Minggu, 01 September 2013

Industri Olahraga

Industri Olahraga
Industri (industry), yaitu suatu kegiatan untuk memproduksi atau menghasilkan barang yang mempunyai nilai lebih tinggi dari bahan bakunya. Menurut Tarmisi Tarmisi (1991: 7) industri dibagi menjadi 4 (empat), yaitu:

1. Industri genetik (asli), contoh: perhutanan, perkebunan, pertanian, dll.
2. Industri ekstraktif, contoh: pertambangan, penggalian batu, emas, dll.
3. Industri konstruksi, contoh: pembuatan gedung olahraga, stadion, lapangan olahraga, jembatan, dll.
4. Industri pabrik, contoh: alat-alat olahraga, mesin, pakaian olahraga, sepatu olahraga, dll.

Pada industri konstruksi dan pabrik dapat dikembangkan suatu bisnis olahraga, sehingga pada perkembangan sekarang dapat dibuka industri olahraga yang meliputi barang maupun jasa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 4) bahwa industri olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk barang dan/ atau jasa. Industri olahraga dapat berbentuk prasarana dan sarana yang diproduksi, diperjualbelikan, dan/ atau disewakan untuk masyarakat. Masyarakat yang melakukan industri barang dan/ atau jasa olahraga harus memperhatikan kesejahteraan pelaku olahraga dan kemajuan olahraga.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 36) pembinaan dan pengembangan industri olahraga dilaksanakan melalui kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga yang mandiri dan professional. Tentu saja pemerintah daerah dalam mengembangkan industri olahraga memberikan kemudahan dalam pembentukan sentra-sentra pembinaan dan pengembangan olahraga. Peluang industri olahraga yang dapat dikembangkan pada industri barang contohnya adalah:

1. Cabang olahraga beladiri meliputi: body protector, glove, genetal protector, head protector, gumshield, pakaian beladiri, deker, leg protector,dll.
 
2. Cabang permainan meliputi: bola, glove, sepatu, shuttlecock, raket, bad, training suit, net, jaring, masker, stick, topi, dll.

3. Cabang atletik meliputi: sepatu spice, tas, kaos kaki, pakaian, stop watch, deker, dll.

4. Cabang senam meliputi: pakaian senam, assesoris, dll.

Beberapa contoh industri barang olahraga dari Yogyakarta yang sudah memenuhi standard dan telah diekspor ke luar negeri adalah: glove golf, pakaian pencak silat, shuttlecock, dan bola sepak.

Adapun contoh industri olahraga berbentuk jasa penjualan kegiatan cabang olahraga (event organizer) yang dapat dikembangkan secara profesional adalah:

1. kejuaraan nasional dan internasional (Liga, Champhionshi, dll.)

2. pekan olahraga daerah, wilayah, nasional, dan internasional (PORDA, PORWIL, PON, Sea Games, dll.)

3. promosi, eksibisi olahraga, dan festival olahraga

4. keagenan, layanan informasi, konsultasi olahraga, terapi olahraga, dll

Kegiatan eksibisi cabang olahraga adalah bentuk kegiatan olahraga yang bersifat tontonan, pameran, dan peragaan, adapun yang dimaksud dengan festival adalah bentuk kegiatan olahraga yang bersifat perlombaan dan hiburan. Bisnis industri olahraga tersebut tentu saja dapat terlaksana dengan adanya kerjasa pemerintah dan/ atau pemerintah daerah dengan cara memfasilitasi pewujudan kemitraan pelaku industri olahraga dengan media massa dan media lainnya.

Pemasaran
Pemasaran merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak dapat dianggap sebagai fungsi tersendiri. Istilah pasar yaitu terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Besarnya pasar tergantung dari jumlah orang yang memiliki kebutuhan, punya sumber daya yang diminati orang lain, dan mau menawarkan sumber daya itu untuk ditukar supaya dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Kotler (1995: 15) mendifinisikan bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang/ jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Dengan demikian manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang mencakup barang maupun jasa serta gagasan berdasarkan pertukaran dan tujuannya dengan memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat.

Namun demikian secara khusus pemasaran jasa (service marketing) tidak sama dengan pemasaran produk. Karena pada jasa setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Disamping itu proses produksi jasa tidak selalu dikaitkan dengan produksi fisik.

Dengan demikian manajemen pemasaran olahraga dapat didefinisikan suatu proses analisis perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tentang; produk/ jasa, harga, promosi, distribusi/ penyampaian, fasilitas fisik, orang, proses, dan janji yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan individu atau organisasi.

Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran merupakan kiat kelompok pemasaran yang digunakan perusahaan barang/ jasa untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 1995: 32). Setelah perusahaan barang atau jasa menentukan pasar sasaran dan menentukan posisi apa yang akan didudukinya di pasar sasaran, maka langkah selanjutnya adalah merancang strategi bauran pemasaran. Untuk memasarkan industri olahraga perlu memisahkan menjadi 2 (dua), yaitu: bauran pemasaran barang dan bauran pemasaran jasa.

Menurut Sucherly (1999: 10) masing-masing faktor bauran pemasaran adalah sebagai berikut:
1. Bauran Pemasaran Barang (Tradition Marketing Mix) terdiri dari 4 P, yaitu:
a. Product (produk barang)
b. Price (harga barang)
c. Place (tempat atau penyaluran barang)
d. Promotion (iklan, wiraniaga, humas, pemasaran langsung)

2. Bauran Pemasaran Jasa (The Expended Marketing Mix for Service) terdiri dari 7 P, yaitu:
a. Product (produk jasa)
b. Price (harga barang)
c. Place/ Delivery (tempat/ penyaluran jasa)
d. Promotion (iklan, wiraniaga, humas, pemasaran langsung)
e. Physical Evidence (dukungan fasilitas fisik yaitu design, aestheties)
f. Process (serangkaian tahapan yang berkaitan dengan pelanggan)
g. People/ Participants (karyawan, instruktur, pelanggan, komunikasi)

Bauran pemasaran jasa adalah serangkaian alat-alat pemasaran jasa yang dapat dikendalikan untuk melayani Target Market Segments (Sucherly, 1999: 9). Masing-masing pemasaran memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga untuk mengatasi kelemahan dengan cara mencari kelebihan alat yang lain dari bentuk bauran (mix).

Untuk memasarkan peralatan olahraga (raket, bola, stik golf, deker, dan alat-alat fitness), maka perlu memperhatikan bauran pemasaran produk yaitu: (1) bentuk produk fisik peralatan olahraga, (2) harga dan diskon yang ditawarkan, (3) sasaran konsumen, dan (4) saluran promosi lewat TV dan advertising.

Sedang untuk memasarkan jasa olahraga misalnya pada finess centre, maka perlu memperhatikan bauran pemasaran jasa yaitu: (1) produk jasa fitness centre, (2) harga dan diskon yang diberikan, (3) tempat latihan yang strategis, (4) saluran promosi lewat advertising, humas, dll. (5) dukungan fasilitas fisik yaitu; ruangan yang berkaca, peralatan modern, dan gambar/ petunjuk, konsultasi dokter gratis, dll. (6) proses dengan cek kesehatan, fisik, warmming up, latihan sirkuit training, dan colling down, (7) partisipasi adalah keterlibatan member dalam melaksanakan program latihan dengan penuh semangat.

Dimensi Kualitas Jasa
Untuk memasarkan produk barang/ jasa yang berkualitas, maka perlu memperhatikan dimensi-dimensi yang penting. Menurut Parasuraman, Zeithml, dan Berry (1985: 41-45), mengidentifikasi 10 (sepuluh) faktor utama dalam menentukan kualitas jasa yang meliputi :

1. Reliability (keajegan),
2. Responsiveness (tanggap),
3. Competence (terampil dan berpengetahuan),
4. Access (mudah terjangkau),
5. Courtesy (sopan dan ramah),
6. Communication (mudah dimengerti),
7. Credibility (dipercaya),
8. Security (keamanan),
9. Understanding/ Knowing the customer (memahami kebutuhan konsumen),
10. Tangibles (berujud).
 
Dalam perkembangannya Parasuraman et., all (1988: 12-40) menemukan bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat dirangkum menjadi lima dimensi pokok, yang meliputi;

1. Tangibles (berujud), yaitu alat/ fasilitas pendukung
2. Realibility (kemudahan), yaitu kemudahan dalam memperoleh barang/ jasa dan pelayanan
3. Responsiveness (tanggap terhadap konsumen)
4. Assurance (security, credibility, courtesy, competence)
5. Empaty (access, communication, understanding the customer).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa pada olahraga minimal harus memenuhi kelima dimensi yang meliputi :

1. Berujud, yaitu pelatih yang berijasah, mesin pelempar bola yang handal, pelindung badan yang aman, dan pelatih/ instruktur yang ramah dan sabar.
2. Kemudahan, yaitu transpotasi tempat latihan terjangkau, dan mudah untuk berkomunikasi.
3. Keajegan, yaitu dalam melayani atlet/ member tidak pilih kasih serta sesuai dengan standar.
4. Tanggap, yaitu menerima keluhan dari atlet/ member serta cepat merespon.

Memberi jaminan keamanan terhadap kecelakaan dalam latihan maupun penitipan barang

1 komentar:

  1. POKERVITA
    JUDI ONLINE TEXAS POKER

    Juga Taruhan Kartu Tradisional Sakong Online
    Bayar Pakai GoPay

    Anda Dapat Bermain Setiap Hari dan Selalu Menang Bersama Poker Vita
    Situs Situs Tersedia bebebagai jenis Permainan games online lain

    Kami Terima semua BANK Nasional dan Daerah, OVO&GOPAY Deposit dan Penarikan Dana. Untuk permasalahan apapun Anda selalu dapat menghubungi Tim Support kami, Kami online 24 jam/7 hari untuk menjawab pertanyaan Anda dan menangani masalah apapun.


    Whatsapp : 0812-222-2996

    BalasHapus