Rabu, 28 Agustus 2013

Masalah Dana

Masalah Dana

Klub Arema dan suporternya bersama-sama terhadap persoalan dana.  PS Arema selama Ligina VIII tidak disponsori oleh sponsor utama.  Akibatnya PS Arema merupakan salah satu klub yang miskin sekali.  PS Arema tergantung pada penjualan tiket di pertandingan di Malang untuk hidupnya.  Lagipula semangat suporter luar biasa dalam konteks soal dana karena pada umumnya suporter Arema kelas menengah ke kelas bawah. 

Masalah Sponsor
Selama Ligina VIII Arema tidak mempunyai sponsor utama.  Klub sepak bola swasta misalnya Pelita, Padang dan Petro tergantung pada sponsor besar untuk dananya.  Sementara itu klub perserikatan pada umumnya tergantung pada pemerintah daerah.  Banyak klub yang ada selama zaman Galatama telah dibubarkan karena terhadap masalah kekurangan dana.  Di samping itu soal kekurangan dana sangat mempengaruhi kemungkinan klub akan degradasi.  Ada klub yang terpaksa pindah untuk mencari sponsor.  Dulu Pelita KS bernama Pelita Solo, yaitu pindah ke Cilegon dan dapat sponsor pabrik Krakatau Steel.  PSPS di Riau yang mempunyai sponosr Caltex merupakan klub yang paling kaya di Indonesia.  Dibandingkan dengan klub-klub seperti ini Arema sangat miskin.  Oleh karena itu Arema tergantung pada penjualan tiket pertandingan di Malang untuk hidupnya.  Baru-baru ini Unmuh Malang muncul sebagai sponsor untuk putaran 8 belasar Arema.  Ini pasti meringankan beban soal dana Arema terhadap selama putaran perandingan itu di Gresik. 
Nama Klub
Dana Awal Ligina VIII
Arema
200 juta
Persema
2,5 milyar
Persija
10 milyar
Pelita KS
11 milyar
PSPS Pekan Baru
12 milyar

Tabel 4.  Dana Awal beberapa klub
Ada biaya tinggi untuk Arema yang sebelum putaran delapan besar harus melawan di Sumatra dua kali dan beberapa hari sebelum putaran delapan besar harus main sisa pertandingan dengan PSDS di Jakarta.  Setelah itu ada biaya main di Gresik tiga kali.  Menurut pengurus Arema, Unmuh Malang hanya akan memenuhi peran sponsor selama waktu putaran Delapan Besar. 

Suporter Luar Biasa
Para suporter siap membayar untuk mendukung Arema.  Selama Ligina VII Arema mempunyai sponsor Kanzen perusahaan dimiliki oleh orang Tioghoa.  Selain klub para suporter juga disponsori oleh Kanzen.  Sekarang tidak ada sponsor jadi suporter Arema harus memikul beban medukung klubnya sendiri namun dapat sumbangan uang sedikit dari pemerintah.  Tiket pertandingan Arema merupakan yang termahal di Indonesia.  Tiket Arema turun untuk dua pertandingan yang terakhir di Malang.  Tiket Ekonomi turun menjadi Rp. 12.000.  Namun biaya tinggi ribuan suporter menyaksikan pertandingan setiap kali Arema main di Malang.  Selama bulan Maret ada 5 pertandingan Arema di Malang.  Selain tur Batavia ada 3 pertandingan di Malang pada bulan April. 
Penampilan suporter setiap pertandingan luar biasa karena membayar untuk tiket pasti beban untuk kebanyakan suporter.  Selain membayar untuk tiket termahal di Indonesia,

Nama Klub
Tiket Ekonomi
Tiket VIP
Arema
15.000
35.000
Persema
7.500
15.000
Persija
10.000
30.000
PSS Jogja
7.000
-
Persebaya
7.000
20.000
Petrokimia Putra
5.000
10.000
PSPS Pekan Baru
gratis
-

Tabel 5.  Ongkos tiket beberapa klub
Aremania ikut tur kemana-mana.  Pada umumnya kalau Arema main di Jawa ribuan suporter hadir.  Pada waktu Arema melawan Persija ada sekitar 8.000 Aremania di Jakarta pada awal bulan April.  Sekitar 10.000 Aremania menonton pertandingan 8 besar di Gresik pada tanggal 19 Mei.  Memang biaya suporter yang mau ikut ke Gresik beban untuk orang yang bekerja untuk mencari nafkah.  Aremania siap mengambil jalan yang termurah apalagi yang paling melelahkan.  Suporter Arema siap naik truk ke Gresik maupun di atas bis atau mobil yang penuh.  Mendukung Arema beban khsususnya untuk suporter fanatik.  Misalnya Si Yuli yang menjadi suporter ‘full-time’.  Dia tidak bekerja tetapi tergantung pada keluarganya untuk hidup dan terus-menerus ikut kegiatan Aremania.  Di samping itu dia menjual tiket pada hari pertandingan di Malang dan dapt sedikit uang dari itu supaya mampu menyaksikan semua pertandingan di Malang dan ikut tur Aremania.  Tokoh-tokoh Aremania seperti dirigen dan korwil tidak masuk gratis.  Mereka harus membayar untuk menonton pertandingan. 

Suporter fanatik sepak bola ada di Eropa juga tetapi muncul di ekonomi skala besar.  Fenomena Aremania muncul dari konteks Malang di Jawa timur.  Namun Aremania tidak kalah dengan suporter Serie A atau English Premiere League atas semangat.  Memang Aremania luar biasa karena Aremania pada umumnya dari latar belakang kelas menengah ke bawah.  Semua orang yang ikut pertandingan harus membayar ongkos tiket yang mahal.  Ada akibat positif karena itu.  Kelompok kriminal dibatasi oleh harga tiket.  Yaitu jumlah orang yang cuma ikut untuk merampok pada umumnya tidak mampu membeli tiket.  Namun itu, bahaya yang paling parah di stadion adalah bahaya pencobet.  Di tempat ramai itu agak mudah untuk maling mencuri dompet.  Oknum pihak lain yang mau mengganggu suporter lain atau membuat kerusuhan tidak mampu membeli tiket.  Yang jelas ada bagian yang ikut pertandingan dari latar belakang kelas menengah, yaitu banyak mahasiswa yang ikut di belakang kedua gawang.  Kadang-kadang ada orang dengan pendidikan tinggi yang ikut.  Lagipula yang ikut di VIP barangkali dari latar belakang kelas menengah hanya saja karena ongkos tinggi tiket VIP.  Kalau Aremania dibandingkan dengan para suporter lain perbedaan agak mencolok.  Suporter Persija di Jakarta pada umumnya dari kelas menengah ke atas.  Itu kelihatannya langsung.  Jakmania mempunyai kaus-kaus yang bagus dan bersih walaupun Aremania kelihatannya tidak rapi.  Pada umumya penduduk Gresik dirupakan kelas Muslim Santri.  Karena banyak Santri dari latar belakang yang lebih kelas menengah ke atas barangkali suporter Gresik pada umumnya begitu juga. 

Antara para suporter Arema ada semacam kontroversi terhadap kegagalan Arema selama pertandingan Ligina.  Ada suporter yang kuatir bahwa pertandingan Arema pernah dijual, yaitu kalah untuk membesarkan dana klub.  Sudah lama dicurigai suporter dan muncul lagi pada waktu Arema kalah 5-0 dengan PSPS.  Jika ini benar atau tidak sulit dibuktikan.  Pengurus Arema mengatakan bahwa itu hanya omong kosong yang merugi Arema.  Yang jelas ada pihak suporter yang telah menandakan kemarahannya pada kemungkinan itu terjadi.  Suporter tidak mau prestasi klub dijual dan siap mendukung Arema mengenai soal dana itu.  Tanpa Aremania Arema akan hancur maupun degradasi atau bangkrut.  Semangat suporter Arema lebih luas dari sorak-sorai saja.  Mereka siap memikul beban Arema.  Kalau sponsor tetap tidak muncul prestasi Arema akan sulit dipertahan.  Yang jelas dengan Aremania sebagai suporter Arema tidak mungkin hancur.  Namun tanpa sponsor besar Arema akan terhadap kesulitan menjadi juara Ligina apalagi menembus semi final pada masa depan.  Soalnya selama zaman ini semangat sendiri tidak cukup untuk mengimbangi prestasi klub-klub yang disponsori perusahaan besar.  Kalau Arema telah dapat sponsor yang betul-betul mendukungnya 

 KESIMPULAN

Aremania sesuatu fenomena yang luar biasa dan sebetulnya menggambarkan banyak tentang Malang.  Dalam waktu agak singkat para suporter Arema mengalami semacam transformasi total.  Mereka mulai sebagai berbagai kelompok yang cenderung ke premanisme dan persaingan brutal.  Aremania muncul karena geng-geng Malang mulai luntur tetapi karena Aremania geng-geng itu tidak muncul lagi.  Aremania pada pertengahan 1990-an mulai misinya menghapus sejarah hitam dan mendorong perkembangan komunitas suporter yang sportif dan atraktif.  Namun tekanan dana atau terhadap musul Aremania telah menjadi suporter teladan Indonesia.  Lagipula mereka termasuk semacam budaya atau komunitas dalam masyarakat Malang yang mendorong persatuan dan kedamaian.  Yaitu pengaruh Aremania lebih luas daripada perkembangan komunitas sepak bola Indonesia.  Aremania sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat Malang khususnya selama lima tahun yang lalu. 

Mengenai sejarah: 
Sejarah perubahan total para suporter Arema menarik juga sebagi sejarah Malang bukan sejarah suporter saja.  Sejarah hitam ada, yaitu reputasi buruk yang masih berlaku berasal dari keadaan benar-benar buruk.  Suporter Arema sekarang tidak sama sekali mangagungkan zaman tersebut.  Sebenarnya mereka malu pada masa dulnya.  Mengenai konflik dengan suporter Surabaya mereka masih merasa benci pada mereka.  Aremania sulit menerima Bonek karena mereka masih mempenuhi peran provakator.  Namun Aremania sudah berkembang menjadi suporter murni, Bonek itu masih hooligan, yaitu musul suporter sepak bola.  Dengan suporter lain seperti dari Jakarta dan Gresik Aremania sudah bersahabat.  Bersama-sama komunitas suporter murni dibangun.  Aremania mulai berubah lebih dari 5 tahun yang lau dan itu baru mulai diakui.  Lagipula tim kesayagannya bisa mencapai prestasi tinggi karena suporter telah maju. 

Mengenai sekarang ini:
Aremania benar-benar atraktif, sportif dan kreatif.  Ini yang mulai diakui masyarakat Malang.  Pertandingan Arema itu telah aman dan hampir semua orang bisa ikut tanpa takut bahwa kericuhan akan terjadi.  Lagipula Aremania itu sesuatu yang khas Malang.  Walaupun Aremania benar-benar meniru sesuatu yang telah ada di Eropa, peniruan itu telah disesuaikan dengan konteks Malang.  Aremania sudah mempengaruhi Malang secara positif.  Aremania dan Malang bersatu dan aman.  Lagipula persatuan itu muncul secara alami tidak terpaksa dari atas.  Ligina VIII mungkin musim yang paling berhasil mengenai kerukunan Aremania dan tanggapan masyarakat terhadapnya. 

Mengenai Masa Depan: 
Tanggapan buruk terhadap Aremania akan perlu waktu untuk luntur.  Pasti untuk lama ada orang di Malang dan di luar yang akan menganggap Aremania sebagai kelompok brutal.  Namun yang lebih penting adalah bahwa perilaku para suporter sudah berubah.  Proses Aremania mengubah dirinya walaupun sudah lama jalan masih belum selesai.  Aremania harus tetap menjaga nama baiknya.  Reputasinya bisa dirusak dengan provokasi dari kelompok yang iri pada Aremania.  Oleh karena itu misi Arema masih jalan.  Aremania berdasarkan pada keberadaan Arema dan hidup Arema tergantung pada Aremania.  Keduanya tidak bisa dibagi tanpa menghancur keduanya.  Karena itu kalau meneliti soal suporter hal klub tidak bia dihindari.  Arema bisa dapat sponsor besar dan mencapai prestasi bagus, namun kalau itu belum ada Aremania akan selalu mendukung Arema.  Karena semangat itu Aremania untuk lama akan merupakan sesuatu aspek hidup masyarakat Malang.  Mudah-mudahan pada masa depan Aremania bisa berkembang menurut sikap positif yang telah menjai aspek inti suporter Arema. 

Daftar Pustaka
Bestari.  2001.  “Kecantikan Aremania tak tertandingi”.  No.  156. 

Bestari.  2001.  “Aremania: Mengukir sejarah baru”.  No.  156. 

Bestari.  2001.  “Aremania junjung sportifitas”.  No.  156.

Bestari.  2001.  “Kepinjut Jejak Adik”.  No.  156.

Bestari.  2001.  “Aremanita Menepis Anggapan”.  No.  156.

Bestari.  2001.  “Kreatifitas Aremania Dongkrak Ekonomi Rakyat”.  No.  156.

Colombjin, Freek.  2001.  “For Kicks”.  Di Inside Indonesia.  No.  68. 

Hudjono, Anwar.  2002.  “Aremania, Sebuah Gerakan Rakyat”.  Di Kompas. 

Suporter Teladan

Suporter Teladan

Sejak beberapa tahun yang lalu Aremania mulai diakui sebagai contoh baik yang patut ditiru para suporter klub sepak bola lain.  Kreatifitas, kekompakan dan kerukunan Aremania dikagumi para suporter lain.  Yang muncul sekarang ada para suporter yang benar-benar dipengaruhi contoh Aremania.  Akibatnya yang berkembang adalah masyarak suporter sepak bola yang atraktif dan sportif bukan yang brutal. 

Kreatifitas yang dikagumi
Aremania kreatif sekali dan itu dan meraka ditiru suporter lain.  Pertama-tama, para suporter klub lain mulai membangun komunitas suporter seperti telah ada di Malang.  Setelah suporter Arema menjadi Aremania, suporter Persija menjadi The Jak, Jakmania dan suporter Petro menjadi Ultras, Ultrasmania.  Tiga kelompok tersebut merupakan masyarakat suporter yang paling semangat apalagi yang terbesar.  Setelah itu ada kelompok yang lebih kecil yang mulai muncul.  Di Sidoarjo ada Deltamania, suporter GPD.  Di Jawa Tengah ada Laskar Solo dan Slemania di Jogja.  Suporter Persikota merupakan Bentengmania di Tangerang.  Pengaruh Aremania terutama di pulau Jawa, yaitu tempat yang sudah dikunjungi ribuan Aremania.  Karena jarak suporter dari luar Jawa belum bisa mengalami atraksi Aremania.  Yang kedua suporter lain mulai memakai dirigen dan membuat lagu sendiri.  Misalnya di pertandingan Petro vérsus Arema ada dirigen Ultras.  Ultras agak lama belajar dari Aremania dan sekarang telah cukup pintar untuk bercanda.  Pada waktu Arema kalah melawan Petro Ultras mulai menyanyi: 

                        Aremania…o Aremania
                        Di mana lagumu…
                        Heh…heh…heh!

Di Jawa Timur kelihatannya para suporter dibagi dua:  Gresik dengan Malang dan Sidoarjo dan Surabaya.  Namun Deltamania ikut contoh Aremania sambil mengakui Bonekmania sebagai saudara.  Namun mungkin ini mempengaruhi Bonek secara positif. 
Lagipula Bonekmania mulai ingin menjadi para suporter yang tidak membuat kericuhan kalau klubnya Persebaya bertanding.  Memang tidak mengakui pengaruh musulnya tetapi jelas ada.  Di Jawa Tengah dan Barat suporter lebih terbuka dan bangga menganggap Aremania seperti gurunya. 

Yang kedua mengenai kaos sepak bola, Aremania masih yang paling bagus.  Antara semua kaos Aremania warna utama adalah biru tetapi selain itu tidak ada perbatasan terhadap model potongannya.  Ada kaos biru dengan putih dan merah, kaos biru dan kuning, maupun kaos dengan warna hitam dan jeruk.  Setiap Ligina tim Singo Edan mamakai kaos baru jadi suporter ikut gantian itu.  Selain itu katanya setiap korwil di Malang memiliki potongan kaus sendiri.  Dan kelihatannya bahwa setelah setiap pertandingan ada model potongan baru.  Juga yang muncul di kaos ada simbol Singo Edan.  Ada singa dari lencana PS Arema, ada gambar singa dari film ‘The Lion King’ termasuk tokoh yang raja dan tokoh yang penjahat, dan bermacam-macam gambar lebih realisitis.  Yang jelas Singo Edan sudah punya banyak pesona.  Di Malang ada patung singa yang dibuat oleh suporter fanatik tim Singo Edan.  Di samping itu ada berbagai kaus Aremanita.  Setelah ada tur ada beberapa kaus tur Aremania.  Menurut faktor tersebut bisa memperhitung sekitar 200 potongan kaus.  Lagipula mungkin itu perkiraan konserfatif.  Pernah diceritakan oleh Pak Hazmi bahwa sayang Aremania tidak seperti suporter lain yang memakai kaus sama.  Itu kelihatannay bagus kalau di stadion.  Misalnya suporter Persija betul-betul kelihatannya sebagai laut jeruk dan Ultras seperti yang kuning.  Namun kalau penonton Arema tidak seperti itu.  Soalnya karena potongan bebas harga kaus rendah.  Kaus Arema bisa dibuat penjahit apa saja.  Di samping kaus suporter suka syal dan topi wol meskipun cuaca panas atau dingin.  Dan juga Aremania pintar membuat spanduk dan bendera.  Benderanya sering ada gambar singa.  Kalau cuaca cerah bermacam-macam spanduk ada di stadion.  Juga suka membuat spanduk.  Pada pertandingan terakhir di Malang ternyata Persebaya pasti degradasi jadi Aremania membuat spanduk ‘Selamat Jalan Persebaya’ dan ‘Selamat sukses di Divisi 1’.  Aremania ingin menjengkelkan Persebaya jadi membawa spanduk seperti itu ke pertandingan terakhir Persema pada waktu menjamu tim dari Surabaya yang tersebut.  Juga di Malang ada beberapa warung biru atau warung Aremania.  Saya kenal dengan Pak Hazmi korwil kehitangan di  sebuah warung biru itu.  Beberapa warung di Malang menyediakan Bakso Arema.  Sebetulnya masakan Basko Arema telah menjadi salah satu jenis bakso yang paling disukai di Indonesia.  Juga di tempat lain di Indonesia warung suporter lain mulai muncul.  Pada April Warung Slemania muncul di Jl. Kaliurang di Jogja.  Secara luas Aremania menjadi suporter teladan.  Pengaruh Aremania kuat di beberapa tempat di Jawa.  Suporter dari Gresik ke Tangerang mulai meniru contoh Aremania. 

Aremania mencintai damai dan bersahabat dengan suporter lain
Perasaan dasar Aremania untuk cinta pada damai.  Ada beberapa ungkapan yang merupakan perasaan itu termasuk:  ‘Aremania cinta damai’, ‘Aremania:  We are not Hooligans’ dan ‘Damai itu indah’.  Suporter Arema merasa malu kalau mengingat masa dulunya.  Mereka tidak mengagungkan zaman dulu.  Aremania berusaha untuk menjaga damai kalau ada pertandingan.  Soalnya Arema bangga atas kemajuannya.  Mereka sangat bangga bahwa dikagumi suporter lain dan menerima gelar ‘Suporter terbaik’ dari PSSI.  Yuli menceritakan bahwa seharusnya penonton bisa menonton sepak bola tanpa butuh pagar untuk mencegah kerusuhan.  Dia ingin semua masyarakat boleh menikmati Arema tanpa takut.  Masih ada kelompok yang takut ikut yaitu golongan orang Tionghoa.  Aremania mengidola keadaan bahwa tidak ada diskriminasi antara kaum etnis atau perbedaan agama.  Yaitu Aremania besifat inklusif.  Namun perlu waktu sebelum semua kaum masyarakat merasa telah cukup aman menerima Aremania. 

Sekarang Aremania mebangun hubungan persahaban dengan suporter lain.  Kalau Aremania masuk Gresik Ultras mengucapkan Selamat Datang.  Karena Ultras sudah ikut contoh Aremania hubungan sehat antaranya berkembang.  Kedua kelompok mau mendukung timnya dan menikmati sepak bola.  Bersama-sama mereka mengembangkan masyarakat suporter Indonesia.  Dan itu akan bermanfaat untuk prkembangan sepak bola Indonesia.  Jika suporter fanatik tetapi brutal itu hanya menghancur.  Juga kalau suporter baik prestasi klub lebih tinggi juga.  Misalnya karena suporter Arema pemain bagus main untuk Arema.  Pemain seperti Aji Santoso bisa bermain di luar Malang dan dapat gaji yang lebih besar.  Memang Aji sudah pernah bermain untuk klub besar termasuk Persebaya dan PSM Makassar.  Namun setelah itu dia kembali ke Malang.  Juga ada beberapa pemain lain termasuk Kurniawan dan Bima Sakti yang mau main untuk Arema tetapi Arema tidak mampu mengajinya.  Kalau suporter membuat kerususuhan itu langsung merugi klub.  Selama Ligina VIII Arema membuktikan bahwa mereka bisa berteman dengan para suporter lain.  Pada akhir pertandingan Persija v Arema Aremania dan Jakmania masuk lapangan bersama-sama menyanyi bersama-sama, tukar kaus dan saling menikmati persahabatan antara dua masyarakat suporter ini.  Sambil keluar stadion bersama-sama mereka menyanyi:

                        Aremania…dan Jakmania
                        Aremania…dan Jakmania

Musim ini Arema mencapai prestasi menembus posisi kedua di Wilayah Barat dan main di putaran 8 besar.  Walaupun kalah lolos ke semi final karena upaya Arema saudara Aremania Ultras bisa mendukung Petro di semi final.  Arema menang atas Persipura yang hanya butuh imbang untuk lolos ke semifinal dengan Persita Tangerang.  Oleh karena itu Petro lolos namun dikalahkan dua dari tiga kali dalam putaran delapan besar.  Setelah itu Ultras mengucapkan terima kasih banyak kepada Arema dan Aremania atas semangatnya walaupun peluang lolos ke semi final sudah tidak ada.  Memang kejadian seperti itu menegaskan persahabatan antara suporter Arema dan Petro.  Karena semangat suporternya Arema mencapai presasti tinggi.  Persema Malang yang memiliki pemain bagus juga tetapi tidak suporter yang bersemangat akhirnya degradasi.  Yang paling penting adalah bahwa Aremania menjadi suporter teladan.  Contohnya ditiru suporter lain.  Akibatnya komunitas suporter yang sportif, kreatif dan yang cinta damai berkembang bukan di Malang saja tetapi di setiap tempat yang kenal dengan Aremania. 

ATRAKSI PERTANDINGAN AREMA

ATRAKSI PERTANDINGAN AREMA
Pertandingan Arema selama Ligina VIII merupakan hasil proses perubahan Arema yang mulai lebih dari 5 tahun yang lalu.  Yaitu pertandingan di Malang telah dianggap aman dan pada umumnya tidak ada masalah serius kalau Aremania ikut pertandingan Away Arema.  Lagi pula Aremania menjadi atraksi sendiri selain pertandingan sepak bola.  Ini benar jika Aremania di stadion Gajayana di Malang ataupun di mana-mana di pulau Jawa.  Yang jelas adalah sportifitas dan kreatifitas dipenting oleh Aremania.  Suporter Arema telah terkenal untuk sorak-sorai, lagu dan dansa dipimpin seorang dirigen.  Pertandingan Arema itu menjadi bukti utama bahwa para suporter Arema sudah maju dari hooliganisme. 

Stadion Gajayana:  Kedatangan Suporter 
Biasanya pertandingan Arema mulai pada jam 15.30 WIB.  Namun sekitar jam 12.00 penonton mulai mendekati stadion Gajayana.  Jalan Semeru dan Jalan Bromo pelan-pelan menjadi penuh dengan orang yang memakai kaus biru.  Angkot-angkot dan mobil mulai mengantar suporter ke stadion.  Kadang-kadang ada kelompok yang main tembur dan menyanyi lagu Aremania di jalan untuk menghabiskan waktu sebelum masuk stadion.  Sekitar stadion suporter menunggu dan tempatnya sudah ramai dengan kaki lima.  Setelah jam 12.00 stadion belum ditempati suporter tetapi kaki lima mulai memasukkan barang penjualannya supaya siap untuk penonton.  Antara jam 13.00 dan 14.00 sektor ekonomi mulai menjadi ramai.  Biasanya sektor ekonomi di belakang kedua gawang sudah ramai sekali sampai jam 14.30.  Biasanya tribun VIP kurang ramai jadi sampai jam 15.00 bisa dapat tempat bagus.  Pada umumnya ini benar untuk pertandingan di Malang diikuti selama waktu penelitian.  Namun pertandingan terakhir melawan Persikota sudah ramai di ekonomi maupun VIP pada jam 13.30.  Penonton masuk tempat antara sektor ekonomi dan pagar lapangan karena sektor ekonomi begitu penuh.  Diceritakan bahwa sampai LiginaVIII setiap pertandingan seperti itu dan baru saja jumlah penonton mulai turun. 

Tanggal
Lawan
Cuaca
Jumlah Penonton
Minggu 3 Maret
PSPS
Cerah
15.000
Kamis 7 Maret
PSDS
Gerimis
12.000
Minggu 17 Maret
Persita
Hujan
13.000
Minggu 24 Maret
Semen Padang
Cerah
10.000
Kamis 28 Maret
PSMS
Mendung
10.000
Kamis 18 April
Persib
Mendung
10.000
Rabu 24 April
Persikab
Hujan
10.000
Minggu 28 April
Persikota
Cerah
18.000

Tabel 3.  Jumlah Penonton di Stadion Gajayana:  Bulan Maret dan April
Informasi dari tabel yang tersebut di atas menunjukkan bahwa hanya pada pertandingan terakhir stadion terisi penuh menurut kapasitas.  Banyak faktor mempengaruhi mengapa pertandingan tanggal 24 dan 28 Maret begitu sepi.  Pertama-tama suporter pada tanggal 2 April berangkat ke Jakarta untuk mendukung Arema.  Dua pertandingan sebelumnya suporter ingin menyimpan cukup uang untuk bisa ikut tur.  Cuaca hampir tidak sama sekali menpengaruhi kehadiran suporter Arema di stadion.  Pada waktu Arema melawan PSPS ada 15.000 penonton meskipun panas sekali.  Di pertandingan Arema vérsus Persita ada 13.000 meskipun hujan tebal.  Lagipula tidak banyak suporter meninggalkan stadion pada waktu mulai berhujan atau karena pertandingan ditunda sampai mulai jam 17.00.  Hasil pertandingan juga mempengaruhi jumlah penonton.  Arema dan PSPS seri jadi penonton pada waktu melawan PSDS jumlah penonton jumlah 12.000.  Arema tertahan oleh Persita jadi pada waktu menjamu Semen Padang jumlah 10.000.  Di samping itu kualitas permainan tim lawan juga mempengaruhi jumlahnya.  Misalnya PSPS mempunyai pemain yang hadir di TimNas Indonesia walaupun PSDS tim agak lemah.  Persikab telah degradasi sementara Persikota pernah mangalahkan Arema di putaran 8 besar Ligina VI.  Yang terakhir mungkin hari minggu lebih ramai daripada hari rabu atau kamis karena kebanyakan orang libur hari minggu.  Misalnya dari empat pertandingan diadakan pada hari mingu ada tiga yang berjumlah lebih dari 10.000.  Yaitu pertandingan tanggal 3 dan 17 Maret sama tanggal 28 April.  Namun tanggal 24 Maret barangkali sepi karena sebab persiapan tur dan imbang dengan Persita.  Keramaian stadion terus sampai saat tokoh dirigen datang setengah jam sebelum permulaan pertandingan. 

Dirigen sudah tiba
Menurut Mas Hilal Lahji dari pembinaan PS Arema ada kira-kira 3 jenis suporter Arema yang merupakan para suporter Arema.  Pertama-tama, ada kelompok yang terutama mementing Arema, yaitu yang setia pada klub.  Yang kedua, ada kelompok yang ikut pertandigan untuk menikmati sepak bola, yaitu pencinta bola.  Yang terakhir, ada kelompok yang menyaksikan pertandingan karena mau menikmati semacam pesta yang muncul antara suporter Arema.  Kelompok pertama dan kedua sudah ada sejak awal pendirian Arema.  Soalnya kelompok kedua masih lemah selama zaman geng-geng tetapi sekarang sekuat kelompok pertama.  Yang agak baru ada kelompok yang terakhir karena muncul dengan tokoh dirigen.  Kelompok yang suka pesta Aremania itu pasti menyaksikan pertandingan di belakang gawang.  Namun yang mementing sepak bola menyaksikan pertandingan di tribun timur atau di tribun VIP.  Sebenarnya kelompok yang mementing klub ada di berbagai tempat di stadion.  Memang bisa mementing Arema sambil menikmati sepak bola dan juga bisa mementing Arema sambil menikmati pesta Aremania.  Yang jelas tokoh dirigen menjadi penimpin pesta Aremania itu. 

Di belakang gawang utara sekitar jam 15.00 ada semacam hening dan dapat mendengar suara berbisik-bisik.  ‘O Si Yuli datang’ katanya.  Sambil itu sebelahnya di gol selatan yang hampir sama kedengarannya pada waktu Si Kapet datang.  Sebelum pemain Arema muncul dirigen memulaikan semacam latihan sorak-sorai.  Penonton dipersiapkan untuk menyanyi, goyang dan bersorak-sorai selama pertandingan.  Tokoh dirigen ini sangat bersemangat.  Misalnya Yuli dia sebetulnya sangat suka sepak bola.  Namun selama hampir seluruh pertandingan tidak bisa menonton pertandingan karena menimpin sorak-sorai Aremania.  Diceritakan bahwa dulu dia duduk dan menonton sepak bola saja.  Inspirasi untuk menjadi dirigen suporter dari adiknya.  Sementara itu katanya Kapet mulai karena dia mempunyai banyak teman di stadion. 

Pada waktu pemain masuk lapangan untuk berlatih sebelum pertandingan nama pemain dipanggil satu persatu oleh penyiar.  Setiap pemain disambut dengan tepuk tangan termasuk pemain tim lawan (kecauli kalau Persebaya yang diperolok-olokkan). 
Namun pemain Arema khsususnya bintang seperti Aji Santoso dan Johan Prasetyo dapat tepuk tangan yang paling meriah.  Setelah itu stadion jatuh diam.  Telah waktu nyanyian lagu ‘Padamu negeri’. 

Padamu Negeri
Suporter Arema bersemangat kepada tim kesayangannya tetapi juga kepada negara Republik Indonesia.  Dengan kompak suporter Arema sebelum permulaian pertandingan menyanyi lagu nasionalis ‘Padamu Negeri’.  Lagu itu dinyanyi suporter dengan bangga.  Nasionalisme merupakan salah satu aspek dasar suporter Arema.  Aremania mendukung Arema tetapi akhirnya semua maupun suporter tim lawan bersaudara.  Malang aman karena persaudaraan itu.  Lagipula Malang lepas daripada masalah pertentangan kesukuan atau konflik agama yang timbul di mana-mana di Indonesia.  Aremania berpendapat bahwa kalau Malang bisa begitu rukun, mengapa negara Indonesia belum bisa seperti itu?  Yang jelas persatuan Aremania muncul secara alami dan karena itu ada sikap positif terhadap persatuan negara Indonesia. 

Suporter Atraktif
Selama pertandingan Aremania menyanyi dan goyang dengan meriah.  Si Yuli adalah suporter sepak bola dari mana-mana.  Di suka menonton liga Inggris, Spanyol dan Itali.  Dan juga tahu tentang perbedaan gaya permainan antara negara Amerika Selatan atau permainan liga belum terkenal seperti di Yunani.  Soalnya Yuli juga belajar suporter negara-negara ini.  Yang diamati olehnya disesuaikan dengan konteks Malang, Indonesia.  Di Itali dan Spanyol lagu disukai oleh suporter, yaitu semacam musik.  Sekarang suporter Arema terkenal atas berbagai lagunya.  Salah satu yang sering dinyanyi suporter begini: 

                        Aremania…Singo edan
Sore ini...kamu harus menang
Bantai lawanmu…di kandang Singa
Aremania mendukungmu

Juga Yuli pernah dapat kaset suporter Chile dari pemain asal Chile.  Dengan musiknya sebagai contoh sebuah lagu utama Aremania dibuat: 

                        Ayo…Ayo Arema...
                        Sore ini…Kita Harus Menang
                        Heh…heh…heh!

Menarik bahwa ada semacam kerjasama antara juga suporter dan klub Arema dengan pemain sepak bola berasal dari Chile.  Sepak bola dan juga supoter Malang agak dipengaruhi negara Chile.  Juga dipengaruhi oleh gaya suporter Brasil.  Di bawah tokoh dirigen ada pemain tambur membuat sausana seperti sepak bola di Brasil.  Di Inggris suporter tidak menyanyi tetapi suka teriak kata-kata.  Kalau lawan Arema mengambil ‘free-kick’ Aremania teriak: 

                        Tid-ak Mungkin…Tid-ak Mungkin…Tid-ak Mungkin

Juga kalau Arema kalah dan perlu mencetak gol supaya tidak dikalahkan suporter teriak: 

                        Arema keras…keras…Arema pisau…pisau

Walaupun berdasarkan pada contoh dari luar kadang-kadang ada lagu yang sangat dipengaruhi konteks suku Jawa.  Khususnya konteks ciri-ciri orang Jawa Timur dibandingakan dengan orang Jawa Tengah: 

                        Jangan loyo…jangan kendo
                        Kalau Singo Edan loyo
                        Kalau Singo Edan kendo
                        Bukan Singo Edan
                        Tapi putri Solo

Sambil menyanyi lagu-lagu itu dirigen memimpin para penonton dalam dansa.  Gerak-gerik tokoh dirigen ditirukan suporter.  Mereka melambaikan tangan dari kiri ke kanan dan melambaikan syal dan bendera.  Mereka goyang dan melompat-lompat.  Kalau melihat ini dari tribun timur atau VIP kelihatannya luar biasa, yaitu para suporter goyang bersama-sama dengan rukun.  Ikut dansa merupakan pengalaman luar biasa, yaitu bisa menikmati suasana pesta  Aremania.  Di samping itu ada gelombang suporter atau ‘Mexican Wave’ yang bagus sekali kalau stadion penuh. 

Pemain Arema sangat berterima kasih atas pendukung Aremania.  Mereka merasa wajib main sebagus semungkin karena suporternya.  Kalau main di Malang pasti ada ribuan suporter bersorak-sorai.  Pemain Indonesia biarpun yang dari luar negeri senang main untuk Arema karena suporternya.  Kalau gol dicetak ada pesta di belakang kedua gawang dan kembang api dinyalakan seperti dilakukan suporter liga Serie A di Itali.  Penonton juga menanyi lagu untuk mendorong pemain bintang Johan Prasetyo.  Prasetyo disorakkan dengan sayang dalam lagu: 

                        Ayo, Ayo, Ayo…Mas Johan
                        Mas Johan…Mas Johan

Keamanan di pertandingan
Penampilan banyak aparat keamanan di stadion Gajayana termasuk polisi, tentara angkatan darah maupun angkatan laut merupakan upaya tindakan pencegah saja.  Sekarang pertandingan Arema di Malang memang aman.  Namun aparat keamanan ada sesuatu sebab di belakang keamanan di stadion.  Pertama-tama penampilan banyak aparat mendorong penonton tenang dan mengecilkan hati oknum penonton yang ingin membuat kericuhan.  Pak Gerry Van Klinken berpendapat bahwa aparat keamanan di Indonesia pada umumnya selama sepuluh tahun yang lalu sudah menjadi jauh lebih profesional dalam bidang mengamankan banyak orang atau ‘crowd control’ (istilahnya dalam bahasa Inggris).  Dalam konteks itu pada waktu geng-geng masih ada, aparat keamanan masih belum cukup siap untuk mencegah kericuhan di stadion.  Itu bukan soal profesionalisme saja tetapi juga soal peralatan.  Dulu polisi dan aparat belum dilengkapkan dengan helm dan perisai atau ‘riot shields’.  Juga di Surabaya aparat mempunyai meriam air tetapi belum pernah dibutuh di Malang.  Di Malang kerusuhan di stadion pada umumnya keakhiran pada pertengahan 1990-an.  Namun bentrok dengan suporter Surabaya masih terjadi sampai 1999. 

Selama tahun 2002 tidak ada masalah lebih serius daripada lemparan botol aqua.  Bukti bahwa sudah aman adalah penonton sendiri.  Yaitu siapa ikut pertandingan Arema sekarang dibandingkan dengan dulu.  Sesuatu yang tidak bisa dibayangkan beberapa tahun yang lalu adalah penampilan suporter perempuan di stadion.  Sudah cukup aman bagi perempuan untuk hadir di stadion, mendukung Arema dan menikmati sepak bola Malang.  Namun di banyak tempat lain belum begitu maju.  Misalnya di Jogja dan Solo suporter masih terlalu keras untuk kehadiran suporter perempuan.  Suporter Persija adanya perempuan tetapi itu karena suporter Persija pada umumnya dari kelas menengah ke atas.  Dan di Surabaya masih terlalu berbahaya bagi perempuan.  Lagipula sesuatu hasil tugas Aremania mengamankan stadion Gajayana ada perkumpulan suporter perempuan yang memakai nama Aremanita.  Biarpun Aremanita belum sekompak Aremania luar biasa bahwa mereka muncul di bidang didominasi lelaki dalam konteks masyarakat Muslim.  Sebenarnya misi Aremanita sejajar dengan misi Aremania.  Yaitu Aremania mau menghapuskan sejarah hitam dan citra negatif.  Aremanita bersusaha menolak persepsi masyarakant bahwa perempuan yang ikut sepak bola itu nakal.  Mereka memprotes stereotip itu dan membela haknya mendukung Arema.  Di pertandingan terakhir Arema Aremanita mempunyai spanduk yang memprotes: ‘Aremanita:  Jangan Merendahkan Kami’.  Aremantia sesuatu positif yang tidak usah ditakuti dan benar-benar perkembangan luar biasa. 

Juga sekarang orang tua bisa membawa anak kecil ke pertandingan.  Orang bisa ikut pertandingan sebagai keluarga.  Tidak takut lagi bahwa kalau ada kericuhan anak kecilnya sangat terancam.  Keamanan di stadion juga disebab Aremania.  Misalnya setelah beberapa insiden lemparan di pertandingan melawan PSPS, dan akhirnya melawan Persita Aremania bertnindak dengan cepat untuk mencegah nama Aremania dihitamkan.  Sebelum pertandingan Arema vérsus Semen Padang Aremania siap untuk mencegah kerusuhan disebab aksi lemparan.  Diusulkan bahwa para penonton diperiksa pada waktu masuk stadion untuk pasti tidak ada yang membawa batu atau botol gelas.  Keamanan di pertandingan di Malang selama Ligina VIII juga dipengaruhi kedudukan Arema di Ligina.  Arema dan Persebaya dibagi sistem Wilayah jadi Arema belum pernah melawan Persebaya selama musim tersebut.  Akibatnya tidak ada kesempatan besar untuk tawuran antara Aremania dan Bonek.  Selain itu pada akhir Ligina VIII aparat keamanan siap untuk mencegah Bonek datang ke Malang pada waktu Persema Malang menjamu Persebaya.  Di pertandingan Delapan Besar di Gresik juga tidak ada kehadiran Bonek secara masal. 


Aremania ikut tur
                        Di sini kita menang…Di sana kita menang
                        Di Ibu kota kita menang
                        Arema…Singo Edan

Yang tersebut menjadi lagu utama tur Batavia 2002 yaang merupakan salah satu contoh bagaimana Aremania bisa rukun kalau mengunjungi kandang lawan.  Salah satu lain adalah Aremania ikut pertandingan Delapan Besar di Gresik pada 19 Mei 2002.  Pada April ternyata Stadion Lebak Bulus jauh dari cukup untuk menjamu Aremania.  Di terbitkan di Jawa pos pada tanggal 4 April bahwa ada 13.000 penonton.  Karena kedatangan ribuan Aremania jumlah Jakmania, suporter Jakarta Pusat harus dibatasi.  Pertandingan Away itu semacam ujian Aremania menjaga reputasi sebagai suporter sportif.  Soalnya suporter yang paling semangat dan fanatik ikut tur.  Itu jelas pada waktu Aremania berusaha masuk stadion.  Aparat Jakarta kurang siap dan juga terhadap masalah tiket palsu, akibatnya pada waktu Aremania masuk keadaan agak kacau.  Namun pada waktu dirigen tiba dan memulaikan sorakan Aremania telah tenang dan tidak ada insiden yang tidak diinginkan.  Suporter Arema walaupun dibagi tiga sektor di stadion dan tidak begitu kompak dengan semangat mendukung Arema.  Akibatnya Arema mencuri poin dengan imbang 2-2.  Pada akhir pertandingan aparat keamanan siap mencegah tawuran.  Namun tawuran tidak terjadi.  Suporter Arema dan juga suporter Persija membuktikan bahwa bisa sportif. 

Pada putaran delapan besar Arema main pertama-tama melawan Petrokimia Putra di Gresik.  Perjalanan rombongan Aremania diserang di Jalan tol di daerah Sidoarjo.  Yang melempari Aremania betul-betul siap untuk kedatangan Aremania.  Ada sepeda motor untuk melarikan diri.  Ada seorang provokator yang agak terlambat lari dari Jal tol dan dibanjiri Aremania yang penuh dengan marah atas serangan itu.  Soalnya Sidoarjo begitu dekat Surabaya bahwa musuh Aremania Bonek bisa muncul dengan mudah.  Di samping itu Sidoarjo milik bonek sendiri juga.  Yaitu bukan para suporter GPD Deltamania tetapi oknum suporter yang iri pada Aremania jadi berkumpul sama Bonek Surabaya untuk mengahalangi Aremania.  Sayangnya meskipun upaya polisi, ada korban Aremania tetapi setelah itu perjalanan rombongan ke Gresik diteruskan.  Di Gresik Aremania dapat ucapan ‘Selamat datang’ dari Ultras para suporter Petrokimia Putra.  Aremania masuk stadion dengan rukun dan mulai sorak-sorai:

                        Aremania…Singo Edan
                        Sore ini…kamu harus menang
                        Lebas lawanmu…Korban semangatmu
                        Di kandang Kebo…Aremania mendukungmu

Kebo Giras adalah simbol suporter Gresik.  Atraksi suporter Arema dengan suporter Petro luar biasa.  Sebelum pertandingan Aremania bernyanyi dengan semangat.  Pada saat sudah jelas bahwa Petro menang, semangat Aremania turun namun masih sportif dan tidak membuat kericuhan.  Sayangnya pada waktu pulang ke kota Malang bahwa mereka dilempari lagi okum provokator di Sidoarjo.  Mereka telah kecewa atas kekalah 3-0 apalagi karena serangan kedua itu.