Minggu, 01 September 2013

Kesimpulan

A.     Kesimpulan
v     Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
v     Manfaat olahraga yaitu, meningkatkan kemampuan otak, membantu menunda proses penuaan, mengurangi stress, dan menaikkan daya tahan tubuh
v     Kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental, social tanpa ada keluhan sama sekali (cacat atau sakit)
v     Para ulama Salafusshaleh menyatakan bahwa ayat yang berbunyi : “Kemudian sungguhh kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang kenikmatan (yang kalian rasakan didunia ini),” (QS At Takatsur :8), juga mengisyaratkan tentang kesehatan.
v     Menurut ulama, olahraga terdiri dari olahraga badan, akhlak, dan otak
v     Pada dasarnya manusia terdiri dari dua subsistem yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (soma atau badan) yang tidak bisa dipisahkan, saling berkaitan satu sama lain. Jika salah satu mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada bagian yang lain.
v     Islam memandang bahwa kesehatan itu sangat penting karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
v     Olahraga tinju diperbolehkan selama tidak berbahaya dan tidak mengandung mungkarot seperti taruhan, pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan dan tidak termasuk syi’ar orang fasiq.
v     Olahraga Tinju hukumnya tidak diperbolehkan karena tinju lebih banyak kemudhorotannya dari pada kemashlahatannya, selain itu olahraga ini membahayakan jasad dan tidak memberikan manfaat bagi badan.


B.     Saran
v     Kita sebagai manusia, makhluk ciptaan Allah SWT hendaknya selalu mensyukuri nikmat yang telah diberi, terutama nikmat kesehatan. Yaitu dengan menjaga dan merawatnya, seperti melakukan olah raga rutin
v     Kita perlu menjaga kesehatan kita. Dimana kondisi fisik sangat berperan terhadap ibadah-ibadah kita.
v     Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Untuk dapat bermanfaat untuk orang lain, diperlukan kesehatan, baik sehat fisik, akhlak serta otak.
v     Sebaiknya kita mentaati perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Insya Allah kesehatan tubuh akan terjaga karena di dalam islam itu sendiri mengajarkan akan keseimbangan
v     Sebaiknya kita memilih olahraga yang bermanfaat, dan untuk yang banyak mudhorotnya lebih baik dijauhi. Melaksanakan sunnah nabi, yaitu olahraga renang, berkuda serta memanah.

Bahaya Tinju Dan Hukumannya

Bahaya Tinju Dan Hukumannya
Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan olahraga tinju ini adalah melemahkan lawan dan mengalahkannya walaupun dengan menghancurkan sebagian jasad lawan. Dalam artian Tinju membolehkan memukul wajah dan dada, sehingga menyebabkan kebutaan, gagar otak, patah tulang sampai pada kematian tanpa ada tanggung jawab. Hal ini bertentangan dengan tujuan olahraga yang sebenarnya yaitu perhatian terhadap jasad dengan melatih otot, menguatakan jantung dan membuat badan memiliki kemampuan tahan banting.

Begitu banyak pukulan kebagian wajah dan kepala membuat para petinju tersebut dihari - hari menggantung sarung tinjunya ternyata harus menjalani perawatan karena menderita penyakit. Sebut saja petinju legendaries Muhammad Ali yang menderita penyakit Parkinson.

Salah satu petinju yang kehilangan nyawanya setelah memenangkan pertandingan adalah Choi Yo-sam petinju profesional asal Korea. Dironde ke-12, Choi terkena pukulan staright kanan lawan dirahangnya. Akibat pukulan tersebut Choi pun ambruk dan pingsan. Setelah mengalami perawatan selama seminggu, Choi akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Walaupun telah tiada namun Choi tetap ingin berbuat kebajikan dengan cara mendonorkan lever, ginjal dan kornea untuk enam orang yang membutuhkan.

Dunia olah raga tinju memang keras, walaupun sudah menggunakan perlindungan dibeberapa bagian tubuh yang vital namun pukulan, benturan pada bagian - bagian vital tersebut dapat menimbulkan efek samping yang dapat membahayakan jiwa mungkin tidak saat ini namun bisa jadi diusia yang telah tua hal tersebut dirasakan. “Para ahli hukum Islam mengungkapkan bahwa tindak pidana atas selain jiwa adalah setiap perbuatan menyakiti yang mengenai jasmani (badan) seseorang yang dilakukan oleh orang lain, dan perbuatan tersebut tidak sampai menghilangkan nyawanya”.

Berbeda dengan pembunuhan, pelukaan hanya mengakibatkan rusak, cedera, atau hilangnya anggota badan, sedangkan si korban masih tetap hidup, oleh karena itu apabila perbuatan tersebut termasuk pembunuhan.

Hukumnya sudah ditetapkan Syara’ yaitu:
1. Hukuman Qishash
2. Hukuman Diat
3. Hukuman Kifarat.

Hukum Tinju Menurut Perspektif Islam

Hukum Tinju Menurut Perspektif Islam Ada beberapa pendapat yang berbeda dalam menentukan hukum tinju. Sebelum menentukan hukum tinju, terlebih dahulu kita lihat apakah Tinju itu mempunyai Faedah kemashlahatan atau sebaliknya yaitu kemudharatan bagi pelakunya.

Sesungguhnya dewan Lembaga Fikih Islam yang bernaung dibawah Liga Dunia Islam dalam pertemuannya yang kesepuluh, yang dilaksanakan di kota Makkah Al-Mukarramah dari hari Sabtu 24 Shafar 1408H yang bertepatan dengan tanggal 17 Oktober 1987M hingga dari Rabu, 28 Shafar 1408H bertepatan dengan tanggal 21 Oktober 1987M telah membahas masalah tinju dari sudut pandang sebagai olah raga yang dibolehkan. Setelah membahas persoalan ini dari berbagai sudut pandangnya dan berbagai akibat yang terungkap dari berbagai macam hal yang dipandang sebagai bagian dari olah raga ini, serta menjadi program siaran televisi di berbagai negara Islam dan lainnya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. Q.S Al-Baqarah: 195 yang artinya : “Dan belanjakanlah di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.

Asbabun Nudzul Q.S. Al-Baqarah: 195: Al-laits bin Sa’ad menceritakan dari Aslam Abi Imran, dia berkata, “seseorang dari kelompok imigran muslim di konstantinopel menyerang barisan musuh lalu diantara mereka ada yang terbakar. Ikut pula bersama kami Abu Ayub al-Anshari, lalu orang-orang berkata, ‘orang itu telah menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan’. Namun Abu-Ayub berkata, “kami kami tahu ayat ini diturunkan berkaitan dengan kasus kami, kami telah menemui Rasulullah. Kami mengalami kejadian bersama beliau dan kami menolong beliau.

Dari ayat di atas, Islam menganjurkan manusia untuk saling berbuat kebaikan,dan jangan tolong menolong dalam hal keburukan karena siksa Allah sangat pedih. Hal ini terdapat di dalam Alqur’an Surat A-Maidah ayat 2 yang artinya “ …dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”

Dan firmanNya. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Mahapenyayang kepadamu" [An-Nisa : 29]

Dan sabda Nabi Shallalalhu 'alaihi wa sallam لا ضرر ولا ضرار : "Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain". Berdasarkan dalil-dalil itulah, para ulama menegaskan bahwa orang yang menghalalkan darahnya kepada orang lain dan berkata kepadanya, 'bunuhlah saya', tidak boleh membunuhnya. Jika ia melakukannya, ia harus bertanggung jawab dan mendapatkan hukuman (qishah atau diyat, pent) Berdasarkan hal itulah, Lembaga menetapkan bahwa tinju ini tidak boleh dinamakan olahraga dan tidak boleh mempelajarinya (berlatih), karena pengertian olah raga adalah berdasarkan latihan, tanpa menyakiti atau membahayakan. Wajib dihilangkan dari program olahraga daerah, dan ikut serta dalam pertandingan dunia. Sebagaimana Dewan juga menetapkan tidak boleh menayangkannya di program televisi agar generasi muda tidak belajar perbuatan buruk ini dan berusaha menirunya.
 
a. Hukumnya di perbolehkan
Pendapat yang membolehkan terdapat pada keputusan bahtsul masail syuriah NU cabang Kraksaan, yang dihimpun dalam kitab Ahkamul Fuqoha halaman 26yang merupakan himpunan keputusan bahtsul masail NU disebutkan bahwa berdasar keterangan dalam kitab Fatawa al-Kubra juz 3 halaman 272 hukum permainan tinju boleh selama tidak berbahaya dan tidak mengandung mungkarot seperti taruhan, pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan dan tidak termasuk syi’ar orang fasiq.

b. Hukumnya Tidak Diperbolehkan.
Islam adalah agama realis, Islam berjalan bersama manusia di atas realita dan alam kenyataan. Oleh karena itu Islam tidak memperlakukan manusia sebagai malaikat, dalam arti bahwa Islam tidak mengharuskan manusia supaya dalam seluruh percakapannya berdzikir, seluruh pendengarannya kepada Al-Qur’an dan seluruh waktu senggangnya di mesjid. Tetapi islam mengakui fitrah dan instink manusia, tidak mengherankan kalau manusia itu suka atau perlu kepada hiburan atau perlombaan, contohnya Tinju.
 
Yang kita ketahui dalam olahraga tinju, seorang petinju menggunakan teknik saling memukul dengan kedua tangan untuk saling menjatuhkan lawan. Jadi dari kedua keterangan di atas mengandung arti bahwa setiap perbuatan manusia dimintai pertanggung jawaban di hari akhir kelak. Sebagaimana firman Allah di Q.S Yasin: 65 yang artinya : “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”.

Dari beberapa rincian keterangan-keterangan dapat di katakana bahwa tinju lebih banyak kemudhorotannya dari pada kemashlahatannya. Karena olahraga ini membahayakan jasad dan tidak memberikan manfaat bagi badan. Secara Syar’i. “barra’ berkata, “yang dimaksudkan kebinasaan ialah bila seseorang melakukan dosa,

berarti ia menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan dan dia tidak bertobat.

Menurut Masjfuk Zuhdi (salah satu ulama dari Jatim), ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan yang mengisyaratkan keharaman olahraga ini. Pertama, Allah SWT melarang manusia mencampakkan dirinya ke dalam kebinasaan (Q.S. 2:195). Manusia wajib menghindari diri dari hal-hal yang mungkin menimbulkan celaka. Petarungan tinju adalah sesuatu yang merusak jiwa dan akal.

Kedua. Hadist Nabi SAW yang menyatakan bahwa orang berduel untuk saling mengalahkan, baik yang menang ataupun yang kalah, sama-sama masuk neraka (H.R. Al- Bukhari). Ini karena mereka sama-sama berusaha untuk mengalahkan lawannya. Ketiga, Olahraga tinju memang bermanfaat memupuk keberanian dan kekuatan, namun bahayanya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Dalam kaidah hukum Islam dirumuskan bahwa menolak bahaya harus lebih diutamakan daripada mengambil manfaat. Karenanya, manfaat tinju tidak pada artinya sama sekali dibandingkan mudarat yang ditimbulkannya.

Keempat, olahraga tinju terutama yang professional sering dijadikan ajang perjudian, tidak sedikit orang yang terlibat dalam taruhan untuk menjagokan petinju yang mereka kagumi. Olahraga ini menjadi pintu bagi orang-orang untuk melakukan maksiat

Majma' Fiqhi Islamy yang berada dibawah Rabithah Alam Islamy dalam pertemuan ke-10 sejak sabtu 24 Shafar 1408 H sampai Rabu 28 Shafar 1408 H menetapkan bahwa permainan TINJU tidak boleh dilakukan dan tidak bolh dinamai olahraga badan karena olahraga bertumpu pada latihan bukan menyakiti dan membuat bahaya. Dan wajib dihapuskan dari acara olahraga tingkat daerah/nasional ataupun tingkat dunia. Sebagaimana ditetapkan tidak boleh ditayangkan di televisi, agar generasi muda tidak mempelajari perbuatan buruk ini dan berusaha mengikutinya

Pentingnya Olahraga Dalam Agama Islam

Pentingnya Olahraga Dalam Agama Islam Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensi, harmonis, jelas dan logis. Dan salah satu kelebihan Islam adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.

“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia” demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

Agama islam dan olahraga memiliki korelasi atau hubungan dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan.

Olahraga juga harus memilik insan-insan yang bertakwa dan beriman dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu memerlukan kejujuran, selain kejujuran diperlukan rasa tanggung jawab dalam setiap hal. Olahraga berkaitan dengan ibadah karena kita berolahraga agar badan sehat dan jika bedan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik, sehingga kita tidak hanya memikirkan keadan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah seperti kata orang bijak “mensana in corporesano” yan artinya didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.

Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga karena tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuk berolahraga tetapi agama digunakan untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepa ALLAH SWT, sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah memberikan badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga. Agama islam dan olahraga memiliki korelasi atau hubungan dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan.

Olahraga juga harus memilik insan-insan yang bertakwa dan beriman dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu memerlukan kejujuran, selain kejujuran diperlukan rasa tanggung jawab dalam setiap hal. Olahraga berkaitan dengan ibadah karena kita berolahraga agar badan sehat dan jika bedan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik, sehingga kita tidak hanya memikirkan keadan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah seperti kata orang bijak “mensana in corporesano” yan artinya didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.

Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga karena tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuh berolahraga tetapi agama digunakan untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah memberikan badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga.

Ada juga kesan yang menyatakan bahwa agama Islam “mengharamkan” olahraga sehingga negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, tidak memiliki prestasi menonjol di bidang olah raga. Padahal, sesungguhnya tidak demikian. Nabi Muhammad saw, menurut sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, menganjurkan para sahabatnya (termasuk seluruh umat Islam yang harus mengikuti sunnahnya) agar mampu menguasai bidang-bidang olahraga. Terutama berkuda, berenang, dan memanah. Tiga jenis olah raga yang dianjurkan Nabi Muhammad saw itu, dapat dianggap sebagai sumber dari semua jenis olah raga yang ada pada zaman sekarang. Ketiganya, mengandung aspek kesehatan, keterampilan, kecermatan, sportivitas, dan kompetisi.

Salah satu olahraganya adalah beladiri. Dimana beladiri adalah sarana untuk menempa diri, yang pada ujungnya untuk mengenal Penciptanya Berawal dari olah fisik dan raga, membuat praktisinya mengenal kekuatan dan kelemahan diri (tubuh)manusia. Semakin menyadari bahwa selain fisik manusia juga punya aspek mental, emosi, bagian energi dan atau tubuh non fisik lainnya. Dengan menyadari tubuh fisik, kemudian diharapkan menyadari tubuh yang non-fisik, energi, jiwa dan roh-nya. Sebab Sang Pencipta adalah Ruh yang hanya bisa digapai oleh ruh juga. Inilah ujungnya ilmu beladiri. Kendati tidak semua aliran beladiri punya aspek lengkap ini, setidaknya pencak silat masih memiliki.

Hubungan Antara Kesehatan Fisik Dengan Kesehatan Jiwa

Hubungan Antara Kesehatan Fisik Dengan Kesehatan Jiwa
Pada dasarnya manusia terdiri dari dua subsistem yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (soma atau badan). Kedua subsistem yang menyatu pada manusia ini tidak dapat dipisahkan satu dan yang lainnya. Jika salah satu mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada bagian yang lain. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa antara pasien yang sakit secara medis menunjukan adanya gangguan mental seperti stress, depresi, gangguan kepribadian dan lain-lain. Sebaliknya orang-orang yang dirawat karena gangguan mental juga menunjukan adanya gangguan fisik, karena itu kondisi kejiwaan atau mental sesesorang dapat mempengaruhi fungsi tubuhnya. Seperti halnya perubahan emosi seseorang mampu menambah atau mengurangi rasa sakit yang dideritanya.

Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun dalam bukunya "Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan" mengatakan; Goldberg (1984) mengungkapkan terdapat tiga kemungkinan hubungan antara sakit secara fisik dan mental:
1. Orang mengalami sakit mental disebabkan oleh sakit fisiknya. Karena kondisi fisiknya tidak sehat, dia tertekan sehungga menimbulkan akibat sekunder berupa gangguan secara mental.
2. Sakit fisik yang diderita itu sebenarnya gejala dari adanya gangguan mental.
3. Antara gangguan mental dan sakit secara fisik adanya saling menopang, artinya bahwa orang menderita secara fisik menimbulkan gangguan secara mental, dan gangguan mental itu turut memperparah sakitnya.

Jelaslah bahwa kesehatan fisik dan kesehatan mental saling berhubungan , artinya jika satu terganggu akan membawa pengaruh kepada bagian yang lainnya. hubungan antara keduanya sangat kompleks meskipun tidak dapat dinyatakan bahwa satu aspek menentukan yang lainnya.

Untuk menemukan keseimbangan antara jiwa dan raga atau ingin sehat lahir dan batin maka seseorang itu harus memiliki empat pilar kesehatan. Dalam bukunya "Alqur'an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa" Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater memaparkan antara lain:
a. Sehat secara jasmani / fisik (biologic)
b. Sehat secara kejiwaan (psikiatrik / psikologik)
c. Sehat secara sosial
d. Sehat secara spiritual (kerohanian / agama)

Terkait dengan manfaat kesehatan mental dari religiusitas, Abernethy (2000) mengusulkan ada beberapa mekanisme keagamaan untuk mempengaruhi kesehatan antara lain:
1. Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat
2. Memperbaiki persepsi ke arah positif
3. Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik
4. Mengembangkan emosi positif
5. Mendorong kepada kondisi yang lebih sehat

Pandangan Ulama Tentang Olahraga

Pandangan Ulama Tentang Olahraga
Syekh Abdurrahman As Sa’di Rahimahullah menulis dalam kitabnya yang indah: Ar-Riyadhah An-Nadhirah pada bab ke-27 tentang olahraga yaitu latihan dan melatih hal-hal yang bermanfaat pada masa sekarang atau yang akan datang dan melatih dengan cara yang bermanfaat dan dengannya kita mendapatkan tujuan yang baik. Ada tiga macam olahraga:
1. Olahraga badan,
2. Olahraga akhlaq,
3. Olahraga otak.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa kesempurnaan manusia yang kita maksudkan darinya kekuatan jasmaninya untuk menyelesaikan berbagai urusan, dan menyempurnakan sifatnya untuk hidup dengan baik bersama Allah SWT dan sesama makhluk. Agar seseorang mendapat ilmu yang bermanfaat, dan dengan demikian sempurnalah seorang hamba, dan kekurangan sesungguhnya terjadi karena hilangnya salah satu dari ketiga atau dua dari ketiga hal tersebut di atas.

Ketiga hal tersebut telah dianjurkan oleh agama dan akal. Kalau seandainya hanya dengan dalil syar’i akal yang besar, yang mana hukum memiliki tujuan-tujuan, dan sesuatu yang dengannya tercapai perintah-perintah yang lain maka hal tersebut menjadi wajib dan diperintahkan, baik hal tersebut wajib atau sunnah,sungguh telah cukup sebagi dalil dan bukti akan perhatian kita terhadap olah raga dan jenis-jenisnya.

Adapun olah raga tubuh maka menguatkannya dengan gerakan yang bermacam-macam, berjalan kaki, menunggang kuda, dan segala jenis gerakan yang beragam, dan setiap kaum mamiliki adat yang tidak ada perbedaan dalam istilah kalau tidak ada yang diperingatkan.

Jika kita memperhatikan perintah syari’at pada gerakan-gerakan tubuh niscaya kita tahu bahwa itu sudah cukup dari yang lainnya. Gerakan-gerakan dalam bersuci dan shalat dan berjalan untuk ibadah, khususnya jika hamba tersebut menikmati ibadah tersebut, dan gerakan-gerakan dalam haji dan umrah dan jihad yang beragam, serta gerakan-gerakan dalam belajar dan mengajar dan latihan dalam berbicara, menulis, dan beragam hasil pembuatan, dan huruf kesemuanya masuk dalam olah raga tubuh, dan berbeda manfaat olah raga badan karena perbedaan tubuh-tubuh serta kuat dan lemahnya, serta rajin dan malasnya, dan kapan kita melatih dengan berolahraga tubuh pasti akan menguat anggota tubuh yang lain dan bertambah lincah dan gerakannya mudah serta bertambah rajin dan kekuatannya semakin baik sehingga dia mampu membantu dalam urusan-urasan yang bermanfaat, karena olah raga badan dimaksudkan untuk menjadi penolong bagi dirinya dan orang lain.

Apabila badan sudah kuat dan gerakannya maka akal bertambah kuat dan bertambah rajin serta berkurang penyakit dan olah raga menyebabkan terpenuhinya kebutuhan terhadap obat yang dibutuhkan dan sangat diperlukan bagi orang yang tidak pernah olahraga.

Kita seharusnya tidak menjadikan olahraga badan sebagai tujuannya dan maksud utama sehingga menghabiskan waktunya dan hilangnya tujuan yang bermanfaat baik bagi agama dan dunianya, sehingga kita merugi dengan kerugian yang besar sebagimana kebanyakan orang yang tidak punya tujuan mulia, akan tetapi tujuan mereka hanya mengikuti binatang saja, dan tujuan seperti ini sangat hina dan tidak akan membekas.

Dan adapun olahraga perilaku maka sungguh sangat sulit dan berat bagi jiwa, namun dia mudah bagi siapa yang Allah SWT mudahkan untuknya, dan manfaatnya sangat banyak dan tidak terbatas. Demikian itu karena kesempurnaan seorang hamba adalah dengan berakhlaq yang baik terhadap Allah, kepada makhluk-Nya, untuk mencapai cinta Allah dan makhluk-Nya, serta untuk mendapat ketenangan dan ketentraman dengan hidup yang mulia.

Cabang-cabangnya sangat banyak. akan tetapi contoh tersebut seorang hambah harus melatih dirinya untuk menjalankan segala perintah Allah yang wajib atasnya,dan menyempurnakannya dengan amalan sunnah yang dilakukan dengan penuh muraaqabah, dan ihsan sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW tentang tafsir ihsan dalam ibadah kepada Allah SWT. yaitu: ”Engkau beribadah kepada Allah SWT seakan-akan melihat-Nya dan kalaupun tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu,” maka hendaknya seorang hambah menghitung dirinya

Untuk menjalankan dengan sempurna atau yang mendekatinya, agar bisa melengkapi kekurangan dalam hal fardlu, dan bersungguh-sungguh untuk menjalankannya sesempurna mungkin,dan setiap kali dia melihat dirinya mulai lemah dan tidak semangat maka dia berusaha untuk bersungguh-sungguh dan menghitungnya dan dia tahu bahwa hal ini telah dimudahkan dengannya,dan dia berusaha untuk melengkapi keikhlasan yang merupakan pokok setiap amal.

Maka suatu amal yang menyebabkan kita terpanggil untuk mengerjakannya dan menyempurnakannya karena Allah SWT dan mengharap ridho-Nya dan mendapatkan pahala disisi-Nya, maka amal tersebut diterima baik sedikit atau banyaknya,dan tujuannya adalah sangat mulia,dan manfaatnya sepanjang masa,maka tatkala dia melihat dirinya berbuat kesalahan dia akan tetap menjalankan amalnya dengan jalan yang benar. Jika gerakan, perbuatan dan perkataan semuanya ikhlas karena Allah, mengharapkn pahala dan keutamaan-Nya, maka seorang hamba senantiasa membiasakan dirinya dengan amal tersebut hingga keikhlasan menjadi hal yang biasa baginya, dan senantiasa di Muraqabah Allah SWT adalah keadaannya dan sifatnya, maka dengan demikian dia menjadi orang-orang yang ikhlas sekaligus muhsin,dan menjadi mudah baginya mengerjakan ketaatan, bahkan menjadi mustahil baginya mengalami kesulitan dalam beribadah,dan itu merupakan keutamaaan yang Allah berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Dia juga membiasakan dirinya berakhlak yang mulia sesama makhluk dengan perbedaan kedudukan mereka, maka dia menyayangi anak kecil, menghormati orang tua, memuliakannya, membantu orang yang terhina. Dia memaafkan siapa yang menyakitinya, dan dia berikan bantuan kepada orang yang kikir kepadanya, serta berbuat baik kepada siapa yang berbuat jahat kepadanya baik dengan perkataan atau pun perbuatan dan dia mengikuti perintah Allah dalam firman-Nya: ”Maka hendaklah kamu menolak dengan baik, apabila ada permusuhan antara kalian berdua, anggaplah dia sebagai teman yang paling dekat. Sungguh sorga itu tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang sabar dan orang-orang yang memperoleh nasib yang baik.”

Allah SWT menjelaskan bahwa akhlaq yang baik adalah nasib yang sangat besar dan tdak diberikan taufik kecuali orang-orang yang sabar dan melatih diri mereka dan ridho dengan tetap baerakhlak yang baik,dan dia membiasakan bersifat dengannya,maka membiasakan sesuatu bagi setiap manusia adalah hal yang bisa terjadi, baik perkataan atau perbuatan, dan bersabar merupakan penolong yang besar mendapatkan taufik dalam menjalankan akhlak yang mulia ini, dan juga membiasakan dirinya dengan menasehati sesama makhluk dengan perkataan dan perbuatannya dan seluruh tingkah lakunya. Karena sesungguhnya nasehat adalah puncak kebaikan bagi makhluk dan dia merupakan agama yang hakiki, dan dia juga senantiasa membiasakan sifat benar, adil, dan menyamakan antara yang nampak dan tidak.

Maka olahraga ini tidak akan terlaksana semua hak-hak Allah dan hak hamba-Nya kecuali dengannya, dan setiap urusan dari berbagai urusan membutuhkannya, karena jiwa selalu merasakan kemalasan, dan tidak mudah dalam menjalankan kebaikan, maka ia harus bersungguh-sungguh dalam memperbaiki keadaannya.

Adapun olah raga otak adalah menyibukannya dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan banyak memikirkan ilmu tersebut dan memulai dengan hal yang mudah bagi seseorang. Kemudian meningkat lebih tinggi, dan membiasakan otak agar tetap dengan ilmu yang benar dan murni, dan membersihkannya dari ilmu yang rusak dan dusta dan hal-hal yang tidak bermanfaat, maka jika kita terbiasa dengan ilmu yang benar dan bebas dari selainnya,maka sungguh dia telah berjalan dengan pikiranya dan otaknya pada jalan yang bermanfaat, hendaknya dia tetap memperbanyak berpikir dan merenung sebagaimana yang Allah SWT menganjurkannya dalam Al-Quran.

Yang paling bermanfaat untuk melatih otak adalah membaca firman Allah SWT dan Sabda Nabi SAW, karena sesungguhnya di dalamnya adalah obat, petunjuk, secara global dan terperinci, di dalamnya ilmu yang paling tinggi dan bermanfaat dan paling banyak maslahatnya bagi hati, agama, dunia dan akhirat.

Memperbanyak mentadabburi Al-Quran dan sunnah merupakan hal yang paling utama secara mutlak, dan dengannya akan terbuka pikiran, dan meluas pemikiran dan pengetahuan yang benar, dan otak yang benar, tidak akan sampai kepada hal tersebut kecuali dengannya, dan demikian pula memikirkan apa yang Allah SWT perintahkan untuk memikirkannya seperti penciptaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya dari makhlik-makhluk.

Dengan hal tersebut kita bisa memperkuat tauhid, kenabian dan bukti-bukti hal itu.dan agar kita bisa mengeluarkan darinya darinya manfaat-manfaat bagi manusia baik agama maupun dunia mereka.maka siapa yang membiasakan dirinya untuk memikirkan hal-hal ini maka tidak diragukan lagi bahwa akalnya akan berkembang,dan luas pemahamnnya dan tajam pemikirannya,dan siapa yang meninggalkan tafakur akan bekulah otaknya dan dia akan dikuasai oleh pemikiran yang tidak berharga dan tidak menghilangkan lapar, bahkan bahayanya lebih besar dari pada manfaatnya.

Dari pemikiran-pemikiran yang bermanfaat adalah dengan memikirkan nikmat-nikmat Allah SWT, yang khusus bagi hamba dan umum, dengan demikian hamba tersebut akan mengetahui bahwa seluruh nikmat adalah dari Allah SWT, dan sesungguhnya tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah SWT, dan sungguh tidak ada yang dapat menolak keburukan dan kejahatan kecuali Allah SWT, dan dengan demikian didapatkan cinta Allah, dan dengannya hamba dapat menimbang antara nikmat dan musibah, sungguh tidak ada bandingannya dari berbagai sisi,bahkan musibah tersebut adalah bagian dari hak seorang mukmin yang menjalankan tugasnya.

Sabar adalah nikmat Allah SWT, maka setiap apa yang menimpa seorang mukmin adalah baik baginya, karena dia berjalan dengan keimanannya, dan bersamanya di setiap keadaannya, dan inilah bunga keimanan yang utama. Demikian pula, pemikiran yang paling bermanfaat adalah memikirkan kekurangan diri sendiri, dan kekurangan amal. Berusahalah memikirkannya, lalu berusaha menghilangkan kekurangan-kekurangn tersebut, maka dengan begitu akan sucilah perbuatan dan sempurnalah kedaannya. Semoga Allah SWT memberikan taufik kepada kita.

Paradigma Al-Quran dan As-Sunnah tentang olahraga dan kesehatan

Paradigma Al-Quran dan As-Sunnah tentang olahraga dan kesehatan
Perlindungan itu tentunya tidak dapat diperoleh sacara sempurna kecuali bagi mereka yang mengindahkan pentunjuk-petunjuk-Nya. Maka kata ‘afiat dapat diartikan pula sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaanya. Jika sehat di artikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan, maka agaknya dapat dikatakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang dapat melihat maupun membaca tanpa bantuan kacamata. Tetapi, mata yang ‘afiat adalah yang dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang karena itulah fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata.

Nikmat dari Allah sangat berlimpah tidak terkira : ”Maka jika kamu mau menghitung nikamat Allah, niscahaya kamu tidak akan dapat menghitungnya” (QS An Nahl :18). Dan diantara nikmat yang sangat berharga dan tidak ternilai itu adalah nikmat kesehatan. Berapa harga mata, indra pendengaran, ginjal, jantung atau hati? Maukah kamu menukar mata dengan kekayaan dunia beserta isinya? Dr. Harold J. Morovitz pernah iseng-iseng menaksir harga fisik tubuh manusia beserta kelengkapanya organ-organnya. Menurutnya bila seseorang berbobot 60 kg maka nilai tubuhnya berkisar US$ 6 juta atau 60 milyar rupiah (jika kurs US$ 1 = Rp 10.000).

Begitu mahalnya manusia sehingga Al- Qur’an menegaskan bahwa harga satu orang manusia sama dengan seluruh kehidupan umat manusia (QS Al-Maidah : 32). Demikian besarnya nikmat kesehatan ini, sehingga dalam sebuah Hadist, Nabi SAW menggandengkan dua nikmat yang sangat besar bagi manusia yaitu nikmat iman dan kesehata : “Sesungguhnya manusia tidak diberi yang lebih baik di dunia daripada keyakinan dan kesehatan maka mohnlah keduanya kepada Allah SWT”. (HR Ahmad). Dalam Hadist tersebut Rasullah SAW merangkaikan persyaratan mendasar untuk memperoleh kesejahteraan dunia dan kesejahteraan bagi kehidupan akhirat.

Iman adalah dasar untuk dapat selamat dalam menempuh hidup ini dan “terutama untuk kehidupan setelah mati” karena hanya imanlah satu-satunya yang mengarahkan pandangan bahwa cita-cita kesuksesan hidup jangan sebatas pengalaman teresterial duniawi tapi juga harus menembus sekat-sekat alam fisis ketika kelak kita memasuki pengalaman transcendental saat mati nanti. Sedang kesehatan adalah basis fisik meraih kesejahteraan hidup di dunia ini, kerena betapapun banyak nikmat yang dimiliki menjadi tidak bermakna bila seseorang jatuh sakit. Rasullah mengatakan : “Orang yang memasuki pagi hari dengan kesehatan yang baik, aman ditempat kediamannya dan memiliki makanan harianya, maka seolah-olah seluruh kehidupan dunia initelah di anugerahkan kepadanya “, (HR At-Turmudzi).

Para ulama Salafusshaleh menyatakan bahwa ayat yang berbunyi : “Kemudian sungguhh kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang kenikmatan (yang kalian rasakan didunia ini),” (QS At Takatsur :8), juga mengisyaratkan tentang kesehatan. Seperti kata Soraya Susan Behbehani : “Tubuh harus dirawat karena ia adalah cetakan bagi kehidupan dan jiwa ada di dalamnya ; semacam kerang yang mengandung mutiara yang sedang tumbuh, tanpa kerang tidak akan ada mutiara”.

Simpul-simpul pemeliharaan kesehatan dalam Islam terletak pada kehidupan yang bersih, aktif, tenang, moderat, adil, porposional, seimbang dan alami. Jangan melakukan sesuatu dengan mengabaikan kebutuhan diri. Rasullah SAW menegur beberapa sahabatnya yang bermaksud melampui batas, bersifat eksterm dan berlebih-lebihan dalam ibadah, seperti dalam sabdanya : “sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu”. Ketika ada seorang shabat yang berazam akan berpuasa terus menerus, shalat tahajud sepanjang malam penuh sehingga kebutuhan jasmaninya terabaikan, Nabi malah mengatakan “Sesungguhnya aku mengawini wanita, memakan daging, aku tidur, bangun (shalat malam), puasa dan berbuka. Siapa yang tidak menyukai sunnahku maka ia bukan dari umatku.”

Sayyidina Ali r.a mengatakan : “hiburlah hatimu, kerena bila ia lelah , hati cenderung menjadi buta”. Siapapun kita telah ditegaskan oleh Allah bahwa kita tidak dituntut melakukan sesuatu diluar batas kemampuan kodrat kita :”Allah tidak membebani seseorang malainkan sesuai dengan kadar kemampuanya” (QS Al Baqarah : 286). Perintah-perintah dalam ibadah selalu proposional dengan menjaga keseimbangan kebutuhan materil dan spiritual.

Pengertian dan Manfaat Kesehatan

Pengertian dan Manfaat Kesehatan
1. Pengertian Kesehatan
Menurut definisi yang dirumuskan oleh WHO, kesehatan adalah sebagai : ”a state of complete physical, mental and social well being and not merely the absence of disease or infirmity“. (WHO, 1948), adalah keadaan sejahtera fisik, mental, social tanpa ada keluhan sama sekali (cacat atau sakit). Dalam UU RI Nomor 23 tahun 1992 kesehatan juga dinyatakan mengandung dimensi mental dan social : “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi “.

Pengertian lain, kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut menjadi rusak bila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan pada periode-periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang mau menyadarinya.

2. Manfaat Kesehatan
Dan manfaat olahraga terhadap kesehatan tubuh itu sendiri juga sudah dijelaskan dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ( olah raga kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan), antara lain:

1. Peningkatan
Meskipun orang itu bebas penyakit belum tentu orang itu sehat, dengan mengukur beban latihan yang di berikan pada seseorang, maka kebugaran dapat di klasifikasi menjadi sangat kurang. Latihan fisik yang teratur dan terukur di sertai gizi yang cukup akan meningkatkan kebugaran seseorang. Kebugaran ini ditandai olah daya tahan jantung, otot, kelenturan tubuh, komposisi tubuh, kecepatan gerak, kelincahan, denyut nadi. Latihan selalu di monitor agar tidak melebihi denyut yang di perbolehkan antara72-87% dari denyut yang maksimal.

2. Pencegahan
Olahraga dapat mencegah dampak negatif dari hopokenisia [kurang gerak], memperlambat proses penuaan, memperlancar proses kelahiran pada wanita kehamilan.

3. PengobatanMembantu proses penyembuhan pada penyakit jantung, kencing manis, rematik, asma, kropos tulang, dll. Peredaran darah orang yang berolahraga lebih lancar, sehingga racun yang menumpuk di tubuh cepat di keluarkan.

4. Pemulihan
Penyandang cacat, kerusakan otak, tuna rungu, epilepsi dan lain-lain membutuhkan olahraga yang sesuai dengan keadaan yang di penderita. Apabila penyandang cacat ini tidak melakukan olahraga maka cacatnya akan bertambah karena terjadi kekurangan gerak, otak menjadi lemah sehingga mudah timbul penyakit-penyakit, jantung, ginjal, saluran darah dll. Selain itu olahraga bagi penyandang cacat juga sangat di perlukan untuk menghilangkan anggapan masyarakat bahwa mereka tidak mampu berbuat apa-apa.

Pengertian dan Manfaat Olahraga

Pengertian dan Manfaat Olahraga
Pada Hakekatnya makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980), olahraga yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)

Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973), olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain;
a. Terpisah dari rutinitas
b. Bebas,
c. Tidak produktif
d. Menggunakan peraturan yang tidak baku

1. Manfaat Olahraga
Manfaat berolahraga dapat dilihat dari dua aspek. Salah satunya manfaat olah raga terhadap otak yang diungkapkan oleh Daniel Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University , antara lain:

1. Meningkatkan kemampuan otak. Latihan fisik yang rutin dapat meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa hal-hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik

2. Membantu menunda proses penuaan. Riset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita di atas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannya makan penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang merasakan manfaat aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga kali seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup berupa jalan kaki di sekitar rumah.

3. Mengurangi stres. Olahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi, bisa membantu Anda mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara terbaik mengurangi stres

4. Menaikkan daya tahan tubuh. Jika Anda senang melakukan olahraga meski tak terlalu lama namun sering atau lama namun dengan santai melakukannya, maka aktivitas itu bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin, dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83 persen orang yang memiliki ganguan mental mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood dan mengurangi kegelisahan. Memperbaiki kepercayaan diri, umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu jenis aktivitas, maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan bahwa remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak melakukan kegiatan serupa.

Faktor Penyebab Arema lebih terkenal dari Olah Raga Lain di Malang

Faktor Penyebab Arema lebih terkenal dari Olah Raga Lain di Malang
Faktor penyebab Arema lebih dikenal oleh masyarakat Malang adalah karena Arema sudah ada sejak dulu dan termasuk kebanggaan masyarakat Malang. Sebelum tim sepak bola Arema didirikan, sudah ada Arema yang mempengaruhi perasaan dan menjadi kebanggaan masyarakat Malang. Arema sebagai tim sepak bola menjadi simbol Arema yang sudah ada sehingga menjadi populer dan mendapat dukungan seperti Aremania. Pemain dan tim olah raga lain tidak mempunyai kebanggaan Arema seperti tim Arema dan Aremania. Oleh karena itu, pemain atau tim di Malang harus mempunyai perasaan bangga terhadap bangsa sebelum mereka melakukan kegiatan olah raga di lapangan. Tanpa kebanggaan atau nasionalisme pada tingkat lokal, kelihatan orang Malang tidak akan mendukung tim olah raga. Jika hal ini terjadi maka tentu Indonesia tidak mendapatkan banyak dukungan di Olimpiade Athena.

Pendapat orang Malang tentang Indonesia di Olimpiade Athena
Sebagai pihak lain dalam penelitian ini, peneliti ingin bertanya tentang pendapat orang Malang berkait dengan keikutsertaan Indonesia dalam Olimpiade Athena pada Augustus 2004. Walaupun ini tidak berhubungan langsung dengan topik, ini masih relevan karena kalau olah raga di Indonesia maju pada tingkat lokal, biasanya bisa meningkat pada tingkat nasional. Topik ini termasuk pikiran orang yang suka olah raga dan tahu tentang keberhasilan Indonesia di Olimpiade Athena.

Di Malang, pendapat masyarakat kenapa keberhasilan tim nasional Indonesia agak buruk di Olimpiade Athena bermacam-macam. Ada yang percaya bahwa tidak ada cukup fasilitas di Indonesia, atau fasilitasnya tidak terlalu bagus dan pemerintah tidak memberi cukup uang untuk mendapatkan fasilitas yang bagus. Lebih lanjut dari itu, ada yang berpendapat bahwa pemerintah, baik pemerintah lokal maupun pemerintah nasional tidak membangunkan cukup program pengembangan pemain mudah dan tidak ada cukup perhatian untuk olah raga pada tingkat dasar. Ada yang juga mengkritik KONI Pusat yang kurang perhatiannya. Ada yang berkata bahwa kebanyakan tim nasional di Indonesia kurang disiplin dan motivasi. Mereka berpikir bahwa pemain nasional tidak berlatih secara serious, bahkan kalau ada kesempatan mereka pulang dan membolos latihan tanpa minta izin terlebih dahulu. Ada yang mengira bahwa orang Indonesia tidak memfokuskan pada satu olah raga saja, tetapi ganti olah raga dengan kegemaran terbaru. Satu lagi pendapat yang cukup populer dan juga cukup menarik adalah bahwa orang Indonesia terlalu kecil secara fisik. Ada bagian masyarakat Malang yang berkata bahwa atlet Indonesia tidak bisa berkompetisi pada tingkat internasional karena badan orang Indonesia terlalu kecil dan tidak sekuat badan atlet dari negara lain. Alasan apapun, kalau Indonesia ingin memperbaiki kesuksesan di Olimpiade yang akan datang, kebanyakan orang ditanya setuju bahwa pemerintah harus mempunyai peran yang besar dalam mengembangkan olah raga pada tingkat lokal sampai internasional.

PENDAPAT MASYARAKAT MALANG TENTANG OLAH RAGA DAN PEMAINNYA

PENDAPAT MASYARAKAT MALANG TENTANG OLAH RAGA DAN PEMAINNYA
Pendahuluan
Olah raga di seluruh dunia memerlukan pendukung-pendukung dan orang yang siap untuk membantu dalam kompetisi lokal untuk memajukan dan memastikan olahragawan yang sudah berprestasi dapat terus dan menjadi atlet. Ada beberapa orang di Malang yang tidak bermain olah raga, tetapi masih terlibat. Misalnya kalau mereka menonton olah raga di televisi, stadion atau lapangan lokal, atau setiap minggu mengantar anaknya untuk bermain. Orang seperti ini menjadi bagian masyarakat yang membantu olah raga menjadi maju. Tanpa orang seperti ini, olah raga hanya akan termasuk pemain, dan kalau tidak ada orang yang mau menonton, olah raga tidak bisa menghasilkan uang atau fasilitas untuk maju. Oleh karena itu, bagian ini akan menggambarkan bagaimana pendapat masyarakat Malang tentang olah raga dan pemainnya.

MetodeData atau informasi yang diperoleh dijaring melelui angket peneliti, bertanya kepada orang secara langsung dan melakukan wawancara dengan beberapa orang. Responden tersebut termasuk mereka yang tidak tahu tentang olah raga di Malang sampai orang yang mengambil jurusan olah raga di universitas.

Pendapat Masyarakat Malang tentang Olah Raga dan Pemainnya

Pendapat masyarakat Malang tentang olah raga dan pemainnya tergantung pada orang spesifik dan kesukaannya terhadap olah raga. Orang yang terlibat dalam olah raga biasanya mempunyai pendapat tentang olah raga di Malang dan Indonesia yang lebih luas daripada orang yang tidak terlibat secara langsung dalam olah raga. Ada juga orang Malang yang tidak mempunyai pendapat tentang olah raga di Malang dan biasanya kalau mereka menonton, mereka hanya menonton satu tim yang paling disukai secara langsung atau menonton olah raga dari luar negeri di televisi. Waktu ditanya, mereka tidak mempunyai pendapat tentang olah raga di Malang, dan juga tidak tahu tentang keberhasilan tim Jawa Timur di PON XVI atau Indonesia di Olimpiade.

Mahasiswa yang mengikuti jurusan olah raga di universitas mempunyai banyak pikiran tentang olah raga di Malang dan pemainnya. Ada yang percaya bahwa olah raga di Malang sudah bagus dan cukup maju karena ada tim seperti Arema dan Persema. Akan tetapi, mereka berpendapat bahwa perkembangan olah raga di tingkat sekolah masih kurang. Selain itu, ada mahisiswa lain yang berpendapat bahwa olah raga di Malang kurang maju karena kurang mendapat dukungan dan fasilitas yang baik. Diantaranya ada yang berkata bahwa alasan kenapa Indonesia tidak mempunyai atlet elit adalah karena orang pada tingkat lokal, termasuk Malang, tidak memfokuskan pada satu olah raga saja. Mereka ikut olah raga yang populer pada waktu itu. Misalnya, kalau ada bulu tangkis di televisi, mereka akan bermain bulu tangkis di jalan. Itu sama untuk olah raga lain seperti sepak bola dan bola voli.

Wawancara dengan Guru Tenaga Pengajar

Waktu saya di kantor KONI Malang, ada seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kantor itu. Sebagai guru tenaga pengajar, dia terlibat dalam olah raga tetapi tidak secara langsung. Pikirannya mirip jawaban orang Malang yang percaya bahwa olah raga di Malang harus ada perhatian yang serious dari semua unsur baik masyarakat maupun pemerintah, jadi pikiran dia dapat mewakili bagian masyarakat tersebut. Dia mempunyai beberapa pendapat bahwa status olah raga baik, tetapi masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki atau diperhatian oleh pemerintah daerah untuk memajukan olah raga.

Guru tersebut mempunyai pendapat bahwa tidak cukup perhatian dalam olah raga dari pemerintah dan khususnya pemerintah daerah. Dia berkata kalau anak mempunyai prestasi di bidang olah raga, masih kurang perhatian pada masa depannya. Walaupun mereka pemain olah raga yang baik, menurut kebanyakan orang, masa depannya untuk bekerja, studi dan macam-macam karena mereka hidup tidak untuk bermain olah raga saja. Walaupun semua daerah mempunyai klub sepak bola, kebanyakan anak tidak mempunyai kesempatan untuk maju karena orang tuanya tidak mempunyai kemampuan untuk membawa anaknya ke tempat lain seperti klub yang lebih besar. Misalnya, kalau anak ingin berangkat ke stadion Gajayana, tergantung dengan orang tuanya. Anak-anak sendiri tidak bisa. Atau kalau orang sudah maju atau sudah profesional, masih tidak ada jaminan untuk masa depannya. Menurut guru itu, ada juga faktor ekonomi daerah. Dia berpikir bahwa sudah saatnya untuk lebih banyak perhatian walaupun masih ada banyak rintangan. Dia berpendapat bahwa publikasi juga masih kurang sekali. Kecuali mereka yang tinggal di kota sudah dapat fasilitas padahal mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di desa. Menurut dia, orangnya banyak yang terbatas. Walaupun guru tersebut sangat suka olah raga dan ingin berolah raga di Indonesia menjadi lebih bersaing, dia juga tahu tentang negara lain dan berpendapat bahwa Indonesia masih jauh sebelum mempunyai fasilitas dan perhatian yang cukup, terutama dari pemerintah.

Kebanyakan orang lain yang saya tanya di Malang tidak tahu terlalu banyak tentang olah raga di Malang. Teman saya yang ikut olah raga berkata bahwa hampir semua temannya tidak ikut bermain olah raga sama sekali. Dia mengatakan bahwa mereka, seperti banyak remaja Malang lebih senang duduk sambil ngrobrol dan merokok saja. Kebanyakan responden berkata bahwa mereka suka tim sepak bola Arema tetapi selain itu mereka tidak tahu tentang olah raga dan sebetulnya tidak tahu keberhasilan Malang sebagai bagian tim Jawa Timur di PON XVI.

Analisa
Ketika saya melakukan penelitian untuk bagian ini, peneliti dapat menjelaskan jawaban responden sangat tergantung pada responden sendiri. Responden yang mempunyai perhatian luar biasa tentang olah raga seperti guru tersebut di atas atau anak jurusan olah raga mempunyai beberapa pendapat tentang olah raga di Malang dan dapat menjelaskan untuk lama sekali tentang hal itu. Pada sisi lain ada sebagian masyarakat Malang yang tidak mempunyai pendapat tentang olah raga, dan biasanya mereka tidak ikut berolah raga. Mereka biasanya hanya tahu tentang kedua tim sepak bola Malang, Arema dan Persema. Tim bola basket juga populer tetapi penelitian tidak termasuk mengamati bola baket. Biasanya, kalau orang yang ditanya ikut bermain olah raga, maka mereka akan tahu cukup banyak tentang olah raga yang diikutinya, tetapi tidak terlalu banyak tahu tentang olah raga lain. Peneliti menemukan bahwa Arema adalah tim yang paling disukai dan terkenal di Malang, dan Persema nomor kedua. Masyarakat di Malang, khususnya orang yang bermain suka olah raga, tetapi kesukaan ini tidak dilanjutkan untuk menjadi seperti kebudayaan masyarakat. Tidak seperti negara lain, kalau orang Malang tidak terlibat dalam olah raga tertentu, mereka tidak tahu, kecuali tim Arema. Dalam semua penelitian saya, saya tidak bertemu orang yang belum tahu tentang Arema dan Aremania. Arema dapat dikatakan mempunyai kebudayaan sendiri namun tidak bisa disamakan dengan olah raga lain

Olah raga Lain di Jalan

Olah raga Lain di Jalan
Olah raga sepak bola dan skateboard tersebut merupakan dua olah raga yang dilakukan di jalan. Ada beberapa jenis lain yang juga dilakukan setiap sore. Peneliti lihat di satu lapangan besar ada banyak orang yang bermain macam-macam olah raga dengan beberapa pertandingan dan permainan di satu lapangan. Ada orang yang bermain layang-layang, ada yang ikut lomba burung dan bola voli. Di tempat lain ada yang bermain olah raga seperti bulu tangkis dan bola basket. Mereka bermain sebagai hobi, menjaga kesehatan dan sosialiasi dengan temannya. Olah raga tersebut tidak semuanya dimainkan oleh masyarakat Malang, tetapi yang betul, olah raga dimainkan dimana-mana di Malang, setiap sore sampai menjelang malam.

Analisa Anak-anak yang bermain di tempat umum bermain hampir setiap hari. Mereka bermain biasanya karena mereka menjalurkan hobi dan bermain sejak kecil. Itu tempat mereka bisa bertemu dengan teman dan bermain secara senang dan melupakan sebentar semua persoalan hidup. Bermain di tempat umum seperti itu merupakan cara biasa yang dilakukan bagi anak Malang, dan sudah menjadi gaya hidup mereka.
 
Kesimpulan
Olah raga sore sudah dianggap biasa oleh semua orang yang ikut, dan mereka akan terus bermain setiap hari untuk jangka waktu tidak terbatas. Itu cara hidup untuk beberapa anak di seluruh Malang. Kalau bermain olah raga yang terkenal di Indonesia seperti sepak bola atau olah raga yang tidak biasa seperti skateboard, maka anak menjadi senang dan berolah raga untuk kesenangan dan sosialiasi. Mereka juga menikmati manfaat olah raga terutama untuk menjaga kondisi tubuh dan kesehatan.

OLAH RAGA SORE DI TEMPAT UMUM

OLAH RAGA SORE DI TEMPAT UMUM
Pendahuluan
Ada sebagian besar olah raga di Malang yang tidak diorganisasikan dan tidak dipimpin. Ini adalah olah raga di jalan, di mana setiap sore anak dari mana-mana keluar rumahnya dan bermain olah raga di lapangan umum atau jalan. Mereka bermain dengan siapa saja yang mau bermain.

Ada beberapa jenis olah raga yang dilakukan di jalan. Tentu saja ada anak yang bermain sepak bola, tetapi selain itu ada bulu tangkis, bola basket, bola voli, skateboard, sepeda dan beberapa jenis lain. Kalau ada olah raga bisa bermain di jalan, biasanya ada anak yang akan bermain.

Metode
Dekat tempat tinggal peneliti ada beberapa lapangan dan jalan besar di mana anak bisa bermain. Setiap sore ada orang yang lewat depan rumah peneliti untuk bermain sepak bola di lapangan dan juga ada anak yang bermain skateboard dan sepeda. Jadi sering kali peneliti lewat di sekitar tempat mereka berolah raga dan sering menonton mereka bermain atau berbicara dengan mereka. Kadang-kadang peneliti juga ikut, dan sudah menjadi teman dengan anak ini. Ada olah raga di jalan di mana-mana di Malang jadi sering kali peneliti ke tempat lain atau rumah teman dan melihat anak bermain di jalan di sekitar rumahnya. Peneliti juga memberi anket kepada beberapa pemain dan bertanya kepadanya.

Sepak Bola
Setiap sore banyak anak keluar dari rumah atau kampungnya dan berkumpul di lapangan umum untuk bermain sepak bola. Walaupun itu lapangan umum, semua orang tahu bahwa lapangan dibagi dalam waktu, yaitu orang yang masih mudah tahu bahwa mereka boleh bermain sampai kira-kira jam empat, dan setelah itu anak kecil keluar lapangan dan orang yang lebih tua akan bermain. Pembagian waktu ini sudah diketahui oleh semua anak dan dimengerti oleh semua orang. Jadi anak besar tidak mengganggu anak kecil dan baliknya. Setiap kali peneliti melihat, anak selalu bermain di lapangan yang sama biasanya dengan pemain yang sama.

Waktu mereka bermain, mereka juga tahu siapa ikut tim yang mana, jadi tidak perlu memakai baju yang sama atau seragam. Sekali peneliti bertanya tentang hal ini, bagaimana mereka tahu siapa termasuk di timnya. Mereka menjawab bahwa orang hanya tahu. Mereka sudah bermain sepak bola bersama cukup lama jadi tahu siapa kawan seregunya. Sehal yang menarik terjadi pada suatu hari waktu peneliti duduk dengan salah satu kelompok anak sambil mereka menunggu anak lain. Ada anak yang berjalan di jalan raya sambil membawa bola. Teman peneliti berteriak kepada anak tersebut. Mereka diterima seperti teman, tetapi waktu peneliti bertanya kepada teman siapa nama anak lain itu, jawaban adalah bahwa dia tidak tahu. Peneliti terkejut sekali karena mereka sering bermain bersama seperti biasa dan sebelum waktu itu peneliti mengira mereka sudah saling kenal karena hubungannya kelihatan cukup akrab. Kelihatan mereka tidak peduli siapa yang bermain, hanya bahwa mereka mempunyai cukup orang untuk membentuk dua tim.

Mereka bermain setiap hari, sementara berteriak dan bercanda bersama dan pertandingnya tidak terlalu serious. Mereka secara santai ikut peraturan-peraturan permainan sepak bola tetapi tidak ada wasit dan biasanya tidak ada percekcokan. Ada orang yang memakai sepatu sepak bola tetapi kebanyakan tidak bersepatu. Akan tetapi, semuanya memakai baju dan celana pendek. Orang yang bermain mempunyai kepandaian yang cukup bagus dan berlari agak cepat. Ada yang bermain untuk klub atau organisasi yang ikut, dan ada yang ikut hanya untuk kesenangan. Mereka tidak peduli tentang cuaca, dan ada beberapa orang yang masih bermain kalau lapangan basah dan juga ada sedikit orang yang akan bermain kalau hujan. Pemainan sepak bola sudah menjadi kebiasaan sehari-hari untuk banyak anak kampung, tidak hanya di tempat peneliti tetapi di beberapa lapangan lain di seluruh Malang.

Skateboard
Selain sepak bola, ada kelompok anak laki-laki yang bermain skateboard di tepi jalan besar. Mereka mempunyai papan sendiri, tetapi mereka juga mempunyai perlengkapan skateboard seperti landai dan galah yang mereka simpan di depan rumah di sekitar tempat bermainnya. Setiap hari, kira-kira jam empat mereka menyiapkan perlengkapan dan main skateboard selama dua jam atau lebih. Jumlah anak di situ tergantung pada hari, biasanya paling kurang tiga, sampai sepuluh orang atau lebih. Mereka tidak peduli bahwa orang yang lewat dapat melihat mereka berlatih dan jatuh, mereka hanya peduli tentang bermain skateboard terus. Anak-anak skateboard ini sudah saling berteman. Berbeda dengan anak yang bermain sepak bola, yang bermain skateboard semua teman yang akrab sekali. Umurnya berbeda, ada anak yang ikut Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan juga termasuk mahasiswa.

Mereka seperti ‘gerombolan skateboard’. Mereka teman yang akrab sekali, tidak peduli tentang umur atau sekolah mereka dan biasanya tidak berbicara tentang sekolah atau kuliah. Ada yang mempunyai sepeda motor dan telepon selular dan ada yang tidak. Mereka tidak peduli dengan status atau posisinya dalam masyarakat, mereka hanya berkumpul untuk menghabiskan waktu dan berlatih skateboard. Akan tetapi, kelompok ini tidak menakutkan dan eksklusif. Sebetulnya balik. Mereka suka sekali bertemu dengan orang lain, dan itu alasan peneliti menjadi temannya. Sama dengan anak lain yang mau ikut skateboard. Misalnya, ketika ada anak kecil, kelihatan kira-kira usianya delapan tahun dan suka sekali menonton anak bermain skateboard. Anak kecil ini datang dengan bapaknya dan kelihatan sangat berminat untuk mencoba bermain sendiri tetapi dia merasa terlalu malu. Anak ‘gerombolan skateboard’ langsung memberi anak itu sepapan untuk dipakai dan berkata, ‘ayo, coba, tidak apa apa’ sampai anak itu tidak takut lagi dan mencoba bermain sendiri.

Anak yang bermain skateboard ini, selain bermain setiap hari bersama, juga sering menghabiskan waktu bersama pada malam. Biasanya anak yang masih sekolah tidak ikut tetapi mereka yang tidak bersekolah sering bersama. Mereka menonton film, makan atau bermain musik bersama, dan kadang-kadang membolos sekolah atau kuliah untuk bermain. Kalau malam minggu, mereka akan bermain di rumah atau ke kafe, dan yang ikut mempunyai usia yang berbeda-beda. Mereka teman yang baik, ataupun mereka ikut skateboard karena temannya sudah bermain atau skateboard dan bertemu teman, bermain skateboard adalah bagian hidup mereka. Bermain skateboard adalah kesempatan untuk mereka melepaskan diri dari persoalan atau tekanan hidup dan menghabiskan waktu secara bersama-sama.

MOTIVASI PEMAIN OLAH RAGA

MOTIVASI PEMAIN OLAH RAGA
Pendahuluan
Bagian ini akan menggambarkan tentang orang yang bermain olah raga karena mereka senang bermain, walaupun tidak akan berkompetisi pada tingkat nasional atau internasional. Mereka bermain untuk klub atau organisasi dan biasanya berlatih beberapa kali seminggu. Orang tersebut bermain untuk beberapa alasan, dari menyenangkan saja sampai mempersiapkan untuk kompetisi. Kebanyakan mereka bermain untuk menyenangkan dan untuk kesehatan.

Mereka berlatih beberapa kali seminggu karena tanpa olah raga, mereka akan bosan atau merasa kurang. Untuk orang seperti ini, olah raga dilakukan untuk menjaga kondisi tubuh, untuk kesehatan, membina mental, mencapai prestasi dan sosialisasi. Mereka bermain untuk mereka sendiri, karena mereka mau bermain. Olah raga adalah bagian dari kehidupan mereka.

Metode
Untuk bagian ini, peneliti bertanya kepada kelompok anak Universitas Negeri Malang. Ada anak yang ikut jurusan olah raga, dan ada anak di jurusan lain. Peneliti ke tempat olah raga mahasiswa dimana ada orang yang bermain beberapa jenis olah raga. Ada bola voli, karate, pencat silat, sepak bola, bola basket dan sebagainya. Betul, anak hanya dari satu universitas, dan observasi hanya tentang anak ini. Akan tetapi, saya memfokuskan pada kelompok ini karena mereka dari beberapa jenis olah raga dan mempunyai pendapat sendiri tentang olah raga di Malang. Dalam topik olah raga dan identitas, kelompok ini mungkin kelompok utama yang menunjukkan bahwa olah raga dapat menjadi bagian hidup untuk orang. Mereka mewakali banyak orang lain di Malang yang bermain untuk alasan yang sama. Seperti atlet berprestasi, peneliti juga memberi orang ini angket khusus untuk anak ini. Yang menarik tentang kelompok ini adalah bahwa mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan secara penuh dan lengkap. Mereka mempunyai pendapat tentang banyak aspek olah raga di Malang, dan tidak malu untuk mengemukakan pendapatnya.

Jawaban dan Observasi
Waktu peneliti ke tempat mereka berolah raga dan memberi angket, peneliti agak terkejut dengan jawaban tentang berapa sering mereka bermain. Kebanyakan mereka berlatih sering sekali dan cukup intensif. Waktu peneliti bertanya berapa kali seminggu mereka bermain, hanya ada satu orang dari dua puluh responden yang berlatih dua kali seminggu. Semua yang lain berlatih tiga kali seminggu atau lebih, dan ada beberapa orang yang berlatih sebanyak enam kali seminggu atau setiap hari. Alasan spesifik kenapa mereka ikut sangat berbeda untuk semua orang. Ada yang bermain untuk mengisi waktu kosong. Beberapa orang berkata mereka ikut olah raga untuk menjaga kondisi dan kesehatan tubuh dan membentuk tubuh. Ada yang bermain untuk menyenangkan sebagai hobi saja. Responden lain berkata bahwa dia bermain “karena ditubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.” Ada yang berkata bahwa mereka mau mencapai prestasi, dan seorang lain suka bermain karena dapat menemukan tantangan baru. Mereka suka sosialiasi dalam olah raganya dan juga ada yang berkata olah raga adalah bagian dari hidupnya.

Selain dari faktor kesehatan dan fisik, dari observasi peneliti, ada banyak orang yang ikut olah raga karena mereka bisa membuat teman baru dan mempunyai kesempatan untuk sosialiasi. Sebenarnya mereka ke lapangan untuk latihan tetapi ada kesempatan untuk sosialisasi juga. Misalnya ketika peneliti ke situ, pemain tidak bisa berlatih karena mulai hujan. Jadi, sambil menunggu hujan berhenti semua anggota duduk di ruang yang sama dan ngobrol untuk beberapa jam. Mereka ramah kepada semua orang yang ada di situ, dan waktu ada anggota baru, mereka diterima juga. Misalnya peneliti lihat ada anggota lama yang belum kenal dengan orang yang baru ikut. Anggota lama itu langsung, tanpa menunggu untuk menyapa orang lain, memperkenalkan diri dan ngobrol tentang jurusan kuliah dan sebagainya.

Selain itu, sosialisasi ini dapat dilihat dengan kelompok karate waktu ada training camp atau satu malam mereka pergi ke tempat lain bersama untuk berlatih. Mereka tinggal untuk satu atau dua malam dan berlatih di tempat alami dan indah. Peneliti tidak pernah ikut training camp seperti itu, tetapi sudah melihat semua foto-foto dan mendengarkan cerita dari orang yang ikut. Laki-laki dan perempuan tetap ikut bersama. Ada foto mereka semua berteriak dan tertawa waktu main di sungai sambil masih memakai seragam. Kelihatan semua orang senang dan suka sekali training camp seperti itu karena mereka bisa berdua berlatih dan bermain dengan temannya. Mereka memilih sendiri untuk ikut training camp dan mereka suka ikut karena bisa menjadi lebih akrab dengan teman olah raganya dan juga karena bisa berlatih di tempat indah. Mereka tidak akan melupakan hal ini dalam hidupnya, dan mereka senang sekali waktu iktu. Olah raga tersebut merupakan bagian dari hidupnya.

Hal lain yang dapat digambarkan adalah bahwa ada banyak klub atau organisasi yang belum mempunyai fasilitas atau tempat berlatih yang cukup. Misalnya tim karate harus berlatih di padang ramput di tengah jalan. Mereka tidak mempunyai gedung yang bisa dipakai atau tempat lain yang memadai. Ini sama dengan olah raga lain tetapi mereka terus bermain bagaimanapun kekurangan fasilitas. Ini memunculkan persoalan untuk mereka pada musim hujan, karena biasanya hujan setiap hari dan mereka tidak bisa berlatih kalau hujan karena tidak ada tempat yang tertutup. Mereka berkata bahwa memang mereka sangat ingin dan akan senang kalau dikasih fasilitas yang baik, tetapi mereka juga tahu bahwa tidak ada kemampuan atau uang untuk mendapatkan fasilitas yang mereka inginkan. Oleh karena itu, beberapa responden berpendapat bahwa olah raga yang mereka ikuti harus terus mendapat lebih banyak dukungan dan perhatian dari pemerintah.

Analisa
Walaupun ada banyak sekali olah raga lain di Malang yang dapat dimasukkan dalam kelompok ini, namun kelompok ini mempunyai jawaban yang relevan dan dapat mewakili seluruh Malang. Mereka berlatih dengan fasilitas yang kurang lengkap dan semua orang mempunyai alasan berbeda untuk bermain. Akan tetapi, yang ditemukan dari observasi dan angket adalah bahwa semua orang sangat cinta olah raga. Mereka cinta itu untuk berberapa alasan, tetapi semua orang bermain karena mereka mau dan suka. Kalau tidak ada olah raga untuk orang tersebut, hidupnya kurang lengkap. Dalam konteks olah raga dan identitas, olah raga adalah bagian besar identitasnya karena mereka bermain beberapa kali seminggu. Olah raga adalah separuh hidupnya, dan sebagian lagi untuk digunakan tidur. Mereka mengerti tentang olah raga lain, dan kecintaan olah raga menambah pengetahuan tentang isu olah raga dalam komunitas lokal, nasional dan dunia.

ATLET YANG BERMAIN UNTUK OLAH RAGA YANG BELUM MENDAPATKAN PERHATIAN

ATLET YANG BERMAIN UNTUK OLAH RAGA YANG BELUM MENDAPATKAN PERHATIAN
Atlet PON XVI Lain
Pada pihak yang lain, ada beberapa atlet yang sudah berprestasi tetapi bermain olah raga yang kurang mendapatkan perhatian di Malang. Atlet ini ikut PON XVI Pelembang tetapi sebagai tim dengan hanya satu, dua atau tiga atlet. Mereka masih atlet berprestasi seperti atlet lain, tetapi mereka tidak sebagian kelompok besar seperti tersebut di atas. Yang menarik tentang atlet ini adalah bahwa mereka menjadi satu kelompok dari beberapa jenis olah raga. Walaupun mereka tidak masuk tim yang besar, mereka masih mencari atlet dari olah raga lain dan berteman. Ini dapat dilihat di upacara penghargaan atlet PON XVI tersebut. Semua atlet sudah kenal atlet yang lain dalam tim PON XVI Jawa Timur dan kelihatan seperti teman, tetapi untuk olah raga yang yang kurang mendaptkan perhatian tidak ada tim tetapi ada atlet sendiri, berdua atau bertiga saja. Dalam angket, lain dengan orang yang bermain olah raga yang sudah cukup besar, semua atlet ini berkata bahwa olah raga yang ditekuni tidak mempunyai cukup perhatian di Malang. Misalanya, seorang atlet berkata bahwa olah raganya, panjat tebing, masih kurang sarana. Dia juga berkata bahwa pengurus harus memperhatikan kebutuhan atlet seperti prasarana dan dana. Sepemain softball berpendapat bahwa olah raga di Malang masih kurang perhatian baik dari masyarakat ataupun pemerintah. Tidak hanya atlet PON XVI, seorang atlet yang ikut Olimpiade Athena juga ingin olah raga di Malang lebih diperhatikan, panjat tebing khususnya, supaya olah raga panjat tebing di kota Malang lebih banyak peminatnya dan berprestasi setinggi-tingginya.

Analisa
Dua kelompok atlet tersebut masih bermain untuk alasan yang sama dengan atlet lain, misalnya hobi, menyenangkan dan kesehatan. Mereka mau prestasi seperti atlet apa saja, dan percaya bahwa semua olah raga di Malang harus mempunyai lebih banyak perhatian untuk menjadi lebih maju. Akan tetapi, atlet yang mempunyai perjuangan mau prestasi bukan hanya untuk sendiri tetapi juga karena kalau mereka berhasil, itu dapat membantu olah raganya berkembang dan mendapat lebih banyak perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Identitas mereka termasuk perjuangannya untuk menjadi juara jadi orang lain bisa mengetahui lebih banyak tentang olah raganya. Kalau mereka berhasil dalam kompetisi, mereka dapat memakai itu sebagai cara untuk meningkat perhatian olah raga di Malang. Atlet lain seperti tim balap sepeda sudah memasuki timnya dan identitasnya termasuk tim dan olah raganya. Mereka sudah termasuk dalam klub dan ini bagian hidup dan identitasnya.

Kesimpulan
Yang penting tentang semua atlet berprestasi di Malang adalah bahwa mereka tahu waktu ikut pertandingan atau kompetisi, mereka membawa nama daerahnya. Waktu seorang Malang berkompetisi di Olimpiade Athena, dia berkata, “setiap saya bertanding, baik di Indonesia maupun luar negeri saya selalu bawa nama daerah dan negara saya.” Selain itu, waktu seorang atlet ditanya di upacara penghargaan atlet PON XVI, dia berkata dia bangga sekali bahwa dia bisa mewakili Jawa Timor dan Malang dan ambil nama kotanya ke seluruh Indonesia. Tanpa memperhatikan olah raga apa saja, atlet-atlet tersebut menghormati atlet olah raga olah lain dan semua atlet ingin olah raga menjadi lebih maju di Malang pada masa depan.

Tim Paralayang

Tim Paralayang
Peneliti juga menghadiri upacara penghargaan atlet PON XVI yang berlangsung di Malang pada tanggal 28 Oktober 2004. Peneliti mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan semua atlet Malang yang ikut PON XVI. Selain tim balap sepeda, kelompok kuat lain yang mempunyai sifat-sifat cukup sama dengan tim balap sepeda adalah atlet atau tim paralayang. Mereka kelihatan seperti dalam situasi sama dengan tim balap sepeda terutama perhatiannya dalam bidang olah raganya. Tim paralayang dan balap sepeda kelihatan sudah berteman dan saling kenal. Mereka mempunyai pancaran termasuk dalam satu klub atau kelompok, dan kelihatan hanya ada satu cara untuk ikut kelompok itu, yaitu ikut paralayang. Yang menarik tentang pemain paralayang di Malang adalah bahwa waktu ditanya apa maksud olah raga untuk Anda, semua tim paralayang menjawab kesehatan. Ini bukan olah raga yang mereka terkuni sejak masih kecil tetapi olah raga yang hanya dimulai waktu mereka sudah dewasa. Mereka ikut klub untuk bermain paralayang karena mereka berpendapat bahwa pandangan dan pengalaman paralayang enak sekali. Mereka ikut karena mereka mau mengalami pengalaman tersebut. Selain itu, mereka mencari teman dalam melakukan olah raga ini.

Analisa
Secara umum, atlet tersebut di atas, atau atlet yang termasuk dalam olah raga yang sudah maju tidak tahu tentang olah raga lain di Malang. Dari semua responden, mereka berkata bahwa olah raga yang mereka ikut di Malang cukup maju, dan mereka tidak tahu tentang olah raga lain. Mereka menekuni olah raga yang diikutinya, mereka mempunyai timnya. Ini membuat mereka komplit dalam hidup olah raga. Mereka termasuk dalam klub atau organisasi sendiri, dan itu klub atau organisasi yang kuat sekali dalam kebersamaannya. Mereka secara umum tidak memfokuskan pada olah raga lain yang harus berjuang untuk maju karena mereka hanya tahu tentang situasi dalam olah raga mereka sendiri. Atlet berprestasi ini, termasuk pemimpin dan anggotanya seperti klub sendiri. Memang masih ramah dan akan membantu orang lain, tetapi mereka sudah mempunyai identitas, dan identitas itu berjalin dengan olah raganya.

Tim Balap Sepeda

Tim Balap Sepeda
Walaupun sepak bola adalah olah raga yang paling besar di Malang, ada jenis olah raga lain yang juga sudah mendapatkan perhatian di Malang. Olah raga ini termasuk balap sepeda dan paralayang. Tim balap sepeda dan paralayang adalah di antara tim yang paling besar dari Malang yang ikut PON XVI di Palembang.

Waktu peneliti kunjungi velodrome untuk bertemu dengan tim balap sepeda, peneliti bertemu dengan beberapa atlet yang sedang istirahat sebelum mulai latihan lagi. Atlet di situ masuk PON XVI Palembang dan juga ada atlet yang mewakili Indonesia dalam kompetisi luar negeri. Tim balap sepeda ini terlihat kuat sekali. Bukan secara individu, tetapi kuat sebagai tim. Waktu pertama kali peneliti kunjungi velodrome, hanya ada sedikit orang. Ada yang memperbaiki sepedanya, dan yang lain hanya duduk bersama sambil ngobrol. Ada yang mau membantu peneliti melakukan penyebaran angket tetapi yang lain berkata bahwa tidak apa apa, satu orang dapat mewakili semua anggota tim. Mereka kelihatan mempunyai kepercayaan pada anggota tim lain tetapi juga, sama dengan yang sudah peneliti alami dengan tim Persema, waktunya mahal. Waktu yang lain peneliti ke velodrome itu berbeda karena ada lebih banyak atlet di sana, dan peneliti dapat kesempatan untuk melihat bagimana mereka saling berinteraksi. Mereka kelihatan teman yang baik sekali dan semua duduk di kamar bersama waktu tunggu untuk memulai latihan. Peneliti melihat mereka sangat disiplin. Peneliti juga melihat velodrome, yang, walaupun satu atlet berkata bahwa dia ingin Malang mempunyai velodrome yang bersih dan bagus seperti dia lihat waktu berkompetisi di Adelaide Australia, velodrome itu masih bagus. Ketika ditanya tentang upaya yang dilakukan para atlet balap sepeda tersebut, maka mereka menjawab akan berupaya memajukan olah raga balap sepeda yang ada di Malang, termasuk meningkatkan kemampuannya di balap sepeda dan berupaya menjadi juara dunia. Ketika peneliti ke velodrome pada bulan puasa dan walaupun ada anggota tim yang puasa, mereka masih terus ikut latihan. Akhirnya, setiap orang disana mengisi angket peneliti dan peneliti menemukan data bahwa mereka betul disiplin sekali, dan berlatih keras. Pada jawaban mereka, banyak menyebut bahwa mereka mau ikut kompetisi nasional atau internasional dan menjadi juara. Ada atlet balap sepeda berpendapat bahwa olah raga sudah sangat maju di Malang, khususnya balap sepeda. Juga ada yang berkata bahwa olah raga di Malang lumayan, dan sudah mulai ada perhatian. Secara umum, merekat berpikir bahwa olah raga di Malang cukup maju, khususnya balap sepeda. Akan tetapi, juga ada beberapa pemain balap sepeda yang mengaku bahwa mereka tidak tahu terlalu banyak tentang olah raga lain.

Kelompok atlet ini kelihatan mempunyai disiplin. Mereka ikut tim balap sepeda yang mempunyai perhatian yang sudah cukup dan mereka tidak tahu terlalu banyak tentang olah raga lain karena mereka tidak usah tahu. Mereka mau menjadi paling bagus atau juara dalam olah raganya dan ada beberapa yang bisa mendapat jaminan hidup kalau bermain. Mereka atlet elit, bagian tim balap sepeda dan mereka hidup untuk olah raganya.

ATLET YANG BERMAIN UNTUK OLAH RAGA YANG SUDAH MENDAPATKAN PERHATIAN

ATLET YANG BERMAIN UNTUK OLAH RAGA YANG SUDAH MENDAPATKAN PERHATIAN
Sepak Bola
Olah raga yang paling besar di Malang adalah sepak bola. Dengan dua tim, Arema dan Persema, masyarakat Malang sering ke stadion dan menikmati pertandingan timnya. Satu hari, peneliti menonton press conference tim Persema untuk sementara. Peneliti diantar ke situ karena memang peneliti tidak dapat masuk atau berbicara dengan pemain kalau peneliti ke situ sendirian. Ada rumah atau asrama yang dipakai oleh Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Malang untuk ditempati oleh atlet berprestasi. Rumah ini dekat dengan kantor KONI dan cukup mewah. Waktu peneliti tiba ke situ, ada banyak mobil di tepi jalan dan hanya ada beberapa sepeda motor. Kelihatan orang yang terlibat dengan tim ini mempunyai kemampuan untuk membeli mobil. Selain mobil-mobil, ada beberapa polisi yang berdiri di sekeliling rumah itu dan wartawan-wartawan dimana-mana. Juga ada beberapa pegawai dari kantor pemerintah seperti KONI. Waktu peneliti lihat ke dalam rumah, ada banyak pemain Persema yang memakai baju Persema yang sama, biasanya dengan celana ‘jeans’. Mereka dikasih makanan dan minuman dan diperbolehkan berbicara sambil menunggu acara dimulai. Cara bicaranya keras sekali dan sering bercanda. Sambil peneliti di luar, ada pemain asli Chili yang menemui wartawan dan dalam Bahasa Indonesia yang sudah lancar, bertanya siapa wartawan yang menulis artikel dalam Malang Pos yang berkata bahwa dia akan ikut Persema lagi musim depan. Pemain ini tidak senang karena informasi itu belum ditentukannya. Waktu pemain Chili ini berbicara, dia melihat kepada kawan seregunya dan memutar matanya. Mereka tersenyum bersama dan pemain luar negeri terus dengan percakapannya. Dengan melihat cara pemain dan pegawainya berkumpul bersama, dapat dilihat kesatuan tim Persema. Walaupun pemain tersebut bukan orang Indonesia, dia dianggap sama dengan anggota Persema lain. Dia dapat bercanda dan tertawa tentang anggota tim lain seperti dia juga orang Indonesia. Tim Persema kelihatan seperti kelompok yang kompak sekali.

Setelah ditanya oleh teman peneliti, pemain Persema senang untuk diwawancarai, tetapi hanya ada waktu untuk mewawancara satu orang. Pemain yang diwawancarai ramah sekali dan sangat membantu dan menjawab semua pertanyaan. Yang peneliti dapat dari wawancara itu adalah bahwa pemain ini dapat jaminan hidup karena bermain untuk Persema. Dia mempunyai pendapat bahwa olah raga di Malang sangat dihargai, khususnya sepak bola. Dia suka menjadi ‘pahlawan’ olah raga karena membuat senang keluarga dan temannya. Yang paling penting, dia bermain untuk dia sendiri, kemudian timnya dan setelah itu, untuk pendukung dan keluarga.

Waktu peneliti melakukan wawancara, walaupun pemain itu ramah, peneliti mempunyai perasaan seperti tidak mau menghabiskan terlalu banyak waktu karena dia sibuk dan waktunya mahal. Perasaan ini mungkin betul, mungkin salah, tetapi yang penting ada perasaan tersebut. Biasanya, pikiran seperti itu hanya diciptakan kalau ada orang yang berprestasi atau cukup tingginya kedudukan dalam masyarakat. Betul, Persema adalah tim sepak bola yang mewakili Malang, dan peneliti berpendapat bahwa pemain tahu tingginya atau penghargaan untuk mereka karena mereka telah berhasil menjadi ‘pahlawan’ olah raga untuk masyarakat Malang.

Dari pengalaman peneliti, ada pancaran keren meliputi pemain Persema. Walaupun mereka sangat ramah dan mau membantu, kelihatan seperti mereka memikir mereka sudah berprestasi dan tidak perlu orang lain karena mereka sudah terkenal di Malang. Persema baru kalah di Jakarta, tetapi terlihat seperti itu sudah dilupa. Kelakuan ini tidak berarti bahwa mereka tidak peduli tentang orang lain dan pertandingnya, tetapi waktu mereka bersama, mereka kompak sebagai satu kelompok atau satu tim. Waktu tim Persema bersama, mereka tidak merasa orang sendiri lagi, mereka adalah bagian tim. Mereka tahu bahwa mereka sudah berprestasi di Malang, dan tidak tahu terlalu banyak tentang olah raga lain di Malang yang masih terus berjuang untuk mendapatkan fasilitas dan perhatian. Identitas pemain Persema adalah timnya. Tentu saja, ini berubah waktu mereka pulang atau ke tempat lain sendirian, tetapi waktu mereka masih di Malang dan bermain untuk Persema, mereka mengidentifikasi dirinya sebagai anggota Persema.

PROFIL ATLET BERPRESTASI DI MALANG

PROFIL ATLET BERPRESTASI DI MALANG
Pendahuluan
Dalam penelitian ini, peneliti mendefinisikan atlet berprestasi di Malang sebagai atlet yang pernah berkompetisi pada tingkat nasional atau internasional. Juga termasuk atlet yang pernah ke Olimpiade Athena pada bulan Augustus 2004, atlet yang ikut Pekan Olah Raga Nasional atau PON XVI Palembang, atau pemain sepak bola yang bermain dalam kompetisi nasional. Atlet tersebut adalah dalam kelas sendiri. Ada atlet lain di Malang yang dapat termasuk dalam pengertian ini seperti atlet bola basket, tetapi karena terbatasan waktu, maka tidak semuanya dapat dimasukkan atau diteliti.

Ketika melakukan wawancara dengan atlet ini, peneliti menerima pendapat bahwa ada dua jenis atlet berprestasi yang berlatih di Malang. Ada atlet yang bermain dengan tim atau olah raga yang cukup besar dan sudah mempunyai prestasi di Malang sehingga mereka telah mendapat perhatian. Namun juga ada atlet yang bermain olah raga yang masih belum mendapat banyak perhatian. Kedua kelompok ini berbeda hanya secara pikiran. Dari observasi peneliti, perbedaan antara pemain yang bermain untuk olah raga yang sudah diperhatikan dan pemain yang bermain olah raga yang belum diperhatikan cukup besar. Atlet yang bermain olah raga yang belum besar atau belum mempunyai cukup fasilitas tahu bahwa ada perjuangan untuk meningkatkan prestasi olah raga di Malang. Atlet ini mengalami kesulitan dalam olah raga sendiri kalau mereka mau mendapat dukungan atau fasilitas dari pemerintah atau organisasi lain, jadi mereka juga mengerti perjuangan orang lain yang bermain olah raga yang masih kurang mendapatkan perhatian. Pada sisi lain, kebanyakan atlet yang bermain olah raga yang sudah mempunyai cukup atau lebih banyak perhatian tidak merngerti tentang perjuangan olah raga lain. Mereka sudah bermain olah raganya dan tidak berpikir terlalu banyak tentang olah raga lain.

Metode
Untuk melihat sikap para atlet ini maupun perasaan identitas dalam kelompok olah raga, ada beberapa tempat yang peneliti kunjungi dan menonton gaya atlet di situ. Peneliti sering ke velodrome, stadion dan tempat lain seperti gedung olah raga. Peneliti juga ikut Upacara Penghargaan Atlet PON XVI pada tanggal 28 Oktober 2004 di Balai Kota Malang, dan diperbolehkan mewawancarai dan bertanya tentang berbagai hal kepada semua atlet.

Aremania di luar Malang

Aremania di luar Malang
Yang peneliti jelaskan di atas adalah contoh pertandingan Arema. Akan tetapi, bagaimana kalau ada pertanding di luar kota Malang? Aremania tidak hanya di kota Malang, tetapi ada bagian Aremania di beberapa kota lain di Indonesia. Selain itu, kalau ada pertandingan yang cukup besar untuk Arema, Aremania akan berdatang ke kota lain untuk menonton tim kesayangannya. Kejadian seperti ini dapat dilihat waktu Arema menjadi juara Divisi I dan sekitar 10.000 Aremania berdatang ke Jakarta untuk mendukung Arema.

Sebelum Final Divisi I di Jakarta, Arema harus bermain dua pertandingan untuk maju ke pertandingan final. Jadi, kalau Aremania mau menonton semua pertandingan, mereka harus ke sana untuk sepuluh hari. Untuk Aremania benar, ini tidak masalah. Sebelum pertandingan pertama, 3.000 Aremania dari Malang naik bus, mobil dan kereta api untuk sampai ke Jakarta.[1] Semakin lama dalam kompetisi, semakin banyak Aremania yang datang. Akhirnya ada 10.000 Aremania di Jakarta. Kebanyakan Aremania ke Jakarta tanpa cukup uang, pakaian atau makanan. Mereka hanya ke Jakarta untuk menonton Arema, dan tidak peduli dengan faktor lain. Ada Aremania di Jakarta yang berkata, “kami hanya modal semangat saja ke Jakarta. Makan seadanya, tidur di emperan stadion dan pakaian juga seadanya. Itu tak masalah bagi kami asal Arema nantinya juara.”[2] Jadi, ada ribuan Aremania di Jakarta tanpa cukup makanan atau uang. Kelihatan seperti Aremania mempunyai persoalan tetapi persoalan itu bisa diatasi. Aremania sebagai satu kelompok atau identitas juga ada di Jakarta dan Aremania Batavia datang untuk membantu Aremania. Kesatuan Aremania muncul waktu Aremania Batavia, sama dengan orang Jakarta lain membantu untuk memasok ribuan nasi bungkus, dan jenis makanan lain supaya Aremania tidak kelaparan.[3] Walaupun dua kelompok ini tidak mempunyai hubungan yang resmi untuk saling membantu, mereka dua-duanya mendukung Arema dan hal itulah yang menjadi alasan untuk membantu dan menjadi teman. Aremania adalah identitas, bahkan seperti agama untuk orang Aremania di seluruh Indonesia.

Setelah Arema sebetulnya menjadi juara Divisi I dan pulang ke Malang, kekuatan Aremania terlihat. Arema tiba di lapangan udara di Surabaya pukul 14.00. 
 
Waktu mereka tiba, mereka menerima sambutan yang hangat dari konvoi Aremania yang ke sana untuk mengiringi pemain-pemain Arema. 
 
Ada kedua laki-laki dan perempuan, dan juga keluarga dan anak kecil yang dibawa untuk melihat pemain-pemain Arema. 
 
Ada yang membawa mobil terbuka dengan boneka singa, dan banyak sekali sepeda motor. Mereka ikut tim Arema sepanjang jalan dari Surabaya ke Malang.
 
[4] Juga, beberapa hari kemudian waktu Arema sudah tiba di Malang, ada kesempatan untuk Aremania melihat pemain Arema dan Aremania lagi menciptakan konvoi. Konvoi ini termasuk ribuan Aremania dan mereka berkeliling kota. Polisi harus ke jalan dan pada hari itu ada banyak kemacetan di Malang karena Aremania ingin menunjukkan dukungannya. 
 
Yang menarik tentang dua konvoi ini adalah bahwa kebanyakan masyarakat Malang, walaupun diganggu, tidak berkata apa saja yang jelek tentang Aremania. Mereka mengerti kekuatan Aremania dan ada banyak masyarakat Malang yang ikut, jadi hanya berkata, “hari ini ada banyak kemacetan karena Aremania,” seperti Aremania adalah kelompok sendiri dan harus dihormati seperti biasa sama dengan organisasi atau kelompok lain.

Aremania tidak hanya satu kelompok untuk pendukung-pendukung tim football Arema. Bagi masyarakat Malang, kelompok Aremania adalah gaya hidupnya. Aremania mempunyai bahasa sendirinya, Bahasa Balik dimana semua kata dibaca secara terbalik. Satu kali ketika peneliti berjalan-jalan dengan teman-teman yang ikut Aremania, mereka sering memakai Bahasa Balik ini seperti itu biasa. Teman-teman juga berkata bahwa ada baju Aremania yang mempunyai tulisan, 99% Aremania, 1% Pacarku yang menunjukkan kesukaan Aremania.

Kesimpulan
Orang yang ikut Aremania karena keinginan hati mempunyai identitas yang juga termasuk identitas Aremania. Betul, mereka masih orang sendiri dan tinggal seperti biasa. Akan tetapi, mereka tahu bahwa mereka sebagaian Aremania, sekelompok yang mempunyai gaya sendiri. Aremania mengetahui bahwa mereka termasuk dalam kelompok yang cukup kuat, besar dan penting. Oleh karena itu, untuk beberapa anak Malang, Aremania adalah sebagaian organisasi yang lebih besar daripada mereka sendiri, dan ini berarti mereka tidak sendirian di Malang. Seperti anak laki-laki tersebut yang tidak pernah menonton Arema bermain sepak bola tetapi tetap ikut Aremania, Aremania adalah kepercayaan untuk banyak orang di Malang. Walaupun kepercayaan itu mempunyai artinya berbeda untuk setiap anak Aremania, Aremania masih merupakan bagaian dari masyarakat kota Malang secara keseluruhan.

[1] “3 Ribu Aremania Tiba di Jakarta,” Jawa Pos, Selasa Oktober 5, 2004, hal. 32
[2] Ibid.
[3] “Tidur di Emperan, Makan Seadanya, tapi Tertib Nomor Satu,” Jawa Pos, Senin 11 Oktober, 2004, hal. 20
[4] “Claudio: Thanks Aremania!,” Jawa Pos, Kamis 14 Oktober 2004, hal. 29