Rabu, 28 Agustus 2013

ATRAKSI PERTANDINGAN AREMA

ATRAKSI PERTANDINGAN AREMA
Pertandingan Arema selama Ligina VIII merupakan hasil proses perubahan Arema yang mulai lebih dari 5 tahun yang lalu.  Yaitu pertandingan di Malang telah dianggap aman dan pada umumnya tidak ada masalah serius kalau Aremania ikut pertandingan Away Arema.  Lagi pula Aremania menjadi atraksi sendiri selain pertandingan sepak bola.  Ini benar jika Aremania di stadion Gajayana di Malang ataupun di mana-mana di pulau Jawa.  Yang jelas adalah sportifitas dan kreatifitas dipenting oleh Aremania.  Suporter Arema telah terkenal untuk sorak-sorai, lagu dan dansa dipimpin seorang dirigen.  Pertandingan Arema itu menjadi bukti utama bahwa para suporter Arema sudah maju dari hooliganisme. 

Stadion Gajayana:  Kedatangan Suporter 
Biasanya pertandingan Arema mulai pada jam 15.30 WIB.  Namun sekitar jam 12.00 penonton mulai mendekati stadion Gajayana.  Jalan Semeru dan Jalan Bromo pelan-pelan menjadi penuh dengan orang yang memakai kaus biru.  Angkot-angkot dan mobil mulai mengantar suporter ke stadion.  Kadang-kadang ada kelompok yang main tembur dan menyanyi lagu Aremania di jalan untuk menghabiskan waktu sebelum masuk stadion.  Sekitar stadion suporter menunggu dan tempatnya sudah ramai dengan kaki lima.  Setelah jam 12.00 stadion belum ditempati suporter tetapi kaki lima mulai memasukkan barang penjualannya supaya siap untuk penonton.  Antara jam 13.00 dan 14.00 sektor ekonomi mulai menjadi ramai.  Biasanya sektor ekonomi di belakang kedua gawang sudah ramai sekali sampai jam 14.30.  Biasanya tribun VIP kurang ramai jadi sampai jam 15.00 bisa dapat tempat bagus.  Pada umumnya ini benar untuk pertandingan di Malang diikuti selama waktu penelitian.  Namun pertandingan terakhir melawan Persikota sudah ramai di ekonomi maupun VIP pada jam 13.30.  Penonton masuk tempat antara sektor ekonomi dan pagar lapangan karena sektor ekonomi begitu penuh.  Diceritakan bahwa sampai LiginaVIII setiap pertandingan seperti itu dan baru saja jumlah penonton mulai turun. 

Tanggal
Lawan
Cuaca
Jumlah Penonton
Minggu 3 Maret
PSPS
Cerah
15.000
Kamis 7 Maret
PSDS
Gerimis
12.000
Minggu 17 Maret
Persita
Hujan
13.000
Minggu 24 Maret
Semen Padang
Cerah
10.000
Kamis 28 Maret
PSMS
Mendung
10.000
Kamis 18 April
Persib
Mendung
10.000
Rabu 24 April
Persikab
Hujan
10.000
Minggu 28 April
Persikota
Cerah
18.000

Tabel 3.  Jumlah Penonton di Stadion Gajayana:  Bulan Maret dan April
Informasi dari tabel yang tersebut di atas menunjukkan bahwa hanya pada pertandingan terakhir stadion terisi penuh menurut kapasitas.  Banyak faktor mempengaruhi mengapa pertandingan tanggal 24 dan 28 Maret begitu sepi.  Pertama-tama suporter pada tanggal 2 April berangkat ke Jakarta untuk mendukung Arema.  Dua pertandingan sebelumnya suporter ingin menyimpan cukup uang untuk bisa ikut tur.  Cuaca hampir tidak sama sekali menpengaruhi kehadiran suporter Arema di stadion.  Pada waktu Arema melawan PSPS ada 15.000 penonton meskipun panas sekali.  Di pertandingan Arema vérsus Persita ada 13.000 meskipun hujan tebal.  Lagipula tidak banyak suporter meninggalkan stadion pada waktu mulai berhujan atau karena pertandingan ditunda sampai mulai jam 17.00.  Hasil pertandingan juga mempengaruhi jumlah penonton.  Arema dan PSPS seri jadi penonton pada waktu melawan PSDS jumlah penonton jumlah 12.000.  Arema tertahan oleh Persita jadi pada waktu menjamu Semen Padang jumlah 10.000.  Di samping itu kualitas permainan tim lawan juga mempengaruhi jumlahnya.  Misalnya PSPS mempunyai pemain yang hadir di TimNas Indonesia walaupun PSDS tim agak lemah.  Persikab telah degradasi sementara Persikota pernah mangalahkan Arema di putaran 8 besar Ligina VI.  Yang terakhir mungkin hari minggu lebih ramai daripada hari rabu atau kamis karena kebanyakan orang libur hari minggu.  Misalnya dari empat pertandingan diadakan pada hari mingu ada tiga yang berjumlah lebih dari 10.000.  Yaitu pertandingan tanggal 3 dan 17 Maret sama tanggal 28 April.  Namun tanggal 24 Maret barangkali sepi karena sebab persiapan tur dan imbang dengan Persita.  Keramaian stadion terus sampai saat tokoh dirigen datang setengah jam sebelum permulaan pertandingan. 

Dirigen sudah tiba
Menurut Mas Hilal Lahji dari pembinaan PS Arema ada kira-kira 3 jenis suporter Arema yang merupakan para suporter Arema.  Pertama-tama, ada kelompok yang terutama mementing Arema, yaitu yang setia pada klub.  Yang kedua, ada kelompok yang ikut pertandigan untuk menikmati sepak bola, yaitu pencinta bola.  Yang terakhir, ada kelompok yang menyaksikan pertandingan karena mau menikmati semacam pesta yang muncul antara suporter Arema.  Kelompok pertama dan kedua sudah ada sejak awal pendirian Arema.  Soalnya kelompok kedua masih lemah selama zaman geng-geng tetapi sekarang sekuat kelompok pertama.  Yang agak baru ada kelompok yang terakhir karena muncul dengan tokoh dirigen.  Kelompok yang suka pesta Aremania itu pasti menyaksikan pertandingan di belakang gawang.  Namun yang mementing sepak bola menyaksikan pertandingan di tribun timur atau di tribun VIP.  Sebenarnya kelompok yang mementing klub ada di berbagai tempat di stadion.  Memang bisa mementing Arema sambil menikmati sepak bola dan juga bisa mementing Arema sambil menikmati pesta Aremania.  Yang jelas tokoh dirigen menjadi penimpin pesta Aremania itu. 

Di belakang gawang utara sekitar jam 15.00 ada semacam hening dan dapat mendengar suara berbisik-bisik.  ‘O Si Yuli datang’ katanya.  Sambil itu sebelahnya di gol selatan yang hampir sama kedengarannya pada waktu Si Kapet datang.  Sebelum pemain Arema muncul dirigen memulaikan semacam latihan sorak-sorai.  Penonton dipersiapkan untuk menyanyi, goyang dan bersorak-sorai selama pertandingan.  Tokoh dirigen ini sangat bersemangat.  Misalnya Yuli dia sebetulnya sangat suka sepak bola.  Namun selama hampir seluruh pertandingan tidak bisa menonton pertandingan karena menimpin sorak-sorai Aremania.  Diceritakan bahwa dulu dia duduk dan menonton sepak bola saja.  Inspirasi untuk menjadi dirigen suporter dari adiknya.  Sementara itu katanya Kapet mulai karena dia mempunyai banyak teman di stadion. 

Pada waktu pemain masuk lapangan untuk berlatih sebelum pertandingan nama pemain dipanggil satu persatu oleh penyiar.  Setiap pemain disambut dengan tepuk tangan termasuk pemain tim lawan (kecauli kalau Persebaya yang diperolok-olokkan). 
Namun pemain Arema khsususnya bintang seperti Aji Santoso dan Johan Prasetyo dapat tepuk tangan yang paling meriah.  Setelah itu stadion jatuh diam.  Telah waktu nyanyian lagu ‘Padamu negeri’. 

Padamu Negeri
Suporter Arema bersemangat kepada tim kesayangannya tetapi juga kepada negara Republik Indonesia.  Dengan kompak suporter Arema sebelum permulaian pertandingan menyanyi lagu nasionalis ‘Padamu Negeri’.  Lagu itu dinyanyi suporter dengan bangga.  Nasionalisme merupakan salah satu aspek dasar suporter Arema.  Aremania mendukung Arema tetapi akhirnya semua maupun suporter tim lawan bersaudara.  Malang aman karena persaudaraan itu.  Lagipula Malang lepas daripada masalah pertentangan kesukuan atau konflik agama yang timbul di mana-mana di Indonesia.  Aremania berpendapat bahwa kalau Malang bisa begitu rukun, mengapa negara Indonesia belum bisa seperti itu?  Yang jelas persatuan Aremania muncul secara alami dan karena itu ada sikap positif terhadap persatuan negara Indonesia. 

Suporter Atraktif
Selama pertandingan Aremania menyanyi dan goyang dengan meriah.  Si Yuli adalah suporter sepak bola dari mana-mana.  Di suka menonton liga Inggris, Spanyol dan Itali.  Dan juga tahu tentang perbedaan gaya permainan antara negara Amerika Selatan atau permainan liga belum terkenal seperti di Yunani.  Soalnya Yuli juga belajar suporter negara-negara ini.  Yang diamati olehnya disesuaikan dengan konteks Malang, Indonesia.  Di Itali dan Spanyol lagu disukai oleh suporter, yaitu semacam musik.  Sekarang suporter Arema terkenal atas berbagai lagunya.  Salah satu yang sering dinyanyi suporter begini: 

                        Aremania…Singo edan
Sore ini...kamu harus menang
Bantai lawanmu…di kandang Singa
Aremania mendukungmu

Juga Yuli pernah dapat kaset suporter Chile dari pemain asal Chile.  Dengan musiknya sebagai contoh sebuah lagu utama Aremania dibuat: 

                        Ayo…Ayo Arema...
                        Sore ini…Kita Harus Menang
                        Heh…heh…heh!

Menarik bahwa ada semacam kerjasama antara juga suporter dan klub Arema dengan pemain sepak bola berasal dari Chile.  Sepak bola dan juga supoter Malang agak dipengaruhi negara Chile.  Juga dipengaruhi oleh gaya suporter Brasil.  Di bawah tokoh dirigen ada pemain tambur membuat sausana seperti sepak bola di Brasil.  Di Inggris suporter tidak menyanyi tetapi suka teriak kata-kata.  Kalau lawan Arema mengambil ‘free-kick’ Aremania teriak: 

                        Tid-ak Mungkin…Tid-ak Mungkin…Tid-ak Mungkin

Juga kalau Arema kalah dan perlu mencetak gol supaya tidak dikalahkan suporter teriak: 

                        Arema keras…keras…Arema pisau…pisau

Walaupun berdasarkan pada contoh dari luar kadang-kadang ada lagu yang sangat dipengaruhi konteks suku Jawa.  Khususnya konteks ciri-ciri orang Jawa Timur dibandingakan dengan orang Jawa Tengah: 

                        Jangan loyo…jangan kendo
                        Kalau Singo Edan loyo
                        Kalau Singo Edan kendo
                        Bukan Singo Edan
                        Tapi putri Solo

Sambil menyanyi lagu-lagu itu dirigen memimpin para penonton dalam dansa.  Gerak-gerik tokoh dirigen ditirukan suporter.  Mereka melambaikan tangan dari kiri ke kanan dan melambaikan syal dan bendera.  Mereka goyang dan melompat-lompat.  Kalau melihat ini dari tribun timur atau VIP kelihatannya luar biasa, yaitu para suporter goyang bersama-sama dengan rukun.  Ikut dansa merupakan pengalaman luar biasa, yaitu bisa menikmati suasana pesta  Aremania.  Di samping itu ada gelombang suporter atau ‘Mexican Wave’ yang bagus sekali kalau stadion penuh. 

Pemain Arema sangat berterima kasih atas pendukung Aremania.  Mereka merasa wajib main sebagus semungkin karena suporternya.  Kalau main di Malang pasti ada ribuan suporter bersorak-sorai.  Pemain Indonesia biarpun yang dari luar negeri senang main untuk Arema karena suporternya.  Kalau gol dicetak ada pesta di belakang kedua gawang dan kembang api dinyalakan seperti dilakukan suporter liga Serie A di Itali.  Penonton juga menanyi lagu untuk mendorong pemain bintang Johan Prasetyo.  Prasetyo disorakkan dengan sayang dalam lagu: 

                        Ayo, Ayo, Ayo…Mas Johan
                        Mas Johan…Mas Johan

Keamanan di pertandingan
Penampilan banyak aparat keamanan di stadion Gajayana termasuk polisi, tentara angkatan darah maupun angkatan laut merupakan upaya tindakan pencegah saja.  Sekarang pertandingan Arema di Malang memang aman.  Namun aparat keamanan ada sesuatu sebab di belakang keamanan di stadion.  Pertama-tama penampilan banyak aparat mendorong penonton tenang dan mengecilkan hati oknum penonton yang ingin membuat kericuhan.  Pak Gerry Van Klinken berpendapat bahwa aparat keamanan di Indonesia pada umumnya selama sepuluh tahun yang lalu sudah menjadi jauh lebih profesional dalam bidang mengamankan banyak orang atau ‘crowd control’ (istilahnya dalam bahasa Inggris).  Dalam konteks itu pada waktu geng-geng masih ada, aparat keamanan masih belum cukup siap untuk mencegah kericuhan di stadion.  Itu bukan soal profesionalisme saja tetapi juga soal peralatan.  Dulu polisi dan aparat belum dilengkapkan dengan helm dan perisai atau ‘riot shields’.  Juga di Surabaya aparat mempunyai meriam air tetapi belum pernah dibutuh di Malang.  Di Malang kerusuhan di stadion pada umumnya keakhiran pada pertengahan 1990-an.  Namun bentrok dengan suporter Surabaya masih terjadi sampai 1999. 

Selama tahun 2002 tidak ada masalah lebih serius daripada lemparan botol aqua.  Bukti bahwa sudah aman adalah penonton sendiri.  Yaitu siapa ikut pertandingan Arema sekarang dibandingkan dengan dulu.  Sesuatu yang tidak bisa dibayangkan beberapa tahun yang lalu adalah penampilan suporter perempuan di stadion.  Sudah cukup aman bagi perempuan untuk hadir di stadion, mendukung Arema dan menikmati sepak bola Malang.  Namun di banyak tempat lain belum begitu maju.  Misalnya di Jogja dan Solo suporter masih terlalu keras untuk kehadiran suporter perempuan.  Suporter Persija adanya perempuan tetapi itu karena suporter Persija pada umumnya dari kelas menengah ke atas.  Dan di Surabaya masih terlalu berbahaya bagi perempuan.  Lagipula sesuatu hasil tugas Aremania mengamankan stadion Gajayana ada perkumpulan suporter perempuan yang memakai nama Aremanita.  Biarpun Aremanita belum sekompak Aremania luar biasa bahwa mereka muncul di bidang didominasi lelaki dalam konteks masyarakat Muslim.  Sebenarnya misi Aremanita sejajar dengan misi Aremania.  Yaitu Aremania mau menghapuskan sejarah hitam dan citra negatif.  Aremanita bersusaha menolak persepsi masyarakant bahwa perempuan yang ikut sepak bola itu nakal.  Mereka memprotes stereotip itu dan membela haknya mendukung Arema.  Di pertandingan terakhir Arema Aremanita mempunyai spanduk yang memprotes: ‘Aremanita:  Jangan Merendahkan Kami’.  Aremantia sesuatu positif yang tidak usah ditakuti dan benar-benar perkembangan luar biasa. 

Juga sekarang orang tua bisa membawa anak kecil ke pertandingan.  Orang bisa ikut pertandingan sebagai keluarga.  Tidak takut lagi bahwa kalau ada kericuhan anak kecilnya sangat terancam.  Keamanan di stadion juga disebab Aremania.  Misalnya setelah beberapa insiden lemparan di pertandingan melawan PSPS, dan akhirnya melawan Persita Aremania bertnindak dengan cepat untuk mencegah nama Aremania dihitamkan.  Sebelum pertandingan Arema vérsus Semen Padang Aremania siap untuk mencegah kerusuhan disebab aksi lemparan.  Diusulkan bahwa para penonton diperiksa pada waktu masuk stadion untuk pasti tidak ada yang membawa batu atau botol gelas.  Keamanan di pertandingan di Malang selama Ligina VIII juga dipengaruhi kedudukan Arema di Ligina.  Arema dan Persebaya dibagi sistem Wilayah jadi Arema belum pernah melawan Persebaya selama musim tersebut.  Akibatnya tidak ada kesempatan besar untuk tawuran antara Aremania dan Bonek.  Selain itu pada akhir Ligina VIII aparat keamanan siap untuk mencegah Bonek datang ke Malang pada waktu Persema Malang menjamu Persebaya.  Di pertandingan Delapan Besar di Gresik juga tidak ada kehadiran Bonek secara masal. 


Aremania ikut tur
                        Di sini kita menang…Di sana kita menang
                        Di Ibu kota kita menang
                        Arema…Singo Edan

Yang tersebut menjadi lagu utama tur Batavia 2002 yaang merupakan salah satu contoh bagaimana Aremania bisa rukun kalau mengunjungi kandang lawan.  Salah satu lain adalah Aremania ikut pertandingan Delapan Besar di Gresik pada 19 Mei 2002.  Pada April ternyata Stadion Lebak Bulus jauh dari cukup untuk menjamu Aremania.  Di terbitkan di Jawa pos pada tanggal 4 April bahwa ada 13.000 penonton.  Karena kedatangan ribuan Aremania jumlah Jakmania, suporter Jakarta Pusat harus dibatasi.  Pertandingan Away itu semacam ujian Aremania menjaga reputasi sebagai suporter sportif.  Soalnya suporter yang paling semangat dan fanatik ikut tur.  Itu jelas pada waktu Aremania berusaha masuk stadion.  Aparat Jakarta kurang siap dan juga terhadap masalah tiket palsu, akibatnya pada waktu Aremania masuk keadaan agak kacau.  Namun pada waktu dirigen tiba dan memulaikan sorakan Aremania telah tenang dan tidak ada insiden yang tidak diinginkan.  Suporter Arema walaupun dibagi tiga sektor di stadion dan tidak begitu kompak dengan semangat mendukung Arema.  Akibatnya Arema mencuri poin dengan imbang 2-2.  Pada akhir pertandingan aparat keamanan siap mencegah tawuran.  Namun tawuran tidak terjadi.  Suporter Arema dan juga suporter Persija membuktikan bahwa bisa sportif. 

Pada putaran delapan besar Arema main pertama-tama melawan Petrokimia Putra di Gresik.  Perjalanan rombongan Aremania diserang di Jalan tol di daerah Sidoarjo.  Yang melempari Aremania betul-betul siap untuk kedatangan Aremania.  Ada sepeda motor untuk melarikan diri.  Ada seorang provokator yang agak terlambat lari dari Jal tol dan dibanjiri Aremania yang penuh dengan marah atas serangan itu.  Soalnya Sidoarjo begitu dekat Surabaya bahwa musuh Aremania Bonek bisa muncul dengan mudah.  Di samping itu Sidoarjo milik bonek sendiri juga.  Yaitu bukan para suporter GPD Deltamania tetapi oknum suporter yang iri pada Aremania jadi berkumpul sama Bonek Surabaya untuk mengahalangi Aremania.  Sayangnya meskipun upaya polisi, ada korban Aremania tetapi setelah itu perjalanan rombongan ke Gresik diteruskan.  Di Gresik Aremania dapat ucapan ‘Selamat datang’ dari Ultras para suporter Petrokimia Putra.  Aremania masuk stadion dengan rukun dan mulai sorak-sorai:

                        Aremania…Singo Edan
                        Sore ini…kamu harus menang
                        Lebas lawanmu…Korban semangatmu
                        Di kandang Kebo…Aremania mendukungmu

Kebo Giras adalah simbol suporter Gresik.  Atraksi suporter Arema dengan suporter Petro luar biasa.  Sebelum pertandingan Aremania bernyanyi dengan semangat.  Pada saat sudah jelas bahwa Petro menang, semangat Aremania turun namun masih sportif dan tidak membuat kericuhan.  Sayangnya pada waktu pulang ke kota Malang bahwa mereka dilempari lagi okum provokator di Sidoarjo.  Mereka telah kecewa atas kekalah 3-0 apalagi karena serangan kedua itu. 

0 komentar:

Posting Komentar