Masalah Dana
Klub Arema dan suporternya bersama-sama terhadap persoalan
dana. PS Arema selama Ligina VIII tidak
disponsori oleh sponsor utama. Akibatnya
PS Arema merupakan salah satu klub yang miskin sekali. PS Arema tergantung pada penjualan tiket di
pertandingan di Malang
untuk hidupnya. Lagipula semangat
suporter luar biasa dalam konteks soal dana karena pada umumnya suporter Arema
kelas menengah ke kelas bawah.
Masalah Sponsor
Selama Ligina VIII Arema tidak mempunyai sponsor utama. Klub sepak bola swasta misalnya Pelita, Padang dan Petro
tergantung pada sponsor besar untuk dananya.
Sementara itu klub perserikatan pada umumnya tergantung pada pemerintah
daerah. Banyak klub yang ada selama zaman
Galatama telah dibubarkan karena terhadap masalah kekurangan dana. Di samping itu soal kekurangan dana sangat
mempengaruhi kemungkinan klub akan degradasi.
Ada klub
yang terpaksa pindah untuk mencari sponsor.
Dulu Pelita KS bernama Pelita Solo, yaitu pindah ke
Cilegon dan dapat sponsor pabrik Krakatau Steel. PSPS di Riau yang mempunyai sponosr Caltex
merupakan klub yang paling kaya di Indonesia. Dibandingkan dengan klub-klub seperti ini
Arema sangat miskin. Oleh karena itu
Arema tergantung pada penjualan tiket pertandingan di Malang untuk hidupnya. Baru-baru ini Unmuh Malang muncul sebagai
sponsor untuk putaran 8 belasar Arema.
Ini pasti meringankan beban soal dana Arema terhadap selama putaran
perandingan itu di Gresik.
Nama Klub
|
Dana Awal Ligina VIII
|
Arema
|
200 juta
|
Persema
|
2,5 milyar
|
Persija
|
10 milyar
|
Pelita KS
|
11 milyar
|
PSPS Pekan Baru
|
12 milyar
|
Tabel 4. Dana Awal beberapa klub
Ada biaya tinggi untuk Arema yang
sebelum putaran delapan besar harus melawan di Sumatra
dua kali dan beberapa hari sebelum putaran delapan besar harus main sisa
pertandingan dengan PSDS di Jakarta.
Setelah itu ada biaya main di Gresik tiga kali. Menurut pengurus Arema, Unmuh Malang hanya
akan memenuhi peran sponsor selama waktu putaran Delapan Besar.
Suporter Luar Biasa
Para suporter siap membayar untuk
mendukung Arema. Selama Ligina VII Arema
mempunyai sponsor Kanzen perusahaan dimiliki oleh orang Tioghoa. Selain klub para suporter juga disponsori
oleh Kanzen. Sekarang tidak ada sponsor
jadi suporter Arema harus memikul beban medukung klubnya sendiri namun dapat
sumbangan uang sedikit dari pemerintah.
Tiket pertandingan Arema merupakan yang termahal di Indonesia. Tiket Arema turun untuk dua pertandingan yang
terakhir di Malang. Tiket Ekonomi turun menjadi Rp. 12.000. Namun biaya tinggi ribuan suporter
menyaksikan pertandingan setiap kali Arema main di Malang. Selama bulan Maret ada 5 pertandingan Arema
di Malang. Selain tur Batavia
ada 3 pertandingan di Malang
pada bulan April.
Penampilan suporter setiap pertandingan luar biasa karena
membayar untuk tiket pasti beban untuk kebanyakan suporter. Selain membayar untuk tiket termahal di Indonesia,
Nama Klub
|
Tiket Ekonomi
|
Tiket VIP
|
Arema
|
15.000
|
35.000
|
Persema
|
7.500
|
15.000
|
Persija
|
10.000
|
30.000
|
PSS Jogja
|
7.000
|
-
|
Persebaya
|
7.000
|
20.000
|
Petrokimia Putra
|
5.000
|
10.000
|
PSPS Pekan Baru
|
gratis
|
-
|
Tabel 5. Ongkos tiket beberapa klub
Aremania ikut tur kemana-mana. Pada umumnya kalau Arema main di Jawa ribuan
suporter hadir. Pada waktu Arema melawan
Persija ada sekitar 8.000 Aremania di Jakarta pada awal bulan April. Sekitar 10.000 Aremania menonton pertandingan
8 besar di Gresik pada tanggal 19 Mei.
Memang biaya suporter yang mau ikut ke Gresik beban untuk orang yang
bekerja untuk mencari nafkah. Aremania
siap mengambil jalan yang termurah apalagi yang paling melelahkan. Suporter Arema siap naik truk ke Gresik
maupun di atas bis atau mobil yang penuh.
Mendukung Arema beban khsususnya untuk suporter fanatik. Misalnya Si Yuli yang menjadi suporter
‘full-time’. Dia tidak bekerja tetapi
tergantung pada keluarganya untuk hidup dan terus-menerus ikut kegiatan
Aremania. Di samping itu dia menjual
tiket pada hari pertandingan di Malang dan dapt
sedikit uang dari itu supaya mampu menyaksikan semua pertandingan di Malang dan ikut tur
Aremania. Tokoh-tokoh Aremania seperti
dirigen dan korwil tidak masuk gratis.
Mereka harus membayar untuk menonton pertandingan.
Suporter fanatik sepak bola ada di Eropa juga tetapi muncul
di ekonomi skala besar. Fenomena
Aremania muncul dari konteks Malang di Jawa timur. Namun Aremania tidak kalah dengan suporter
Serie A atau English Premiere League atas semangat. Memang Aremania luar biasa karena Aremania
pada umumnya dari latar belakang kelas menengah ke bawah. Semua orang yang ikut pertandingan harus
membayar ongkos tiket yang mahal. Ada akibat positif karena
itu. Kelompok kriminal dibatasi oleh
harga tiket. Yaitu jumlah orang yang
cuma ikut untuk merampok pada umumnya tidak mampu membeli tiket. Namun itu, bahaya yang paling parah di
stadion adalah bahaya pencobet. Di
tempat ramai itu agak mudah untuk maling mencuri dompet. Oknum pihak lain yang mau mengganggu suporter
lain atau membuat kerusuhan tidak mampu membeli tiket. Yang jelas ada bagian yang ikut pertandingan
dari latar belakang kelas menengah, yaitu banyak mahasiswa yang ikut di
belakang kedua gawang. Kadang-kadang ada
orang dengan pendidikan tinggi yang ikut.
Lagipula yang ikut di VIP barangkali dari latar belakang kelas menengah
hanya saja karena ongkos tinggi tiket VIP.
Kalau Aremania dibandingkan dengan para suporter lain perbedaan agak
mencolok. Suporter Persija di Jakarta
pada umumnya dari kelas menengah ke atas.
Itu kelihatannya langsung.
Jakmania mempunyai kaus-kaus yang bagus dan bersih walaupun Aremania
kelihatannya tidak rapi. Pada umumya
penduduk Gresik dirupakan kelas Muslim Santri.
Karena banyak Santri dari latar belakang yang lebih kelas menengah ke
atas barangkali suporter Gresik pada umumnya begitu juga.
Antara para suporter Arema ada semacam kontroversi terhadap
kegagalan Arema selama pertandingan Ligina.
Ada
suporter yang kuatir bahwa pertandingan Arema pernah dijual, yaitu kalah untuk
membesarkan dana klub. Sudah lama
dicurigai suporter dan muncul lagi pada waktu Arema kalah 5-0 dengan PSPS. Jika ini benar atau tidak sulit
dibuktikan. Pengurus Arema mengatakan
bahwa itu hanya omong kosong yang merugi Arema.
Yang jelas ada pihak suporter yang telah menandakan kemarahannya pada
kemungkinan itu terjadi. Suporter tidak
mau prestasi klub dijual dan siap mendukung Arema mengenai soal dana itu. Tanpa Aremania Arema akan hancur maupun
degradasi atau bangkrut. Semangat
suporter Arema lebih luas dari sorak-sorai saja. Mereka siap memikul beban Arema. Kalau sponsor tetap tidak muncul prestasi
Arema akan sulit dipertahan. Yang jelas
dengan Aremania sebagai suporter Arema tidak mungkin hancur. Namun tanpa sponsor besar Arema akan terhadap
kesulitan menjadi juara Ligina apalagi menembus semi final pada masa
depan. Soalnya selama zaman ini semangat
sendiri tidak cukup untuk mengimbangi prestasi klub-klub yang disponsori
perusahaan besar. Kalau Arema telah
dapat sponsor yang betul-betul mendukungnya
KESIMPULAN
Aremania sesuatu fenomena yang luar biasa dan sebetulnya
menggambarkan banyak tentang Malang. Dalam waktu agak singkat para suporter Arema
mengalami semacam transformasi total.
Mereka mulai sebagai berbagai kelompok yang cenderung ke premanisme dan
persaingan brutal. Aremania muncul
karena geng-geng Malang
mulai luntur tetapi karena Aremania geng-geng itu tidak muncul lagi. Aremania pada pertengahan 1990-an mulai
misinya menghapus sejarah hitam dan mendorong perkembangan komunitas suporter
yang sportif dan atraktif. Namun tekanan
dana atau terhadap musul Aremania telah menjadi suporter teladan Indonesia. Lagipula mereka termasuk semacam budaya atau
komunitas dalam masyarakat Malang
yang mendorong persatuan dan kedamaian.
Yaitu pengaruh Aremania lebih luas daripada perkembangan komunitas sepak
bola Indonesia. Aremania sangat mempengaruhi perkembangan
masyarakat Malang khususnya selama lima tahun yang lalu.
Mengenai sejarah:
Sejarah perubahan total para suporter Arema menarik juga
sebagi sejarah Malang
bukan sejarah suporter saja. Sejarah
hitam ada, yaitu reputasi buruk yang masih berlaku berasal dari keadaan
benar-benar buruk. Suporter Arema
sekarang tidak sama sekali mangagungkan zaman tersebut. Sebenarnya mereka malu pada masa dulnya. Mengenai konflik dengan suporter Surabaya mereka masih
merasa benci pada mereka. Aremania sulit
menerima Bonek karena mereka masih mempenuhi peran provakator. Namun Aremania sudah berkembang menjadi
suporter murni, Bonek itu masih hooligan, yaitu musul suporter sepak bola. Dengan suporter lain seperti dari Jakarta dan Gresik
Aremania sudah bersahabat. Bersama-sama
komunitas suporter murni dibangun.
Aremania mulai berubah lebih dari 5 tahun yang lau dan itu baru mulai
diakui. Lagipula tim kesayagannya bisa mencapai
prestasi tinggi karena suporter telah maju.
Mengenai sekarang ini:
Aremania benar-benar atraktif, sportif dan kreatif. Ini yang mulai diakui masyarakat Malang. Pertandingan Arema itu telah aman dan hampir
semua orang bisa ikut tanpa takut bahwa kericuhan akan terjadi. Lagipula Aremania itu sesuatu yang khas Malang. Walaupun Aremania benar-benar meniru sesuatu
yang telah ada di Eropa, peniruan itu telah disesuaikan dengan konteks Malang. Aremania sudah mempengaruhi Malang secara positif. Aremania dan Malang bersatu dan aman. Lagipula persatuan itu muncul secara alami
tidak terpaksa dari atas. Ligina VIII
mungkin musim yang paling berhasil mengenai kerukunan Aremania dan tanggapan
masyarakat terhadapnya.
Mengenai Masa
Depan:
Tanggapan buruk terhadap Aremania akan perlu waktu untuk
luntur. Pasti untuk lama ada orang di Malang dan di luar yang
akan menganggap Aremania sebagai kelompok brutal. Namun yang lebih penting adalah bahwa
perilaku para suporter sudah berubah.
Proses Aremania mengubah dirinya walaupun sudah lama jalan masih belum
selesai. Aremania harus tetap menjaga
nama baiknya. Reputasinya bisa dirusak
dengan provokasi dari kelompok yang iri pada Aremania. Oleh karena itu misi Arema masih jalan. Aremania berdasarkan pada keberadaan Arema
dan hidup Arema tergantung pada Aremania.
Keduanya tidak bisa dibagi tanpa menghancur keduanya. Karena itu kalau meneliti soal suporter hal
klub tidak bia dihindari. Arema bisa
dapat sponsor besar dan mencapai prestasi bagus, namun kalau itu belum ada
Aremania akan selalu mendukung Arema.
Karena semangat itu Aremania untuk lama akan merupakan sesuatu aspek
hidup masyarakat Malang. Mudah-mudahan pada masa depan Aremania bisa
berkembang menurut sikap positif yang telah menjai aspek inti suporter
Arema.
Daftar Pustaka
Bestari. 2001. “Kecantikan Aremania tak tertandingi”. No.
156.
Bestari. 2001. “Aremania: Mengukir sejarah baru”. No.
156.
Bestari. 2001. “Aremania junjung sportifitas”. No.
156.
Bestari. 2001. “Kepinjut Jejak Adik”. No.
156.
Bestari. 2001. “Aremanita Menepis Anggapan”. No.
156.
Bestari. 2001. “Kreatifitas Aremania Dongkrak Ekonomi
Rakyat”. No. 156.
Colombjin, Freek.
2001. “For Kicks”. Di Inside
Indonesia. No.
68.
Hudjono, Anwar.
2002. “Aremania, Sebuah Gerakan
Rakyat”. Di Kompas.
0 komentar:
Posting Komentar