Jumat, 09 Agustus 2013

Kesatuan Arema dan Aremania

Kesatuan Arema dan Aremania
Ada tim sepak bola lain di Malang, Persema atau persatuan sepak bola Malang. Peneliti bertanya kepada seorang Aremania kenapa Arema mempunyai lebih banyak dukungan daripada Persema walaupun Persema didirikan pertama dan mewakili kabupaten Malang. Dia menjawab bahwa alasannya adalah hanya kata-kata yang berbeda. Dia berkata bahwa karena Arema memakai kata Arema, itu membawa kebanggaan arek Malang dan orang mau ikut karena mereka sudah Arema. Dia berpendapat bahwa Arema menyatukan arek Malang dan karena katanya hanya lima huruf, itu lebih enak untuk berteriak di pertandingan. Pada pihak lain, Persema tidak mempunyai kemampuan untuk menyatukan Malang karena orang tidak menengal kata Persema sepert kata Arema. Alasan lain yang lebih mendasar adalah bahwa ada suasana yang bernuansa birokrat karena klub itu adalah milik pemerintah daerah.[1] Seorang Aremania tersebut mengakui bahwa Persema didirikan lebih dulu jadi sebetulnya Persema kakak yang lebih tua. Walaupun Persema tim yang lebih tua, namun jika diamati di pertandingan, maka Arema yang mempunyai lebih banyak mendapatkan dukungan.


Aremania adalah kelompok yang kuat sekali. Peneliti mau tahu kalau kekuatan ini hanya karena orang sudah teman memakai baju Arema bersama atau mereka menjadi teman karena mereka ikut Aremania. Waktu peneliti ikut Aremania dan memakai baju, peneliti bisa melihat pada kelompok ini dan menentukan bagaimana pandangan orang lain dapat diubah kalau orang ikut Aremania. Waktu peneliti memakai baju Aremania di jalan, peneliti terkejut sekali karena perasaan terhadap peneliti diganti dari ‘orang luar’ kepada orang yang dihormati seperti biasa. Biasanya kalau peneliti jalan-jalan, selalu ada orang yang berteriak, ‘bule,’ ‘hello miss’ atau kata lain seperti itu yang menunjukkan bahwa peneliti bukan orang Indonesia tetapi orang luar. Selain itu, peneliti sering mendengar orang Indonesia di jalan bicara tentang peneliti dan secara atomatis mereka berpendapat bahwa peneliti seorang turis. Namun sangat menarik, kalau peneliti memakai baju Arema, peneliti bukan orang bule, turis, atau orang luar lagi. Peneliti langsung Aremania dan dihormati sebagai Aremania oleh orang lain. Waktu peneliti memakai baju Arema, daripada yang biasa, orang di jalan hanya melihat peneliti dan berkata, “Arema” atau “Aremania” dan langsung terus dengan kegiatan mereka. Peneliti bukan dianggap seperti orang luar lagi. Sama dengan itu, waktu peneliti dan teman-teman Australia menonton Arema bermain di Stadion Gajayana, kami juga termasuk sebagai Aremania dan kurang mendapat perhatian daripada biasa kalau kami di jalan. Ini menunjukkan identitas Aremania sangat kuat sekali. Kelihatan bagaimana orang langsung dapat dianggap sebagai bagian dari kelompok dan mengidentifikan dirinya sebagai anak Aremania. Berikutnya adalah penjelasan tentang pertandingan Arema jadi pembaca dapat mengerti kelompok dan identitas yang peneliti jelaskan di atas tentang gaya Aremania.


Contoh Aremania di Pertandingan
Pada hari pertandingan, dimana-mana banyak orang memakai baju, jaket, topi, selendang atau bawa bendera Arema. Kelihatan seperti laut biru yang menuju ke stadion Gajayana, di mobil, sepeda motor atau berjalan kaki, orang-orang mempunyai satu pikiran. Tiba di stadion dan mempersiapkan untuk mendukung tim kesayangannya. Orang-orang ini berumur bayi sampai sudah tua dan yang paling banyak ada kelempok-kelompok laki-laki. Anak yang masih mudah sering diantar oleh kakaknya. Selain laki-laki, masih ada beberapa ayah bersama anaknya, dan perempuan juga. Di salah satu pertandingan juga ada beberapa waria. Yang penting, semua orang ini Aremania, dan datang untuk satu alasan yaitu untuk menonton tim Arema atau Singo Edan dan mengharapkan menang. Tidak apa-apa kalau perempuan, laki-laki, tua atau mudah, semuanya menjadi teman. Ada orang-orang dimana-mana yang memakai beberapa jenis baju Arema. Ada baju biru, hitam dan banyak lagi, tetapi yang penting semua baju itu menyebut Arema atau Aremania. Selain baju, ada jaket, topi, selendang atau juga ada yang bawa bendera Arema di punggungnya. Bukan hanya pakaian resmi Arema, ada juga yang mencetak baju sendiri, jadi bajunya unik tetapi masih Aremania. Misalnya ada baju biru dengan wajah singa di depan dan Arema ditulis di belakang. Semua orang yang bersama ke stadion Gajayana menciptakan perasaan Aremania, yaitu Aremania adalah gaya hidup, dan untuk kebanyakan Aremania saat itu, Aremania dan menonton Arema adalah paling penting bagi mereka.


Di luar stadion ada banyak polisi, dan tank meriam air untuk kemungkinan jika ada persoalan di dalam. Tetapi setiap kali peneliti menonton pertandingan, Aremania tidak pernah mengganggu polisi dan polisi tidak mengganggu Aremania. Aremania lebih tertarik pada masuk stadion dan mencari tempat duduk. Untuk masuk stadion, orang-orang harus berbaris satu per satu. Ada orang, khususnya ayah yang bawa anaknya yang masuk barisan lewat samping, tetapi biasanya orang tidak peduli. Mereka semua tunggu secara sabar untuk memberi tiketnya dan lewat polisi yang memeriksa semua isi tas. Kalau orang mempunyai botol, mereka harus ganti botol itu dengan plastik. Semua kegiatan ini untuk memastikan keamanan pertandingan, tetapi secara umum, Aremania tidak mau menciptakan persoalan. Sebetulnya Aremania tidak akan membuat kesulitan untuk orang lain. Mereka hanya ingin melihat tim Arema menang.


Setelah masuk, orang-orang memilih tempat duduk. Yang sudah diketahui oleh semua Aremania, kalau mau mendukung Arema yang paling aktif, duduk di kedua tepi stadion. Alasannya adalah karena di situ ada dirigen yang memimpin sorak-sorai. Mungkin paling penting untuk Aremania, dirigen-dirigen menciptakan kesatuan untuk Aremania, dan memastikan orang ramai yang bersorak menjadi satu. Dirigen juga mempunyai peran dalam aksi Aremania sebelum pertandingan dimulai. Selain dengan dirigen, ada orang-orang yang membawa drum-drum dan berdiri di bawah dirigen dan bermain jadi dirigen dan Aremania dapat bernyanyi bersama dan membuat Aremania menjadi kompak. Orang-orang ini paling penting karena tanpa mereka, Aremania tidak akan bersama dan nyanyian kurang bagus.


Satu contoh aksi yang dilakukan oleh dirigen pada suatu pertandingan adalah waktu dua Aremania masuk lapangan, membawa boneka batu nisan untuk tim lain. Mereka berjalan kaki mengelilingi lapangan sampai berhenti di depan tempat duduk tim lain. Kedua dirigen langsung ke situ dan membangunkan tempat kubur untuk tim lain sehingga menakutkan tim lawan dan membuat Aremania menjadi lebih ramai. Walaupun dari luar aksi ini mungkin kelihatan agak jahat, tetapi sesungguhnya hal ini hanya untuk menyenangkan dan menunjukkan adanya kekompakan bagi Aremania dalam memberi dukungan terhadap timnya.


Pada saat ini, kelompok Aremania hampir tidak bisa menahan teriakan yel-yel walaupun pemain Arema masih belum kelihatan. Dirigen Aremania mulai memimpin sorak-sorai dan semua Aremania ikut bernyanyi. Yang menarik tentang sorak-sorai ini adalah ini tidak hanya sekedar nyanyian, tetapi ada tindak-tanduk yang mengiringi nyanyian tersebut. Walaupun ini mungkin kedengaran seperti tidak penting, namun tindak-tanduk ini dapat mempersatukan Aremania. Dari salah satu sudut stadion kelihatan kelompok Aremania melakukan gerakan-gerakan yang menunjukkan pemandangan yang benar-benar mengagumkan. Aremania yang melihat gerakan-gerakan itu langsung ikut serta. Hasilnya adalah bahwa semua Aremania mencoba menjadi lebih keras dan bersemangat, dan akhirnya hanya yang kedengaran adalah Aremania. Kalau ini cara untuk menakutkan tim lawan, pasti berhasil.


Kemudian, ada suara di pengeras suara yang memperkenalkan tim dan meminta untuk diam sambil mendengar lagu nasional. Yang mengherankan untuk orang luar, tidak ada alat musik yang mengiringi lagu nasional itu. Semua orang hanya bernyanyi bersama, pakai suara yang keras dan cukup jelas. Lagu ini adalah menunjukkan kebanggaan. Kebanggaan untuk tim, Malang dan Indonesia. Pada saat menyanyi lagu nasional itu, semua orang dalam stadion itu merasa seperti satu. Perasaan seperti, “kita Aremania, dan tidak ada kekuasaan yang lebih kuat daripada kita.”


Akhirnya, pengeras suara mengumumkan tim Arema dan tim lawan. Waktu Arema berlari ke lapangan itu, suara Aremania kembali terdengar dengan yel-yel khas. Pemain tim Arema melambaikan tangan dan membuat tindakan jadi suara Aremania menjadi lebih keras. Yang jelas, Arema suka Aremania, dan tidak ada Arema tanpa Aremania.


Ada banyak polisi, lebih dari seratus yang duduk di sekeliling lapangan. Mereka membawa perisai dan ada dua anjing untuk menguasai orang-orang kalau Aremania menjadi ramai. Akan tetapi, polisi tahu kalau Aremania tetap bersama, polisi tidak bisa melakukan terlalu banyak untuk menguasai orang-orang karena Aremania terlalu banyak. Misalnya, di satu pertandingan, ada orang yang memakai baju Aremania yang berlari ke lapangan. Dia ditangkap oleh polisi dengan perlakuan yang agak keras dan ditarik dari lapangan. Setelah Aremania yang menonton sepak bola melihat, mereka mulai menjadi ramai. Polisi-polisi melihat situasi Aremania, dan walaupun polisi tahu mereka bisa membawa orang itu ke stasion, dia dilepas dan polisi itu tersenyum dan melambaikan tangan kepada penonton. Selain itu, sering kali ada orang yang melempar aqua pada polisi. Kalau polisi dipukul, biasanya mereka hanya lihat kepada para Aremania dan tidak melakukan tindakan apa-apa. Dalam konteks ini, Aremania mempunyai kekuasaan sendiri. Seperti itu, waktu Arema mendapat gol, Aremania menjadi gila. Tidak perlu dirigen untuk memimpin sorak-sorai. Aremania melakukan itu sendiri.


Setelah pertandingan selasai, jalan menjadi ramai lagi. Ada beberapa orang yang meninggalkan stadion sebelum pertanding selesai kalau kelihatan seperti Arema akan menang. Biasanya orang tua termasuk anak kecil pulang lebih duluan agar lebih memudahkan. Setelah pertandingan selesai, semua orang mulai keluar stadion. Walaupun ramai, jarang ada orang yang menerobos diantara orang banyak. Kebanyakan orang bersabar dan menunggu sampai bisa keluar tanpa menganggu orang lain. Di luar stadion ada banyak angkutan yang penuh dengan Aremania, sama dengan mobil, sepeda motor dan becak. Banyak Aremania juga berjalan kaki supaya lebih cepat pulang. Masih ada orang yang berteriak Aremania tetapi secara umum, lebih sepi daripada sebelum masuk.

0 komentar:

Posting Komentar