Minggu, 28 Juli 2013

PREFERENSI MASYARAKAT SURABAYA MEMBACA RUBRIK OLAHRAGA

preferensi masyarakat Surabaya dalam membaca rubrik olahraga 
Surat kabar Jawa Pos memiliki segmentasi olahraga yang cukup kuat, sedangkan dalam tema olahraga, perbedaan status sosial, perbedaan usia, dan perbedaan lainnya tidak terlalu berpengaruh. Penelitian survey ini menggunakan teknik pengolahan data pada penelitian menggunakan metode item selection dan tracking study, sehingga pengumpulan data yang dipergunakan adalah kuesioner dan lembar eksemplar rubrik olahraga yang telah dibaca masyarakat Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan, preferensi masyarakat surabaya terhadap rubrik olahraga Jawa Pos berdasarkan header halamannya adalah Sportainment, berdasarkan jenis olahraganya adalah Sepak bola, dan berdasarkan coverage area beritanya adalah berita Internasional. Masyarakat Surabaya membaca dengan cara yang sama untuk content berita olahraga berdasarkan header halaman, jenis olahraga, dan coverage area beritanya. Sebagian besar masyarakat Surabaya membaca hanya sebagian content dengan cara acak. Semua masyarakat Surabaya membaca content yang ada gambarnya, namun sebagian besar masyarakat Surabaya lebih mengutamakan teks berita daripada gambarnya.


PENDAHULUAN
Jawa Pos memiliki macam-macam segmentasi untuk pembaca, sehingga muncul kedekatan/proximity dengan kehidupan sehari-hari pembaca. Ini dikarenakan Jawa Pos memiliki segmentasi yang kuat terhadap anak muda dan olahraga. (www.jawapos.co.id/awards, diakses tanggal 12 agustus 2012). Dalam tema olahraga, perbedaan status sosial, perbedaan usia, dan perbedaan lainnya tidak terlalu berpengaruh.  Selain itu, pada surat kabar Jawa Pos memiliki segmentasi olahraga yang cukup kuat. Ini dibuktikan dengan adanya kompetisi bola basket antar sekolah yang disebut DBL (www.jawapos.co.id/awards, diakses tanggal 12 Agustus 2012 ).
Kedekatan pembaca dengan content yang dibacanya akan memunculkan minat membaca macam content dari rubrik olahraga berdasarkan letak content (headline, teks, kolom, cutline, dan sebagainya), berdasarkan jenis olahraga (sepak bola, bola basket, tenis, tinju, balap motoGP, dan lain sebagainya), berdasarkan area yang diberitakan, dan berdasarkan coverage berita (lokal, nasional, internasional). Preferensi membaca tersebut merupakan perspektif individu dari perbedaan karakteristik demografis audience pembaca rubrik olahraga di Jawa Pos. Dalam penelitian ini audience ditempatkan sebagai individu yang aktif dan pemakaian media memiliki tujuan tertentu yaitu memenuhi kebutuhan untuk memuaskan diri mereka (Rakhmat, 2003: 205).
“…The uses and gratification approach focuses on the active individual media user that selects media content on the basis of personal needs and motives. The use of particular media is perceived to result in particular individual psychological rewards…” (Wimmer & Dominick 1994:270).

Preferensi membaca dipengaruhi oleh motif oleh pembacanya. Sedangkan motif merupakan ciri dari kebutuhan. Untuk memilih sebuah bacaan rubrik dalam surat kabar Jawa Pos ini, ada dorongan diri, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk membacanya. Sedangkan salah satu ciri audience aktif menurut Frank Biocca adalah perilaku selektif (berkaitan langsung dengan preferensi) yang akan menyeleksi hal-hal yang mendukung keyakinannya dalam memilih informasi yang menarik minat mereka (Nurudin, 2003: 183).
Setiap individu memiliki ketidaksamaan atas pemilihan content dari sebuah media yang dibutuhkan. Dengan adanya bermacam variasi content dalam sebuah media, maka dapat dibayangkan bagaimana masyarakat pembaca Jawa Pos yang heterogen memiliki minat baca atas sebuah content yang berbeda-beda. Sesama pembaca rubrik olahraga dalam surat kabar ini, memiliki masing-masing kebutuhan untuk memenuhi pemuasan diri. Kemudian, pembaca menyeleksi content berita yang tertulis dalam surat kabar tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan adanya segmentasi dari content media. Jika dalam surat kabar tertulis semua berita, maka akan menarik bagi semua pembaca tanpa adanya pemilah-milahan media (Siregar, 2002: 25-26).
Pada pemilihan content media, khususnya olahraga  akan sangat menarik jika dapat dilihat dari perbedaan karakter individual pembacanya. Perbedaan tersebut salah satunya dapat dilihat dari jenis kelamin. Dari jenis kelamin tersebut maka asumsi peneliti adalah ada  kedekatan content ddengan pembacanya. Seperti contoh adalah peranan laki-laki dan perempuan dalam olahraga. Seperti yang diungkap oleh IOC (2007:1) bahwa semula para wanita yang berlaga di olimpiade hanya mengikuti cabang olahraga tenis, berlayar, kriket, menunggang kuda, dan golf. Sekarang para wanita sudah dapat memainkan berbagai cabang olahraga modern seperti sepakbola, hoki, olahraga bela diri, triathlon dan bahkan pentathlon. 
Prestasi yang dicapai para wanita dalam olahraga sering pula dikaitkan dengan pandangan yang tradisional dan modern terhadap mereka. Pandangan tradisional menyebutkan bahwa wanita adalah makhluk feminis, lemah lembut,serta memiliki image seksualitas yang tinggi sebagai bentukan budaya di seluruh dunia. Ketika wanita itu berpartisipasi dalam olahraga dan berprestasi, berbagai pandangan mulai dari tubuh yang lebih maskulin dan kehidupan seksualitas mereka yang sering kali menjadi bahan pembicaraan. Media ikut andil dalam membangun pandangan-pandangan tersebut. Seperti yang diungkap oleh Maguire (2002:61) bahwa
“…when succesful athletes are perceived to be a challenge to established gender ideology, such as being lesbian or being heavily muscled, they can receive negative media commentary…”

Pengaruh media yang begitu besar telah memberikan Brand Image positif maupun negatif terhadap partisipasi wanita dalam olahraga. Secara global juga pandangan-pandangan yang ditujukan pada wanita yang berpartisipasi dalam olahraga dibangun oleh media itu sendiri. Dari pemikiran tersebut, maka peneliti berasumsi bahwa setiap individu memiliki preferensi yang berbeda dalam membaca headline, teks, kolom, ataupun cutline. maka pertanyaan yang muncul adalah “Bagaimana preferensi membaca rubrik olahraga Jawa Pos di Surabaya?”. Untuk membuktikan asumsi tersebut, maka peneliti mencari tahu bagaimana setiap pembaca rubrik olahraga pada surat kabar Jawa Pos memilih headline, teks, kolom, ataupun cutline tersebut dengan menggunakan penelitian deskriptif dengan metode survey di kota Surabaya.

0 komentar:

Posting Komentar