Hasil Belajar Pendidikan Jasmani
Belajar keterampilan gerak adalah seperangkat proses internal yang mengantarkan kearah perubahan perilaku terutama perilaku gerak yang relatif permanen sebagai akibat dari proses latihan atau pengalaman dan bukan karena pengaruh kondisi tubuh yang bersifat sementara seperti keadaan sakit, lelah, jenuh, karena obat-obatan atau proses kematangan fisik (Fischman & Oxendine, 2001). Belajar keterampilan gerak pada dasarnya merupakan suatu proses yang merangkum tiga unsur pokok yaitu:
(1) unsur masukan (input) berupa tingkah laku individu sebelum belajar,
(2) unsur proses belajar dalam bentuk pengalaman dan latihan yang memproses masukan, dan
(3) unsur keluaran (output) berupa perubahan-perubahan perilaku yang dihasilkan. Bloom (dalam Krathwohl, 2002) menyatakan bahwa perubahan perubahan perilaku belajar mencakup tiga kategori domain yaitu,
(1) perilaku kognitif,
(2) perilaku afektif, dan
(3) perilaku motorik.
Perubahan perilaku kognitif berupa keterampilan berpikir intelektual, terdiri atas indikator pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (Bloom dalam Krathwohl, 2002), perilaku afektif terkait dengan perubahan-perubahan dalam sikap, perasaan, emosi, dan motivasi siswa terhadap belajar, sedangkan perilaku psiko-motorik dimanifestasikan dalam bentuk gerak anggota tubuh di bawah kendali sistem syaraf. Aspek kemampuan gerak yang dikembangkan adalah kemampuan gerak dasar, terdiri atas kemampuan lokomotor, kemampuan non lokomotor, dan manipulatif (Pangrazi & Dauer, 2007). Ketiga domain ini merupakan tujuan yang dijadikan kriteria perubahan yang harus dicapai oleh siswa, dan tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan tersebut disebut hasil belajar. Khusus dalam pendidikan jasmani, karena karakterisriknya yang khas, ada domain lain yang dijadikan kriteria dalam menentukan keberhasilan hasil belajar, yaitu domain kebugaran jasmani.
Belajar keterampilan gerak adalah seperangkat proses internal yang mengantarkan kearah perubahan perilaku terutama perilaku gerak yang relatif permanen sebagai akibat dari proses latihan atau pengalaman dan bukan karena pengaruh kondisi tubuh yang bersifat sementara seperti keadaan sakit, lelah, jenuh, karena obat-obatan atau proses kematangan fisik (Fischman & Oxendine, 2001). Belajar keterampilan gerak pada dasarnya merupakan suatu proses yang merangkum tiga unsur pokok yaitu:
(1) unsur masukan (input) berupa tingkah laku individu sebelum belajar,
(2) unsur proses belajar dalam bentuk pengalaman dan latihan yang memproses masukan, dan
(3) unsur keluaran (output) berupa perubahan-perubahan perilaku yang dihasilkan. Bloom (dalam Krathwohl, 2002) menyatakan bahwa perubahan perubahan perilaku belajar mencakup tiga kategori domain yaitu,
(1) perilaku kognitif,
(2) perilaku afektif, dan
(3) perilaku motorik.
Perubahan perilaku kognitif berupa keterampilan berpikir intelektual, terdiri atas indikator pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (Bloom dalam Krathwohl, 2002), perilaku afektif terkait dengan perubahan-perubahan dalam sikap, perasaan, emosi, dan motivasi siswa terhadap belajar, sedangkan perilaku psiko-motorik dimanifestasikan dalam bentuk gerak anggota tubuh di bawah kendali sistem syaraf. Aspek kemampuan gerak yang dikembangkan adalah kemampuan gerak dasar, terdiri atas kemampuan lokomotor, kemampuan non lokomotor, dan manipulatif (Pangrazi & Dauer, 2007). Ketiga domain ini merupakan tujuan yang dijadikan kriteria perubahan yang harus dicapai oleh siswa, dan tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan tersebut disebut hasil belajar. Khusus dalam pendidikan jasmani, karena karakterisriknya yang khas, ada domain lain yang dijadikan kriteria dalam menentukan keberhasilan hasil belajar, yaitu domain kebugaran jasmani.






0 komentar:
Posting Komentar