Pelanggaran
HAM
Timo
belum pernah menanyakan langsung kepada Nurdin Halid, tapi kepada pihak BTN.
Tapi ia menduga penghambatan ini karena Persema pindah dari ISL ke LPI. Seharusnya
menurut Timo, walaupun ada persilangan antara LPI dengan PSSI, tidak semustinya
pemain dikorbankan. "Karena Kim kan individu. Sebagai warga negara
Indonesia, terlepas dari PSSI atau LPI. Jadi ini sudah melanggar hak-hak asasi
manusia," ungkapnya pada Radio Nederland.
Usaha
pria keturunan Jerman itu bukan hanya ke BTN saja. "Saya juga sudah
beberapa kali minta LPI untuk mengurus, tetapi mereka juga kurang cepat dalam
menangani, mungkin banyak urusan ya."
Untuk
itu Timo menempuh jalan lain. "Makanya saya langsung ke Menpora, untuk
menyampaikan bahwa SKnya masih di Nurdin Halid." Selanjutnya ia akan
menyampaikan kasus ini ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kebetulan akan
hadir pada acara Murdaya Po. "Pak Po ini yang sejak dari awal membantu Kim.
Beliau memberi kesempatan hari Senin ini bertemu dengan SBY. Saya akan
sampaikan bahwa proses naturalisasi yang ditandatangani oleh presiden, sampai
sekarang tidak ada tindak lanjutnya karena dipegang PSSI."
Bantu
Pemain
Timo
merasa tindakan ini semata-mata hanya karena ingin membantu anak buah yang
kesulitan. "Saya kan hanya pelatih yang ingin membantu pemain."
Sehubungan
dengan berita rencana PSSI mendorong deportasi 22 pemain asing, Timo tidak
terlalu percaya, karena LPI di bawah naungan pemerintah. "Itu tidak
betul. Karena tidak bisa mendeportasi karena LPI kan di bawah pemerintah. Beda
ceritanya kalau LPI tidak dinaungi pemerintah."
Deportasi
Pemain Asing
"Karenanya
tidak mungkin PSSI mendesak pemerintah untuk mendeportasi pemain, padahal
pemerintah sendiri mendukung. Kan ini tidak masuk akal. Kalau FIFA ingin
menindak, ya terhadap organisasi yang berada di bawahnya. Sementara LPI ini
tidak dibawah FIFA. Jadi mau menghukum bagaimana?" Tuturnya kepada
RNW.
Timo
tetap membela kepindahan Persema ke LPI sebagai sebuah langkah yang betul.
"Karena sudah terlalu lama sepakbola Indonesia dicurangi, mencurangi,
mafia wasit, sistem yang tidak jelas."
Alasan
yang paling utama bagi Timo adalah APBD. "Terutama masalah APBD. Selalu
memakai APBD. PSSI selalu bilang, Nurdin Halid selalu bilang pemerintah sudah
seharusnya membela sepakbola bahkan mendukung sepakbola. Itu betul, seluruh
dunia seperti itu. Karena itu kebanggaan bangsa."
Sependapat
dengan Nurdin
Ia
sependapat dengan Nurdin Halid soal dukungan pemerintah, tetapi tidak lewat
APBD. "Tapi dukungannya melalui fasilitas. Melalui ijin keramaian, polisi,
dan lainnya. Bukan memberikan APBD untuk tim profesional. Itu tidak ada di
dunia ini. Sudah waktunya liga profesional itu bebas dari APBD."
Baginya
APBD diprioritaskan untuk kepentingan lain. "APBD itu cocok untuk
akademi-akademi di tingkat-tingkat kota dan kabupaten supaya makin banyak
pemain bola Indonesia yang betul-betul terdidik dari kecil. Sehingga manfaannya
terasa oleh masyarakat luas. Bukan hanya dirasakan oleh 25 orang dalam tim
profesional," tutupnya kepada Radio Nederland.
- Keterlibatan Pemerintah dalam PSSI
Pemberitaan
mengenai pembekuan (pengurus) PSSI yang mengemuka ternyata kalau dipahami dari
pernyataan Menegpora bisa saling bertolak belakang. Ambil contoh judul berita
‘Akhirnya Pemerintah ‘Bekukan’ Kepengurusan PSSI’ dapat ditafsirkan oleh
pembaca bahwa Pemerintah memang benar-benar membekukan PSSI. Misalnya dengan
mengamini bahwa (kepengurusan) PSSI dibekukan maka sudah terjadi intervensi
Pemerintah terhadap PSSI. Dengan dalil-dalil hukum yang dikemukakan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 mengenai Sistem Keolahragaan Nasional [SKN]
serta peraturan pemerintah diterapkan dalam pembekuan kepengurusan PSSI ini.
Pasal 13 UU SKN menyatakan bahwa Pemerintah mempunyai kewenangan untuk
mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan
keolahragaan secara nasional.
0 komentar:
Posting Komentar