Preferensi Masyarakat
Surabaya Membaca Rubrik Olahraga Pada Surat Kabar Jawa Pos
Jawa Pos memiliki macam-macam segmentasi
untuk pembaca, sehingga muncul kedekatan/proximity
dengan kehidupan sehari-hari pembaca. Ini dikarenakan Jawa Pos memiliki
segmentasi yang kuat terhadap anak muda dan olahraga.
(www.jawapos.co.id/awards, diakses tanggal 12 agustus 2012). Dalam tema
olahraga, perbedaan status sosial, perbedaan usia, dan perbedaan lainnya tidak
terlalu berpengaruh. Selain itu, pada
surat kabar Jawa Pos memiliki segmentasi olahraga yang cukup kuat. Ini
dibuktikan dengan adanya kompetisi bola basket antar sekolah yang disebut DBL
(www.jawapos.co.id/awards, diakses tanggal 12 Agustus 2012 ).
Kedekatan pembaca dengan content yang dibacanya akan memunculkan minat
membaca macam content dari rubrik
olahraga berdasarkan letak content (headline, teks, kolom, cutline, dan
sebagainya), berdasarkan jenis olahraga (sepak bola, bola basket, tenis, tinju,
balap motoGP, dan lain sebagainya), berdasarkan area yang diberitakan, dan
berdasarkan coverage berita (lokal, nasional, internasional). Preferensi
membaca tersebut merupakan perspektif individu dari perbedaan karakteristik
demografis audience pembaca rubrik olahraga di Jawa Pos. Dalam penelitian ini
audience ditempatkan sebagai individu
yang aktif dan pemakaian media memiliki tujuan tertentu yaitu memenuhi
kebutuhan untuk memuaskan diri mereka (Rakhmat, 2003: 205).
“…The uses and gratification
approach focuses on the active individual media user that selects media content
on the basis of personal needs and motives. The use of particular media is
perceived to result in particular individual psychological rewards…” (Wimmer
& Dominick 1994:270).
Preferensi membaca dipengaruhi oleh
motif oleh pembacanya. Sedangkan motif merupakan ciri dari kebutuhan. Untuk
memilih sebuah bacaan rubrik dalam surat kabar Jawa Pos ini, ada dorongan diri,
keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia
untuk membacanya. Sedangkan salah satu ciri audience aktif menurut Frank Biocca
adalah perilaku selektif (berkaitan langsung dengan preferensi) yang akan
menyeleksi hal-hal yang mendukung keyakinannya dalam memilih informasi yang
menarik minat mereka (Nurudin, 2003: 183).
Setiap individu memiliki ketidaksamaan
atas pemilihan content dari sebuah
media yang dibutuhkan. Dengan adanya bermacam variasi content dalam sebuah media, maka dapat dibayangkan bagaimana
masyarakat pembaca Jawa Pos yang heterogen memiliki minat baca atas sebuah content yang berbeda-beda. Sesama
pembaca rubrik olahraga dalam surat kabar ini, memiliki masing-masing kebutuhan
untuk memenuhi pemuasan diri. Kemudian, pembaca menyeleksi content berita yang tertulis dalam surat kabar tersebut sesuai
dengan apa yang dibutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan adanya segmentasi dari content media. Jika dalam surat kabar
tertulis semua berita, maka akan menarik bagi semua pembaca tanpa adanya pemilah-milahan
media (Siregar, 2002: 25-26).
Pada pemilihan content media, khususnya olahraga
akan sangat menarik jika dapat dilihat dari perbedaan karakter
individual pembacanya. Perbedaan tersebut salah satunya dapat dilihat dari
jenis kelamin. Dari jenis kelamin tersebut maka asumsi peneliti adalah ada kedekatan content
ddengan pembacanya. Seperti contoh adalah peranan laki-laki dan perempuan dalam
olahraga. Seperti yang diungkap oleh IOC (2007:1) bahwa semula para wanita yang
berlaga di olimpiade hanya mengikuti cabang olahraga tenis, berlayar, kriket,
menunggang kuda, dan golf. Sekarang para wanita sudah dapat memainkan berbagai
cabang olahraga modern seperti sepakbola, hoki, olahraga bela diri, triathlon
dan bahkan pentathlon.
Prestasi yang dicapai para wanita dalam
olahraga sering pula dikaitkan dengan pandangan yang tradisional dan modern
terhadap mereka. Pandangan tradisional menyebutkan bahwa wanita adalah makhluk
feminis, lemah lembut,serta memiliki image seksualitas yang tinggi sebagai
bentukan budaya di seluruh dunia. Ketika wanita itu berpartisipasi dalam
olahraga dan berprestasi, berbagai pandangan mulai dari tubuh yang lebih
maskulin dan kehidupan seksualitas mereka yang sering kali menjadi bahan
pembicaraan. Media ikut andil dalam membangun pandangan-pandangan tersebut.
Seperti yang diungkap oleh Maguire (2002:61) bahwa
“…when succesful athletes are
perceived to be a challenge to established gender ideology, such as being
lesbian or being heavily muscled, they can receive negative media commentary…”
Pengaruh media yang begitu besar telah
memberikan Brand Image positif maupun negatif terhadap partisipasi wanita dalam
olahraga. Secara global juga pandangan-pandangan yang ditujukan pada wanita
yang berpartisipasi dalam olahraga dibangun oleh media itu sendiri. Dari
pemikiran tersebut, maka peneliti berasumsi bahwa setiap individu memiliki
preferensi yang berbeda dalam membaca headline,
teks, kolom, ataupun cutline. maka pertanyaan yang muncul adalah “Bagaimana
preferensi membaca rubrik olahraga Jawa Pos di Surabaya?”. Untuk membuktikan
asumsi tersebut, maka peneliti mencari tahu bagaimana setiap pembaca rubrik
olahraga pada surat kabar Jawa Pos memilih headline,
teks, kolom, ataupun cutline tersebut dengan menggunakan penelitian deskriptif
dengan metode survey di kota Surabaya.






0 komentar:
Posting Komentar