Fraksi Golkar sudah menegaskan bahwa Partai Golkar tidak mendukung Nurdin Halid untuk proses suksesi PSSI, walaupun tak dipungkiri Nurdin Halid adalah kader Golkar
Turut campurnya FIFA dalam permasalahan PSSI
 Kisruh di tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah sampai ke telinga para petinggi di Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Kabarnya, para petinggi FIFA akan membahas khusus polemik yang terjadi di tubuh induk sepakbola di tanah air itu.

Organisasi sepakbola dunia itu, Selasa (1/3) besok menggelar rapat untuk menentukan nasib PSSI. Rapat Komite Nasional Asosiasi FIFA yang digelar di Zurich, Swiss, itu membahas campur tangan Menpora Andi Malarangeng terhadap PSSI.

"Campur tangan pemerintah jelas sekali pada 25 poin pernyataan Menpora terkait polemik yang terjadi di PSSI itu," kata Suryadharma Dali Tahir, mengutip Tempo, Minggu (27/2).
Terkait campur tangan pemerintah Indonesia itu, diduga FIFA akan menjatuhkan
sanksi terhadap PSSI. Namun, Dali yang juga anggota Komite Etik FIFA mengaku sanksi apa bakal dijatuhkan kepada PSSI. Disebutkan Dali, sanksi FIFA berlapis-lapis, "Tapi, saya tidak tahu sanksi dari FIFA apa terhadap Indonesia." 

FIFA merespon dengan cepat apa yang terjadi di PSSI beberapa waktu belakangan ini. Organisasi sepakbola pimpinan Sepp Blatter itu telah melayangkan surat peringatan menyusul Komisi Banding Pemilihan PSSI mengumumkan keputusannya menganulir semua calon ketua umum PSSI.
Menurut Dali, surat FIFA itu jelas sebagai bentuk penolakan atas adanya intervensi pemerintah. Dia mengaku khawatir jika akhirnya kisruh di tubuh PSSI menyebabkan FIFA mengambil keputusan membekukan organisasi induk sepakbola di Tanah Air itu.

"Jika itu terjadi, Indonesia tidak bisa berlaga di pertandingan leg kedua Pra-Olimpiade di Turkmenistan pada 9 Maret mendatang. Indonesia juga dilarang mengikuti Kualifikasi Piala Dunia, dan SEA Games 2011," ujar Dali.

Tidak demikian bagi kalangan penentang Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Mereka tak peduli apa pun keputusan FIFA. Mereka justru mendesak pemerintah membentuk tim seleksi independen dalam pemilihan ketua umum PSSI. 
"Kami mendesak pemerintah (Kemenpora) mengambil alih PSSI dari tangan-tangan yang menginginkan status quo, yaitu Nurdin Halid cs," kata peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW) Apung Widadi kepad Tribunnews, Minggu (27/2).

Apung juga koordinaditor "Save Our Soccer" mendesak pemerintah membekukan PSSI hingga kepengurusan PSSI pada periode ini berakhir April 2011 nanti. "Termasuk tidak memberikan izin pertandingan yang diselenggarakan PSSI dibawah Nurdin Halid dan Kongres PSSI yang direkayasa hanya untuk melanggengkan status quo," kata Apung.

Pemerintah jangan takut terhadap ancaman sanksi FIFA, dalam rangka upaya penyelamatan terhadap sepak bola Indonesia dan PSSI. "Sanksi dari FIFA justru menjadi fase untuk memperbaiki kepengurusan PSSI, pembinaan usia muda dan kompetisi ditingkat nasional. Mundur selangkah untuk Maju seribu langkah," tandas Apung.

Menurut dia, pemerintah sudah memiliki cukup alasan mengambil alih PSSI dari tangan Nurdin cs. Salah satu alasannya karena PSSI dibiayai oleh APBN, yang tidak lain adalah uang rakyat. PSSI juga dinilai telah gagal dalam membangun sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik. 
"Dalam tujuh tahun kepemimpinan Nurdin Halid, sepakbola Indonesia belum pernah juara dalam level regional maupun internasional. Liga sepakbola Indonesia tidak lepas dari praktek suap dan persaingan beberapa kelompok kepentingan, bukan murni untuk sepakbola yang fair play," pungkasnya. (Tribunnews/roy/tnr)

Nasib PSSI sekarang
Nasib kemelut PSSI masih menggantung. FIFA sebagai induk organisasi PSSI masih akan menggelar sidang terkait berbagai masalah yang ada di PSSI. 

Sampai saat ini FIFA belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang nasib sepakbola Indonesia. Hal ini diungkap oleh Deputi Sekjen Bidang Luar Negeri PSSI, Suryadharma “Dali” Tahir yang merupakan anggota komite etik FIFA.

Bahkan Dali Tahir menambahkan ketika dirinya bertemu dengan Jerome Valcke, Sekjen FIFA, soal hukuman bagi Indonesia tidak disinggung – singgung oleh FIFA sehingga masih ada kemungkinan Indonesia akan lolos dari sanksi pembekuan organisasi.

FIFA menggelar pertemuan pada pekan ini bertepatan dengan Rapat Komite Eksekutif (Exco) FIFA pada 2-3 Maret di Zurich, Swiss. Rapat Exco FIFA dipimpin langsung Presiden Joseph ‘Sepp’ Blatter. 

Indonesia menjadi agenda pembahasan Sidang Komite Asosiasi FIFA setelah pada tanggal 22 Februari 2011, Sekjen PSSI, Nugraha Besoes mengirimkan surat ke FIFA terkait sikap Menpora, Andi Malarangeng, yang dinilai sudah melakukan intervensi.

Surat ini dibalas oleh FIFA pada tanggal 24 Februari 2011 yang meminta PSSI agar terus melaporkan segala perkembangan yang terjadi kepada FIFA.

Namun Komisaris Utama Persebaya 1927, Saleh Mukadar, menyebutkan bahwa FIFA telah mengirimkan surat kepada PSSI pada tanggal 28 Februari 2011 yang berisi agar Nurdin Halid tidak mencalonkan kembali pada kongres nanti. Lalu FIFA juga menyebutkan bahwa Indonesia lolos dari sanksi FIFA.
Sementara itu 84 anggota PSSI sekaligus pemegang hak suara telah melayangkan mosi tidak percaya kepada Nurdin Halid. Para anggota yang merupakan pengprov dan klub ini bahkan akan melaksanakan kongres luar PSSI dalam waktu 2 bulan ke depan. 
Mereka juga membentuk Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN). KPPN ini sudah mengirimkan surat izin kepada FIFA untuk menggelar kongres luar biasa. Walau belum ada jawaban dari FIFA, sekretaris KPPN, Tuty Dau, menyebutkan Kongres Luar Biasa akan tetap dilaksanakan.

Kualitas persepakbolaan Indonesia dengan adanya PSSI
Tidak adanya prestasi yang terukir dengan pasti dan membanggakan, misal:
1. Tahun 2011 PSSI tidak menyandang gelar juara pertama pada ajang piala AFF Suzuki Cup, melainkan juara kedua.
2. Pada ajang Sea Games tahun 2003, tim merah putih kalah dari Vietnam 0-1, dengan Thailand 0-6, dan hanya menang tipis 1-0 saat menghadapi Laos. Hasilnya tim merah putih bertengger di posisi ketiga klasemen dan gagal  lolos dalam babak selanjutnya.
3. Hanya menempati runner up pada Piala Tiger dan peringkat empat  Sea Games 2005.
4.  Gagal menembus babak final piala AFF sejak tahun 1996, tiga kali timnas gagal ke semifinal sea games (2003,2007-2009) dan timnas senior gagal melangkah ke putaran final piala Asia sejak tahun 1996.
5. Tahun 2010, timnas U16  ,mengalami kegagalan di kandang sendiri dalam piala AFF. Tim U-16 kalah 0-2 dari Timor Leste.
Terjadi banyak korupsi di tubuh lembaga. Contoh kecil koruptor di PSSI:
·         Penundaan pemberian hadiah buat klub yang juara.
·         Uang hasil tiket piala aff kemarin dipakai plesiran para pengurus ke Qatar .
·         Dana dari sponsor buat ISL tidak jelas jumlahnya.
·         Nurdin telah mengkorupsi statuta fifa tentang syarat menjadi pengurus federasi : dimana seorang kriminal tidak boleh jadi pengurus apalagi pemimpin federasi.

Lembaga yang menangani PSSI
1)      FIFA
Fédération Internationale de Football Association (FIFA) atau Federasi Internasional Sepak Bola adalah badan pengatur internasional sepak bola. FIFA bermarkas di Zürich, Swiss. FIFA didirikan di Paris pada 21 Mei 1904 dan merayakan hari jadinya yang ke-100 pada 2004. Pada April 2004, FIFA mengumumkan bahwa mereka memperkirakan akan meraup keuntungan sebesar $144 juta dari $1,64 miliar dalam pendapatan antara tahun 2003 dan 2006.
Peta pembagian konfederasi anggota FIFA.
FIFA juga mempromosikan sepak bola, mengatur transfer pemain antar tim, memberikan gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA setiap bulannya.Peraturan sepak bola ditetapkan oleh IFAB (International Football Association Board), yang terdiri dari empat wakil dari FIFA dan masing-masing satu wakil dari Asosiasi Sepak bola Inggris, Asosiasi Sepak bola Skotlandia, Asosiasi Sepak bola Wales dan Asosiasi Sepak bola Irlandia.
2)      AFC
Tim dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) akan kembali melakukan inspeksi klub-klub  profesional di Indonesia untuk dapat lolos ke Liga Champions Asia musim depan.

"Perwakilan AFC itu akan datang pada Agustus mendatang. Mereka akan melakukan inspeksi selama 14 haru di Indonesia selama 14 hari. Mereka akan melakukan inspeksi ke seluruh klub Djarum Indonesia Super League (ISL) . Ini akan menentukan nasib klub-klub Indonesia yang lolos ke Liga Champions Asia," kata CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, rapor Indonesia di kawasan Asia saat ini berwarna merah menyusul terjadinya kekisruhan di persepakbolaan nasional.
AFC sendiri sudah melakukan inspeksi ke beberapa negara yang sudah mempunyai wakil di fase grup Liga Champions Asia. Sejauh ini, baru Jepang yang sudah memenuhi seluruh kriteria.

AFC melakukan inspeksi untuk federasi anggota, liga, klub-klub dan stadion untuk menentukan apakah kesepuluh negara sebelumnya ditambah Singapura sudah memenuhi kriteria. Cina menjadi negara pertama yang dikunjungi Special Mission Team (SMT) AFC ini.

"Dengan kondisi persepakbolaan nasional saat ini, rapor Indonesia dianggap merah. Sepak bola Indonesia saat ini seperti terkungkung," katanya Joko yang kini masuk menjadi anggota Komite Normalisasi dan juga menjadi pelaksana tugas Sekjen PSSI.

Apakah PSSI bisa menandingi sepak bola di seluruh dunia
Secara management, PSSI sudah memenuhi standarisasi lembaga persepakbolaan tingkat internasional, yakni FIFA. Hanya saja PSSI masih menganggarkan biaya yang terbilang kuran penting dalam memajukan persepak bolaan nasional. Dari segi penyerapan pemain, PSSI kurang bisa memanfaatkan bibit unggul lokal  dan lebih mengandalkan pemain naturalisasi dalam pelaksanaa pertandingan. 
            Semua kemelut yg baru-baru ini terjadi di PSSI , serta pembekuan PSSI oleh pemerintah terkait kinerja PSSI , PSSI masih belum layak menandingi sepak bola di seluruh dunia . Melihat ke belakang , kinerja PSSI saat membawa Indonesia dalam AFC saja kurang maksimal . Bahkan , peluang menjadi juara yang besar gagal di manfaatkan oleh Indonesia dan PSSI . Ini sudah menjadi bukti konkrit bahwa PSSI masih belum bisa disejajarkan di tingkat dunia

Pelanggaran HAM

Pelanggaran HAM
Timo belum pernah menanyakan langsung kepada Nurdin Halid, tapi kepada pihak BTN. Tapi ia menduga penghambatan ini karena Persema pindah dari ISL ke LPI. Seharusnya menurut Timo, walaupun ada persilangan antara LPI dengan PSSI, tidak semustinya pemain dikorbankan. "Karena Kim kan individu. Sebagai warga negara Indonesia, terlepas dari PSSI atau LPI. Jadi ini sudah melanggar hak-hak asasi manusia," ungkapnya pada Radio Nederland.
Usaha pria keturunan Jerman itu bukan hanya ke BTN saja. "Saya juga sudah beberapa kali minta LPI untuk mengurus, tetapi mereka juga kurang cepat dalam menangani, mungkin banyak urusan ya."
Untuk itu Timo menempuh jalan lain. "Makanya saya langsung ke Menpora, untuk menyampaikan bahwa SKnya masih di Nurdin Halid." Selanjutnya ia  akan menyampaikan kasus ini ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kebetulan akan hadir pada acara Murdaya Po. "Pak Po ini yang sejak dari awal membantu Kim. Beliau memberi kesempatan hari Senin ini bertemu dengan SBY. Saya akan sampaikan bahwa proses naturalisasi yang ditandatangani oleh presiden, sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya karena dipegang PSSI."
Bantu Pemain
Timo merasa tindakan ini semata-mata hanya karena ingin membantu anak buah yang kesulitan. "Saya kan hanya pelatih yang ingin membantu pemain."
Sehubungan dengan berita rencana PSSI mendorong deportasi 22 pemain asing, Timo tidak terlalu percaya, karena LPI di bawah naungan pemerintah.  "Itu tidak betul. Karena tidak bisa mendeportasi karena LPI kan di bawah pemerintah. Beda ceritanya kalau LPI tidak dinaungi pemerintah."
Deportasi Pemain Asing
"Karenanya tidak mungkin PSSI mendesak pemerintah untuk mendeportasi pemain, padahal pemerintah sendiri mendukung. Kan ini tidak masuk akal. Kalau FIFA ingin menindak, ya terhadap organisasi yang berada di bawahnya. Sementara LPI ini tidak dibawah FIFA. Jadi mau menghukum bagaimana?" Tuturnya kepada RNW. 
Timo tetap membela kepindahan Persema ke LPI sebagai sebuah langkah yang betul. "Karena sudah terlalu lama sepakbola Indonesia dicurangi, mencurangi, mafia wasit, sistem yang tidak jelas."
Alasan yang paling utama bagi Timo adalah APBD. "Terutama masalah APBD. Selalu memakai APBD. PSSI selalu bilang, Nurdin Halid selalu bilang pemerintah sudah seharusnya membela sepakbola bahkan mendukung sepakbola. Itu betul, seluruh dunia seperti itu. Karena  itu kebanggaan bangsa."
Sependapat dengan Nurdin
Ia sependapat dengan Nurdin Halid soal dukungan pemerintah, tetapi tidak lewat APBD. "Tapi dukungannya melalui fasilitas. Melalui ijin keramaian, polisi, dan lainnya. Bukan memberikan APBD untuk tim profesional. Itu tidak ada di dunia ini. Sudah waktunya liga profesional itu bebas dari APBD."
Baginya APBD diprioritaskan untuk kepentingan lain. "APBD itu cocok untuk akademi-akademi di tingkat-tingkat kota dan kabupaten supaya makin banyak pemain bola Indonesia yang betul-betul terdidik dari kecil. Sehingga manfaannya terasa oleh masyarakat luas. Bukan hanya dirasakan oleh 25 orang dalam tim profesional," tutupnya kepada Radio Nederland.
  1. Keterlibatan Pemerintah dalam PSSI
Pemberitaan mengenai pembekuan (pengurus) PSSI yang mengemuka ternyata kalau dipahami dari pernyataan Menegpora bisa saling bertolak belakang. Ambil contoh judul berita ‘Akhirnya Pemerintah ‘Bekukan’ Kepengurusan PSSI’ dapat ditafsirkan oleh pembaca bahwa Pemerintah memang benar-benar membekukan PSSI. Misalnya dengan mengamini bahwa (kepengurusan) PSSI dibekukan maka sudah terjadi intervensi Pemerintah terhadap PSSI. Dengan dalil-dalil hukum yang dikemukakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 mengenai Sistem Keolahragaan Nasional [SKN] serta peraturan pemerintah diterapkan dalam pembekuan kepengurusan PSSI ini. Pasal 13 UU SKN menyatakan bahwa Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional.

Dampak yang terjadi pada organisasi yang dinaungi PSSI

Dampak yang terjadi pada organisasi yang dinaungi PSSI
1.      Timnas U-21 dibawah asuhan Alfred Riedl mogok latihan dikarenakan kekurangan dana.
Saat sesi latihan pagi,Selasa (18/1),pemain juga tidak mau menjalani latihan dengan alasan yang sama.Manajemen mencoba memberikan penjelasan bahwa pencairan dana untuk PSM sempat terhambat karena proses administrasi di konsorsium. Husain mengatakan, konsorsium lebih mengutamakan klub lain yang lebih dulu mendaftar dibandingkan PSM.Namun, ada desakan dari pemain sehingga manajemen memaksa konsorsium mencairkan lebih awal. Kendati sudah mendapat penjelasan dan janji dari manajemen, sesi latihan sore skuad Juku Eja tetap tidak berjalan mulus.

Saat semua pemain sudah berada di Lapangan Karebosi untuk siapsiap melakukan latihan, mereka tiba-tiba berkumpul dan menanyakan gaji dan DP yang dijanjikan. Sejak tiba di lapangan pukul 15.30 hingga pukul 16.30 Wita,para pemain tetap tidak melakukan latihan. Namun,Asisten Pelatih PSM Liestiadi mencoba memberi penjelasan setelah menghubungi langsung manajemen PSM yang masih berada di Jakarta untuk mengikuti rapat konsorsium LPI. “Pemain sempat tidak mau latihan karena menanyakan gaji mereka. Saya jugatidakbisasalahkanpemain karenahalituhakmerekajuga.Disisi lain,pemain juga harus tetap bersemangat saat di lapangan.

Artinya,antara pemain dan manajemen harus saling mengerti,”ungkap dia. Kendati memilih tetap latihan, para pemain masih mengancam mogok latihan hari ini jika belum juga dibayar. Mereka juga tidak akan melakukan latihan pagi hari ini. Sesuai kesepakatan antara pemain dan manajemen, paling lambat pukul 13.00 Wita,hari ini,sudah diterima. (SI-muh syahrullah)

2.      Terancam gagal mainnya timnas U-21 di ajang  Sea Games pada Maret lalu.
3.      Proses naturalisasi pemain asing jadi terhambat.
Konflik antara Liga Primer dengan Liga Super di Indonesia terus berkepanjangan. Akibatnya para pemain yang menjadi korban. Proses naturalisasi Kim Jeffrey Kurniawan terhambat karena Persema pindah dari ISL ke LPI.

Menurut pelatih Persema Malang Timo Scheunemann, sampai hari ini SK WNI Kim Kurniawan tidak pernah sampai ke tangannya. Ia akan menyampaikan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Senin ini mengenai hambatannya.
"Tadinya Badan Tim Nasional (BTN) itu akan memberikan SK itu kepada Kim selama AFF Cup, Desember 2010. SK ini oleh BTN diberikan kepada ketua umum PSSI, Nurdin Halid. Dengan alasan Nurdin Halid yang akan menyerahkan langsung kepada Kim Kurniawan. Tapi ternyata sampai sekarang  tidak terlaksana juga dan Kim masih belum menerima SK itu."

Alasannya diduga karena Kim bermain di tim LPI. "Karena KIM kemudian masuk LPI bersama Persema, akhirnya SKnya tidak jelas berada dimana."

Penyebab pecahnya PSSI

Penyebab pecahnya PSSI
Bagi sebagian orang yang tidak pernah terjun langsung ke lapangan bersentuhan dengan sepak bola Indonesia, barangkali agak sulit memahami duduk perkara kemelut PSSI. Sebagian orang yang hanya mengamati sepak bola nasional dari belakang meja dan cuma mengandalkan informasi dunia maya pasti terheran-heran dengan arus besar masyarakat yang menginginkan revolusi di tubuh PSSI. Sementara orang yang tak cukup punya bagasi pengalaman bergaul dengan sepak bola Indonesia pasti berpendapat, pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) bertindak terlalu jauh, bahkan mengintervensi persoalan PSSI.
Khusus mengenai butir terakhir, belakangan marak dibincangkan isu intervensi oleh pemerintah terhadap PSSI yang dikaitkan dengan kemungkinan sanksi FIFA terhadap Indonesia. Isu ini meledak setelah Menpora Andi Mallarangeng menghardik PSSI selepas pengumuman Komite Pemilihan yang mengganjal dua nama dari luar lingkaran dalam (inner circle) PSSI dan mengegolkan dua nama lain dari kalangan petahana (incumbent). Kalangan PSSI beranggapan Menpora bertindak terlalu jauh, bahkan melakukan intervensi, sementara Menpora bersikukuh menjalankan amanat Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional.
Meski mendapat bantuan finansial pemerintah lewat APBN dan klub-klubnya mengemis APBD untuk ikut kompetisi, PSSI berkeras berpegang pada Statuta FIFA yang melarang pemerintah ikut campur. Sementara Menpora tampaknya jauh lebih rasional dan bertindak benar sesuai dengan amanat undang-undang. Pada prinsipnya, meski punya aturan tersendiri, FIFA tak punya kedaulatan absolut, sebagaimana halnya kedaulatan negara yang punya teritori dan wilayah hukum.
PSSI yang didirikan oleh para pendahulu kita sebagai alat perjuangan dan pemersatu bangsa lebih dari 80 tahun lalu justru kini menjadi penyebab pecahnya persatuan bangsa. Penggiringan opini bahwa Statuta FIFA adalah hukum yang mengatasi segala-galanya sehingga menjadikan PSSI sebagai lembaga yang sangat superior membuat sebagian orang mengira bahwa kesalahan ada di tangan pemerintah jika Indonesia terkena sanksi FIFA. Padahal, faktanya, seperti dikatakan anggota Komisi X DPR, Utut Adianto, sepanjang masih ada bantuan pendanaan dari pemerintah, sangat naif jika PSSI menuntut independensi penuh.
Pun jika mereka sudah tak lagi mendapat bantuan pemerintah, Statuta FIFA bukanlah hukum yang mengatasi undang-undang negara. Logika sederhananya, sepanjang organisasi berkedudukan, berkegiatan, dan bersentuhan langsung dengan wilayah Republik Indonesia, hukum dan undang-undang negara tetap harus lebih superior. FIFA hanya punya ”kedaulatan” penuh di wilayah pertandingan dan aturan-aturan permainannya. Di luar itu, apalagi jika berkaitan dengan keselamatan warga negara dan ketertiban umum, hukum negara tetap harus lebih superior daripada Statuta FIFA.
Terkait dengan sanksi FIFA, jika pemerintah melakukan intervensi, itu pun bukan berarti sepak bola Indonesia mengalami kiamat. Pada situasi sekarang, masyarakat justru merasa salah satu alternatif terbaik bagi perbaikan iklim sepak bola nasional adalah intervensi pemerintah yang diikuti sanksi FIFA. Tentu ini kondisi pahit dan berat. Namun, sebagaimana penderita kanker, operasi pengangkatan sel kanker adalah salah satu opsi terbaik demi kesembuhan. Menjalani operasi dan kemoterapi pastilah menyakitkan. Akan tetapi, demi kehidupan sepak bola yang lebih baik, risiko itu harus diambil.
Pemangku kepentingan sepak bola Indonesia perlu menyadari bahwa kalaupun sanksi FIFA sampai jatuh, sepak bola tetap bisa hidup dan tumbuh subur di bumi Indonesia. Bahkan, jika keorganisasian PSSI dibenahi secara mendasar dan ditempati orang-orang profesional dengan dedikasi penuh membangun sepak bola, hampir dapat dipastikan sepak bola Indonesia akan punya prestasi yang membanggakan.
Sepanjang sanksi masih berlaku, Indonesia memang tidak bisa mengikuti ajang internasional di bawah bendera FIFA, seperti Piala Asia, Piala Dunia, atau Liga Champions Asia. Namun, sepak bola kita tetap bisa berkiprah pada kegiatan internasional di bawah bendera Komite Olimpiade Internasional (IOC), seperti SEA Games, Asian Games, atau Olimpiade. Meski timnas Garuda tidak memakai bendera Merah Putih dan menggantinya dengan bendera Komite Olimpiade, tetaplah yang tampil putra-putra terbaik bangsa Indonesia.
Lagi pula, FIFA bukanlah badan yang tidak bisa dilobi untuk segala macam hal. Sanksi, seberat apa pun, tetap punya ruang yang sangat luas untuk dihapus asalkan Indonesia mampu menunjukkan niat dan hasil pembinaan secara meyakinkan. Dalam banyak kasus, FIFA pun tidak memberikan sanksi kepada negara yang melakukan intervensi, seperti Arab Saudi dan China.
Harus dipahami pula, kemelut yang kini melanda persepakbolaan nasional tidak melulu menyangkut satu atau dua orang, tetapi organisasi dan pembinaan sepak bola secara umum. Pemelintiran standar Statuta FIFA dan patgulipat segala macam aturan adalah puncak gunung es dari masalah sepak bola secara umum. Dalam dua periode terakhir, organisasi PSSI terlalu sibuk dengan urusan hukum dan statuta sehingga cenderung melakukan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan absolutnya. Makin terpuruknya prestasi Indonesia di ajang-ajang internasional adalah bukti yang tidak terbantahkan bahwa penguasa sepak bola kita tidak menjalankan amanat pembinaan sepak bola yang dibebankan oleh masyarakat.
Ke depan, siapa pun yang memimpin organisasi PSSI haruslah orang yang tidak saja punya kapabilitas dan profesionalisme, tetapi jauh lebih penting punya hati nurani yang memihak kejujuran dan sportivitas. Tidak seperti cabang olahraga lain, sepak bola punya dampak sosial yang sangat hebat dan mampu memengaruhi perilaku kehidupan bangsa secara umum. Oleh karena itulah, PSSI lebih membutuhkan figur yang bisa dijadikan contoh, suri teladan, dan panutan. Semoga...!
1.      Organisasi - Organisasi yang dinaungi oleh PSSI
1.      ISL
2.      Liga Ti-phone
3.      KONI 
Ketika PSSI menggelar Musyawarah Nasional (Munas) membahas mengenai statuta pada tahun 2009 yang lalu, sebenarnya pasal kriminal sudah menjadi bahan perdebatan yang sengit di berbagai media massa. Banyak kalangan menilai bahwa Statuta PSSI bertentangan dengan Standart Statuta FIFA. Namun toh Statuta PSSI tersebut sudah disahkan dan berlaku hingga sekarang.
Kini permasalahan mengenai pasal kriminal kembali menjadi buah bibir dan menghiasi berbagai pemberitaan media massa ketika KOI (Komite Olahraga Indonesia) menyusun kembali AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) terutama yang mengatur tentang keanggotaan. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap induk organisasi (PB/PP) yang akan menjadi anggota KOI adalah keharusan untuk memiliki AD/ART yang di dalamnya mengatur persyaratan atas setiap anggota pengurusnya, yakni 1. sehat jasmani dan rohani yang didukung oleh keterangan tertulis dari dokter atau rumah sakit, dan 2. tidak pernah tersangkut perkara pidana dan/atau dijatuhi hukuman penjara.
Poin nomor dua menjadi permasalahan bagi PSSI mengingat Statuta PSSI yang baru disahkan tentang pasal kriminal yang tertuang dalam Pasal 35 butir 4 memiliki pengertian yang berbeda dengan pasal kriminal yang tertuang dalam AD/ART KOI. Statuta PSSI mengenai hal diatas menyebutkan “tidak sedang dinyatakan bersalah atas tindakan kriminal pada saat kongres”. Atau dengan kata lain di PSSI, Ketua Umum atau anggota EXCO (Komite Eksekutif) boleh pernah tersangkut tindak pidana sebelumnya asal pada saat kongres tidak sedang dinyatakan bersalah atas tindakan kriminal.
FIFA sendiri memiliki Standard Statuta sendiri yang disahkan sejak Juni 2005. Standard Statuta diterbitkan FIFA sebagai acuan bagi asosiasi yang berada di bawahnya agar memiliki Statuta yang sesuai dengan ketentuan Statuta FIFA. Pada Pasal 32 poin 4 mengenai Komite Eksekutif, FIFA menuliskan “…They shall have already been active in football, must not have been previously found guilty of a criminal offence…”. Yang dapat diartikan “Mereka harus sudah aktif di sepakbola, tidak boleh pernah dinyatakan bersalah dalam tindak pidana” atau dapat dimaknai sebagai siapa pun yang pernah terlibat tindak pidana kriminal tidak diperbolehkan menjadi Ketua Umum PSSI dan anggota Komite Eksekutif.
Standard Statuta FIFA dan AD/ART KOI memiliki persamaan makna mengenai pasal kriminal namun berbeda dengan Statuta PSSI. Kalaupun PSSI merasa keberatan mengenai pasal tersebut dalam AD/ART KOI mereka dapat kembali merujuk kepada Standard Statuta FIFA yang memiliki pengertian yang sama.
Sebenarnya masalah dapat diselesaikan dengan mengadakan pertemuan antara KOI, PSSI dan FIFA untuk mendapatkan kejelasan tentang pasal kriminal ini. PSSI memang tidak boleh dintervensi pihak ketiga, oleh karena itu PSSI bisa menjadi jembatan bagi FIFA dan KOI terkait masalah ini. Hal ini diperlukan supaya tidak ada ganjalan bagi sepakbola Indonesia ketika mengikuti ajang-ajang multievent yang dipayungi IOC (Komite Olimpiade Internasional).
Permasalahan ini harus dilihat dengan pikiran positif, jangan saling menuding dan menyalahkan. KOI dan FIFA tetap penting bagi PSSI, mengabaikan salah satunya berati masalah bagi PSSI. Jangan sampai nanti PSSI mendapat sanksi dari FIFA dan jangan sampai pula ada ungkapan “Silahkan PSSI berdiri dan mengatur organisasinya sendiri namun jangan bawa nama Indonesia”. Salam sepakbola!

Perkembangan PSSI

Perkembangan PSSI
Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepakbola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan.
Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal.
Padahal di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani.
Dalam perkembangannya PSSI sekarang ini telah memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri ini terdiri dari :
a.       Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
b.      Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
c.       Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir.
d.      Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir.
e.       Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain:
f.       Dibawah usia 15 tahun (U-15)
g.      Dibawah usia 17 tahun (U-170
h.      Dibawah Usia 19 tahun (U-19)
i.        Dibawah usia 23 tahun (U-23)
j.        Sepakbola Wanita
k.      Futsal.
PSSI pun mewadahi pertandingan – pertandingan yang terdiri dari pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak ketiga yang mendapat izin dari PSSI. Pertandingan dalam rangka Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan pekan Olah Raga Nasional (PON). Pertandingan – pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar negeri dengan ijin PSSI.
Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah – daerah di seluruh Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan untuk rakyat.
Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula pembentukan AFF (Asean Football Federation) di zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan.
Lebih dari itu PSSI tahun 1953 memantapkan posisinya sebagai organisasi yang berbadan hukum dengan mendaftarkan ke Departement Kehakiman dan mendapat pengesahan melalui SKep Menkeh R.I No. J.A.5/11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan berita Negara R.I tanggal 3 Maret 1953, no 18. Berarti PSSI adalah satu – satunya induk organisasi olahraga yang terdaftar dalam berita Negara sejak 8 tahun setelah Indonesia merdeka.

Latar Belakang berdirinya PSSI

Latar Belakang berdirinya PSSI
PSSI merupakan singkatan dari Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. 

Jika meneliti dan menganalisa saat- saat sebelum, selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih – benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia.PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda “Sizten en Lausada” yang berpusat di Yogyakarta. 

Disana ia merupakan satu – satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari “Sizten en Lausada” ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda.
Untuk melaksanakan cita – citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan tokoh – tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung . Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). 

Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan Soeri – ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) bersama dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan gagasan tersebut di kota Bandung, Yogya dan Solo yang dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain – lain. Sementara dengan kota lainnya dilakukan kontak pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang (Ketua Asosiasi Muda).
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil – wakil dari VIJ (Sjamsoedin – mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI.
Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya “menentang” berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI melahirkan “stridij program” yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut “Steden Tournooi” dimulai pada tahun 1931 di Surakarta .
Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI , kemudian menggugah Susuhunan Paku Buwono X, setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di jalan – jalan atau tempat – tempat dan di alun – alun, di mana Kompetisi I perserikatan diadakan. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini kegiatan persepakbolaan semakin gencar.
Lebih jauh Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga (15-22 Oktober 1938) di Solo.
Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal NIVU mendatangkan tim dari Austria “Winner Sport Club “ pada tahun 1936.
Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut “Gentelemen’s Agreement” yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut.
Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 – 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942.
Masuknya balatentara Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian dari Gelora (1944) dan baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949).

Sejarah Sepak Bola

Sejarah Sepak Bola
Dalam salah satu dokumen militer menyebutkan, pada tahun 206 SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, masyarakat Cina telah memainkan bola yang disebut tsu chu. Tsu sendiri artinya “menerjang bola dengan kaki”. sedangkan chu, berarti “bola dari kulit dan ada isinya”. Permainan bola saat itu menggunakan bola yang terbuat dari kulit binatang, dengan aturan menendang dan menggiring dan memasukkanya ke sebuah jaring yang dibentangkan diantara dua tiang.
Versi sejarah kuno tentang sepak bola yang lain datangnya dari negeri Jepang, sejak abad ke-8, masyarakat disana telah mengenal permainan bola. Masyarakat disana menyebutnya dengan: Kemari. Sedangkan bola yang dipergunakan adalah kulit kijang namun ditengahnya sudah lubang dan berisi udara.
Menurut Bill Muray, salah seorang sejarahwan sepak bola, dalam bukunya The World Game: A History of Soccer, permainan sepak bola sudah dikenal sejak awal Masehi. Pada saat itu, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal teknik membawa dan menendang bola yang terbuat dari buntalan kain linen.
Sisi sejarah yang lain adalah di Yunani Purba juga mengenal sebuah permainan yang disebut episcuro, tidak lain adalah permainan menggunakan bola. Bukti sejarah ini tergambar pada relief-relief museum yang melukiskan anak muda memegang bola dan memainkannya dengan pahanya.
Sejarah sepak bola modern dan telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak, asal muasalnya dari Inggris, yang dimainkan pada pertengahan abad ke-19 pada sekolah-sekolah. Tahun 1857 beridiri klub sepak bola pertama di dunia, yaitu: Sheffield Football Club. Klub ini adalah asosiasi sekolah yang menekuni permainan sepak bola.
Pada tahun 1863, berdiri asosiasi sepak bola Inggris, yang bernama Football Association (FA). Badan ini yang mengeluarkan peraturan permainan sepak bola, sehingga sepak bola menjadi lebih teratur, terorganisir, dan enak untuk dinikmati penonton.
Selanjutnya tahun 1886 terbentuk lagi badan yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern se dunia, yaitu: International Football Association Board (IFAB). IFAB dibentuk oleh FA Inggris dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di Manchester, Inggris.
Sejarah sepak bola semakin teruji hingga saat ini IFAB merupakan badan yang mengeluarkan berbagai peraturan pada permainan sepak bola, baik tentang teknik permainan, syarat dan tugas wasit, bahkan sampai transfer perpindahan pemain.

Sepak Bola

Sepak bola
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa Artikel ini tidak memiliki referensi sumber sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Seorang penyerang (merah) menggiring bola melalui dua orang pemain belakang dan akan menendang bola ke arah kiper yang menjaga gawang.
Sepak bola adalah permainan bola yang sangat populer dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang.Daftar isi [sembunyikan]
1 Peraturan sepak bola
2 Tujuan permainan
3 Taktik Permainan
4 Ofisial
5 Peraturan
5.1 Lapangan permainan
5.2 Bola
5.3 Tim
5.4 Perlengkapan permainan
5.5 Lama permainan
6 Wasit sebagai pengukur waktu resmi
7 Percobaan penggunaan gol emas dan gol perak
8 Kejuaraan internasional besar
9 Piala dunia mini (piala konfederasi)
10 Lihat pula
10.1 Organisasi
10.2 Jenis lainnya
10.3 Elemen permainan
11 Referensi
Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the Game) adalah:
Peraturan 1: Lapangan sepak bola
Peraturan 2: Bola
Peraturan 3: Jumlah Pemain
Peraturan 4: Peralatan Pemain
Peraturan 5: Wasit Harus tunduk kepada pemain
Peraturan 6: Asisten wasit
Peraturan 7: Lama Permainan
Peraturan 8: Bola Keluar dan di Dalam Lapangan
Peraturan 9: Cara Mendapatkan Angka
Peraturan 10: Offside
Peraturan 11: Pelanggaran
Peraturan 12: Tendangan bebas
Peraturan 13: Tendangan
Peraturan 14: Lemparan dalam
Peraturan 15: Tendangan gawang
Selain peraturan-peraturan di atas internasional , keputusan-keputusan Badan Asosiasi Sepak bola Daerah (IFAB) lainnya turut menambah peraturan dalam sepak bola. Peraturan-peraturan lengkapnya dapat di situs web FIFA.


Tujuan permainan
Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). akan diadakan pertambahan waktu 2x 15 menit dan apabila dalam pertambahan waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu penalti yang setiap timnya akan diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari titik penalti yang berada di dalam daerah kiper hingga hasilnya bisa ditentukan. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.


Taktik Permainan
Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:
4-4-2 (klasik: empat pemain belakang/skipper)
4-4-2 (dengan dua gelandang sayap)
4-4-1-1 (2 pasang gelandang sayap,satu gelandang serang dan striker tunggal)
4-2-4 (2 sayap)
4-3-2-1 (3 pemain gelandang tengah,2 gelandang serang,dan striker tunggal)
4-3-1-2 (4 bek,3 gelandang bertahan,1 penyerang lubang,2 striker)
4-5-1 (4 bek,2 sayap,3 gelandang,1 striker)
4-3-3 (4 bek,3 gelandang bertahan,2 striker sayap,1 striker tengah)
4-2-3-1 (2 bek tengah,2 bek sayap, 2 winger,1 penyerang lubang,1 striker)
4-3-3 (2 bek sayap,2 bek tengah,2 sayap,1 gelandang bertahan,3 striker tengah)
4-1-4-1 (4 bek,1 gelandang bertahan,4 gelandang,1 striker)
3-4-3 (dengan winger)
3-5-2 (dengan libero/sweeper)
3-5-2 (tanpa libero/sweeper)
3-6-1
5-4-1
Taktik yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang digunakan yaitu; Bertahan, Menyerang, dan Normal.

Ofisial
Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang mempunyai "wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai Peraturan Permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya" (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (dulu dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.selain itu juga mereka membutuhkan alat-alat untuk membantu jalannya petandingan seperti:
papan pengganti pemain
meja dan kursi

Lapangan permainan
Ukuran lapangan standar
Ukuran: panjang 100-110 m x lebar 64-75 m
Garis batas: garis selebar ... cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; ... m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan
Daerah penalti: busur berukuran ... m dari setiap pos
Garis penalti: ... m dari titik tengah garis gawang
Garis penalti kedua: ... m dari titik tengah garis gawang
Zona pergantian: daerah ... m (... m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan
Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m
Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif

Bola
Ukuran: 68-70 cm
Keliling: ... cm
Berat: 410-450 gram
Lambungan: ... cm pada pantulan pertama
Bahan: karet atau karet sintetis (buatan)

Tim
Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 11, salah satunya penjaga gawang
Jumlah pemain maksimal keluar lapangan(tidak termasuk cedera): 4
Jumlah pemain cadangan maksimal: 12
Jumlah wasit: 1
Jumlah hakim garis: 2-4
Batas jumlah pergantian pemain: paling banyak sesuai jumlah pemain cadangan
[sunting]
Perlengkapan permainan
Kaos bernomor (sejak tahun 1954)
Celana pendek
Kaos kaki
Pelindung lutut
Alas kaki bersolkan karet

Lama permainan
Lama normal: 2x45 menit
Lama istiharat: 15 menit
Lama perpanjangan waktu: 2x15 menit
Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu selesai
Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan
Waktu pergantian babak: maksimal 15 menit

Wasit sebagai pengukur waktu resmi
Wasit yang memimpin pertandingan sejumlah 1 orang dan dibantu 2 orang sebagai hakim garis. Kemudian dibantu wasit cadangan yang membantu apabila terjadi pergantian pemain dan mengumumkan tambahan waktu. Pada Piala Dunia 2006, digunakan ofisial ke-lima. Penggunaan 2 wasit sempat dicoba pada copa italia.Penggunaan 4 hakim garis kabarnya juga dicoba di piala dunia 2010,dimana 2 diantaranya berada di belakang gawang.

Percobaan penggunaan gol emas dan gol perak
Lihat: Gol perak; Gol emas.
Pada akhir 1990-an, IFAB mencoba membuat pertandingan lebih mungkin berakhir tanpa memerlukan adu penalti, yang sering dianggap sebagai cara yang kurang tepat untuk mengakhiri pertandingan.
Contohnya adalah sistem gol perak yang mengakhiri pertandingan jika sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu pertama, dan gol emas yang mengakhiri pertandingan jika sebuah gol dicetak pada perpanjangan waktu kedua.
Kedua sistem ini telah dihentikan oleh IFAB.

Kejuaraan internasional besar
Kejuaraan internasional terbesar di sepak bola ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association. Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali. Lebih dari 190 timnas bertanding di turnamen kualifikasi regional untuk sebuah tempat di babak final. Turnamen babak final yang berlangsung selama empat minggu kini melibatkan 32 timnas (naik dari 24 pada tahun 1998).
Kejuaraan internasional yang besar di setiap benua adalah:
Eropa: Piala Eropa atau dikenal dengan nama Euro
Amerika Selatan: Copa América
Afrika: Piala Afrika
Asia: Piala Asia
Amerika Utara: Piala Emas CONCACAF
Oseania: Piala Oseania

Piala dunia mini (piala konfederasi)
Ajang tingkat klub terbesar di Eropa adalah Liga Champions, sementara di Amerika Selatan adalah Copa Libertadores. Di Asia, Liga Champions Asia adalah turnamen tingkat klub terbesar.
Sepak bola sudah dimainkan di Olimpiade sejak tahun 1900. (kecuali pada Olimpiade tahun 1932 di Los Angeles). Awalnya ini hanya untuk pemain-pemain amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984 pemain profesional juga mulai ikut bermain, disertai peraturan yang mencegah negara-negara daripada memainkan tim terkuat mereka. Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk pria merupakan turnamen U-23 yang boleh ditamnbahi 3 pemain di atas umur. Akibatnya, turnamen ini tidak mempunyai kepentingan internasional dan prestise yang sama dengan Piala Dunia, atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala Afrika.
Sebaliknya, turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh tim-tim internasional yang lengkap tanpa batasan umur.

Organisasi
Fédération Internationale de Football Association (FIFA)
UEFA
G-14
CONMEBOL
CONCACAF
AFC
CAF
OFC

Jenis lainnya
Sepak bola wanita
Sepak bola Paralimpik (untuk orang cacat)
Sepak bola ruangan (indoor): five a side football, futsal dan indoor soccer
futsal
Sepak bola tarkam

Elemen permainan
Peraturan gol tandang (away goals)
Adu penalti, biasanya diwakili oleh 5 pemain dari masing-masing tim.
Formasi - posisi tim di lapangan
Hattrick, terjadi apabila seorang pemain dapat mencetak 3 gol kegawang lawan dalam 1 pertandingan.
Taktik dan kemampuan individual - catatan mengenai cara bermain sepak bola
Posisi - posisi pemain

Referensi[sembunyikan]
l • b • s
Sepak bola internasional
FIFA · Piala Dunia · Piala Konfederasi · Piala Dunia U-20 · Piala Dunia U-17 · Olimpiade · Asian Games · All-Africa Games · Pan American Games · Turnamen kecil · Peringkat Dunia · Pemain Terbaik Dunia · Tim · Kompetisi · Federasi · Kode
Asia AFC – Piala Asia
Afrika CAF – Piala Afrika
Amerika Utara, Tengah, dan Karibia CONCACAF – Piala Emas
Amerika Selatan CONMEBOL – Copa América
Oseania OFC – Piala Oseania
Eropa UEFA – Piala Eropa
Non-FIFA NF-Board – Piala Dunia VIVA
Kategori: Cabang olahraga | Sepak bola | Permainan bola