Minggu, 01 September 2013

Aremania di luar Malang

Aremania di luar Malang
Yang peneliti jelaskan di atas adalah contoh pertandingan Arema. Akan tetapi, bagaimana kalau ada pertanding di luar kota Malang? Aremania tidak hanya di kota Malang, tetapi ada bagian Aremania di beberapa kota lain di Indonesia. Selain itu, kalau ada pertandingan yang cukup besar untuk Arema, Aremania akan berdatang ke kota lain untuk menonton tim kesayangannya. Kejadian seperti ini dapat dilihat waktu Arema menjadi juara Divisi I dan sekitar 10.000 Aremania berdatang ke Jakarta untuk mendukung Arema.

Sebelum Final Divisi I di Jakarta, Arema harus bermain dua pertandingan untuk maju ke pertandingan final. Jadi, kalau Aremania mau menonton semua pertandingan, mereka harus ke sana untuk sepuluh hari. Untuk Aremania benar, ini tidak masalah. Sebelum pertandingan pertama, 3.000 Aremania dari Malang naik bus, mobil dan kereta api untuk sampai ke Jakarta.[1] Semakin lama dalam kompetisi, semakin banyak Aremania yang datang. Akhirnya ada 10.000 Aremania di Jakarta. Kebanyakan Aremania ke Jakarta tanpa cukup uang, pakaian atau makanan. Mereka hanya ke Jakarta untuk menonton Arema, dan tidak peduli dengan faktor lain. Ada Aremania di Jakarta yang berkata, “kami hanya modal semangat saja ke Jakarta. Makan seadanya, tidur di emperan stadion dan pakaian juga seadanya. Itu tak masalah bagi kami asal Arema nantinya juara.”[2] Jadi, ada ribuan Aremania di Jakarta tanpa cukup makanan atau uang. Kelihatan seperti Aremania mempunyai persoalan tetapi persoalan itu bisa diatasi. Aremania sebagai satu kelompok atau identitas juga ada di Jakarta dan Aremania Batavia datang untuk membantu Aremania. Kesatuan Aremania muncul waktu Aremania Batavia, sama dengan orang Jakarta lain membantu untuk memasok ribuan nasi bungkus, dan jenis makanan lain supaya Aremania tidak kelaparan.[3] Walaupun dua kelompok ini tidak mempunyai hubungan yang resmi untuk saling membantu, mereka dua-duanya mendukung Arema dan hal itulah yang menjadi alasan untuk membantu dan menjadi teman. Aremania adalah identitas, bahkan seperti agama untuk orang Aremania di seluruh Indonesia.

Setelah Arema sebetulnya menjadi juara Divisi I dan pulang ke Malang, kekuatan Aremania terlihat. Arema tiba di lapangan udara di Surabaya pukul 14.00. 
 
Waktu mereka tiba, mereka menerima sambutan yang hangat dari konvoi Aremania yang ke sana untuk mengiringi pemain-pemain Arema. 
 
Ada kedua laki-laki dan perempuan, dan juga keluarga dan anak kecil yang dibawa untuk melihat pemain-pemain Arema. 
 
Ada yang membawa mobil terbuka dengan boneka singa, dan banyak sekali sepeda motor. Mereka ikut tim Arema sepanjang jalan dari Surabaya ke Malang.
 
[4] Juga, beberapa hari kemudian waktu Arema sudah tiba di Malang, ada kesempatan untuk Aremania melihat pemain Arema dan Aremania lagi menciptakan konvoi. Konvoi ini termasuk ribuan Aremania dan mereka berkeliling kota. Polisi harus ke jalan dan pada hari itu ada banyak kemacetan di Malang karena Aremania ingin menunjukkan dukungannya. 
 
Yang menarik tentang dua konvoi ini adalah bahwa kebanyakan masyarakat Malang, walaupun diganggu, tidak berkata apa saja yang jelek tentang Aremania. Mereka mengerti kekuatan Aremania dan ada banyak masyarakat Malang yang ikut, jadi hanya berkata, “hari ini ada banyak kemacetan karena Aremania,” seperti Aremania adalah kelompok sendiri dan harus dihormati seperti biasa sama dengan organisasi atau kelompok lain.

Aremania tidak hanya satu kelompok untuk pendukung-pendukung tim football Arema. Bagi masyarakat Malang, kelompok Aremania adalah gaya hidupnya. Aremania mempunyai bahasa sendirinya, Bahasa Balik dimana semua kata dibaca secara terbalik. Satu kali ketika peneliti berjalan-jalan dengan teman-teman yang ikut Aremania, mereka sering memakai Bahasa Balik ini seperti itu biasa. Teman-teman juga berkata bahwa ada baju Aremania yang mempunyai tulisan, 99% Aremania, 1% Pacarku yang menunjukkan kesukaan Aremania.

Kesimpulan
Orang yang ikut Aremania karena keinginan hati mempunyai identitas yang juga termasuk identitas Aremania. Betul, mereka masih orang sendiri dan tinggal seperti biasa. Akan tetapi, mereka tahu bahwa mereka sebagaian Aremania, sekelompok yang mempunyai gaya sendiri. Aremania mengetahui bahwa mereka termasuk dalam kelompok yang cukup kuat, besar dan penting. Oleh karena itu, untuk beberapa anak Malang, Aremania adalah sebagaian organisasi yang lebih besar daripada mereka sendiri, dan ini berarti mereka tidak sendirian di Malang. Seperti anak laki-laki tersebut yang tidak pernah menonton Arema bermain sepak bola tetapi tetap ikut Aremania, Aremania adalah kepercayaan untuk banyak orang di Malang. Walaupun kepercayaan itu mempunyai artinya berbeda untuk setiap anak Aremania, Aremania masih merupakan bagaian dari masyarakat kota Malang secara keseluruhan.

[1] “3 Ribu Aremania Tiba di Jakarta,” Jawa Pos, Selasa Oktober 5, 2004, hal. 32
[2] Ibid.
[3] “Tidur di Emperan, Makan Seadanya, tapi Tertib Nomor Satu,” Jawa Pos, Senin 11 Oktober, 2004, hal. 20
[4] “Claudio: Thanks Aremania!,” Jawa Pos, Kamis 14 Oktober 2004, hal. 29

0 komentar:

Posting Komentar