Minggu, 01 September 2013

Bisnis Industri Olahraga

Bisnis Industri Olahraga
Dalam dunia usaha (bisnis) dapat diartikan sebagai perdagangan atau perniagaan yang dilakukan oleh orang atau badan-badan sebagai kegiatan utama untuk memperoleh penghasilan yang mempunyai nilai lebih dari apa yang dikeluarkan untuk kegiatan itu. Secara lebih luas usaha dapat diartikan keseluruhan kegiatan bisnis yang dijalankan orang-orang atau badan-badan secara teratur dan terus-menerus yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang dan atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk dijual, dipertukarkan, atau disewa gunakan dengan tujuan memperoleh penghasilan atau keuntungan yang optimal (Tarsis Tarmudji, 1991: 4). Kegiatan bisnis dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1. Kegiatan bidang agraris, seperti: pertanian , perkebunan, dll.
2. Kegiatan bidang ekstraktif, seperti: pertambangan, penggalian, dll.
3. Kegiatan bidang industri seperti: pabrik tekstil, pabrik elektronik, peralatan olahraga, dll.
4. Kegiatan bidang perdagangan, seperti: agen, makelar, grosir, toko, dll.
5. Kegiatan bidang jasa, seperti: biro perjalanan, konsultan, perencanaan, akuntan publik, perhotelan, instruktur, pelatihan, dll.

Kegiatan bisnis sesuai dengan struktur ekonomi Indonesia tahun 1993, dapat dikelompokkan menjadi

Sumber: BPS 1993 dalam Kompas
Dari struktur ekonomi di atas dapat dijelaskan bahwa sektor industri merupakan peluang bisnis yang terbesar (22,3%) diantara lapangan bisnis lainnya, sedangkan sektor jasa masih mencapai (4,6%). Namun perkembangan teknologi di tahun 2007 pertumbuhan ekonomi pada lapangan bisnis di sektor industri barang dan jasa meningkat mencapai 3-5%, hal ini merupakan peluang besar dalam membuka lapangan kerja.

Pertumbuhan ekonomi khususnya pada bisnis olahraga cukup menjanjikan, hal ini disebabkan banyaknya even-even olahraga baik tingkat nasional maupun internasional dapat dijual. Banyak even organizer merasa untung besar dalam menyelenggarakan pertandingan olahraga (khususnya basket, voli, dan sepak bola). Dengan kebutuhan kesehatan maupun prestasi akan olahraga di masyarakat, maka banyak orang yang membutuhkan dan memiliki alat dan fasilitas olahraga secara pribadi.

Kebutuhan alat dan fasilitas olahraga maka akan meningkatkan permintaan konsumen, dan menumbuhkan bisnis olahraga yang positip.

Karakteristik Bisnis Barang dan Jasa

Karakteristik pemasaran bisnis barang dan jasa menurut Lovelock (1991: 7-8) dapat dibedakan dalam tujuh hal meliputi:
1. Nature of the product, yaitu produk digambarkan sebuah obyek, alat, atau benda, sedang jasa adalah perbuatan, penampilan atau bisnis.

2. Greater involvement of customer, yaitu konsumen aktif terlibat dalam proses produksi misalnya: (a) konsumen mengambil/ mengembalikan barang sendiri, (b) saat pijat konsumen memberikan informasi daerah yang sakit atau yang enak.

3. People as part of the product, yaitu konsumen terlibat dalam produksi penggunaan jasa dan tidak hanya berhubungan dengan instruktur, pelatih, atau tukang pijat, tetapi dengan orang lain (konsultan, dokter olahraga dan lain-lain).

4. Greater difficults in maintaining quality control standart, yaitu pada jasa sulit distandarisasikan, tetapi pada barang mudah distandarisasi.

5. Absense of inventories, yaitu jasa merupakan performance yang tidak dapat disimpan seperti barang.

6. Importance of time factor, yaitu faktor waktu untuk jasa sangat penting, misalnya konsumen diberitahu berapa lama untuk menunggu sampai jasa dapat dinikmati. Hal ini berbeda dengan barang yang mempunyai stok persediaan.

7. Different distribution channel, yaitu pada jasa saluran distribusi bervariasi misalnya dengan saluran elektronik, adapun pada barang distribusi mengggunakan saluran fisik.

0 komentar:

Posting Komentar