Minggu, 10 November 2013

Tugas dan Tanggung Jawab Reporter

                                          Tugas dan Tanggung Jawab Reporter Redaksi pemberitaan stasiun televisi membutuhkan wartawan atau reporter televisi untuk program beritanya. Profesi sebagai reporter atau wartawan televisi tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang berjiwa lemah. Sebab profesi ini membutuhkan stamina yang baik dan motivasi kerja yang tinggi. Seorang reporter televisi harus memiliki kegigihan dalam mengejar berita, cepat dan sigap dalam bekerja, mau bekerja keras, bersedia tetap bekerja dan masuk kantor pada hari libur, dan siap berangkat setiap saat dan kapanpun dibutuhkan ke lokasi liputan. Jadi profesi ini tidak cocok bagi orang-orang yang bermental pegawai kantoran dengan jadwal kerja teratur; masuk kantor pukul 8 pagi dan pulang pukul 5 sore.

Seorang wartawan/reporter televisibekerja secara cepat dalamhal mengumpulkan informasi, menentukan lead sekaligus angle berita, kemudian menulis berita dan melaporkannya baik secara langsung (live) ataupun direkam dalam bentuk paket berita yang akan disiarkan kemudian. Perkembangan teknologi yang cepat dalam pengiriman gambar dan suara (electronic news-gathering techniques) mengharuskan wartawan televisi untuk bekerja lebih cepat pula. Ia harus segera berangkat ke lokasi liputan, mengumpulkan informasi di lapangan, menentukan angle dan lead berita, kemudian melaporkannya baik secara langsung di depan kamera, maupun kepada redaksi pemberitaan untuk kemudian bisa dibuat menjadi sebuah paket berita televisi. Dalam hal ini seorang reporter yang memiliki ingatan yang kuat dan bisa langsung tampil secara live dengan berbicara secara lancar dan teratur di depan kamera meski tanpa persiapan yang cukup, mendapat kredit poin tersendiri.

Seorang reporter (selanjutnya kita sebut wartawan) televisi terkadang harus meliput berita-berita kriminal atau bencana dan harus mengunjungi lokasi musibah atau tempat terjadinya tindak kejahatan. Lokasi berita kriminal seperti ini terkadang dipenuhi mayat yang hancur atau berserakan dengan ceceran darah ada di mana-mana. Dalam hal ini reporter televisi harus memiliki emosi dan kondisi psikis yang stabil agar ia bisa menghadapi kondisi lapangan yang seperti itu untuk kemudianmelaporkannya. Seorang reporter televisi tidak boleh bersikap emosional dan mudah terbawa perasaan karena menyaksikan situasi di mana ia berada saat itu. Seorang reporter televisi dituntut untuk tetap objektif dan berpikir jernih apapun situasi yang tengah dihadapinya.

Wartawan televisi terkadang ditempatkan di suatu pos tertentu untuk liputannya. Misalnya di kantor polisi, pemda setempat, pengadilan, dll. Wartawan ada pula yang ditugaskan untuk khusu meliput berita-berita yang terkait dengan bidang kesehatan, ekonomi, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi, dll. Semuanya merupakan liputan dari peristiwa yang langsung jadi (on-the-spot news coverage). Namun beberapa wartawan ada yang ditugaskan melakukan investigative reporting yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari atau minggu untuk mengumpulkan indormasi tergantung dari topik yang dibahas. Tugas penyelidikan semacam ini terkadang dapat menimbulkan bahaya.

Stasiun televisi juga terkadang mengirimkan wartawannya untuk meliput kawasan yang bergolak, misalnya perang atau kerusuhan sosial. Wartawan terkadang harus menghadapi bahaya ketika melakukan laporan langsung di wilayah yang tidak aman. Dalam hal ini wartawan harus belajar bagaimana untuk bermanuver melewati berbagai situasi yang sulit untuk menemukan informasi yang berharga.

Wartawan televisi seperti juga wartawan radio adalah wartawan penyiaran (broadcast reporter). Mark W. Hall dalam bukunya Broadcast Journalism menyebutkan bahwa wartawan penyiaran adalah: “... a newsperson who works for a radio or television”. Jadi wartawan penyiaran adalah seseorang yang bekerja untuk stasiun radio atau televisi, termasuk para reporter televisi, yang membuat suatu karya jurnalistik yang akan disiarkan melalui media radio atau televisi. Sebagai wartawan penyiaran khususnya televisi, ia harus membekali dirinya dengan pengalaman dan pengetahuan yang luas melalui latihan-latihan peliputan yang intensif (mendalam) dan juga mengetahui benar (paham) mengenai sifat- sifat media penyiaran dalam hal ini televisi.

Selain harus kreatif, dalam arti mengetahui benar peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai jurnalistik, seorang reporter televisi harus memahami ilmu jurnalistik. Wartawan televisi yang baik adalah seseorang yang juga mampu menjadi penyaji berita yang baik. Dalam hal ini ia tidak saja dituntut untuk dapat menulis berita dengan baik dan benar, tapi ia juga dapat menyampaikan berita dengan ucapan kata-kata yang baik di depan kamera, lengkap dengan mimik dan ekspresi yang menunjang (memiliki body languange). Dalam hal ini seorang reporter televisi dituntut juga untuk dapat menjadi seorang penyiar (news caster).

Meski seorang reporter dan juru kamera harus bisa bekerja sama sebagai satu tim kerja, namun pada akhirnya reporterlah yang bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan; sebauh paket berita akhir. Oleh karena itu reporter harus mengarahkan juru kamera agar mendapatkan semua gambar (shots dan sequences) yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan berita yang akan disajikan. Pada sebagian besar peliputan berita, reporter adalah juga seorang produser dan sutradara yang memiliki tugas ganda, yaitu :
Memastikan bahwa juru kamera mendapatkan semua news shot (gambar berita) yang ia butuhkan untuk penyampaian laporan berita.
Mengumpulkan informasi faktual selengkap-lengkapnya sebagai bahan untuk menulis berita (voice over).

Seiring dengan kemajuan teknologi belakangan ini, beberapa stasiun televisi telah menjajaki jurnalisme foto –di mana reporter merekam gambarnya sendiri—artinya seorang reporter juga mampu mengoperasikan kamera dan melakukan pengambilan gambar secara baik dan benar. Stasiun televisi di negara maju bahkan telah menerapkan konsep “video journalist” (VJ), dimana reporter juga bertindak sebagai juru kamera yang mampu merekam gambarnya sendiri, bahkan mengedit sendiri materi beritanya hingga siap tayang. Dengan demikian reporter bertindak sebagai juru kamera dan editor.

Terlepas dari apakah stasiun televisi tempat anda bekerja nantinya telah menerapkan pendekatan itu atau belum, seorang reporter harus tetap bisa memahami tugas juru kamera, demikian pula sebaliknya. Keduanya harus saling memahami tugas dan tanggungjawab masing-masing saat bekerja. Seorang reporter harus memahami kemampuan dan keterbatasan kamera agar ia bisa bekerja secara efektif. Komunikasi adalah kunci efektivitas ketika melakukan shooting di lokasi.

0 komentar:

Posting Komentar